Salin Artikel

3 Hari Jelang Imlek, Kawasan Pecinan Kota Cirebon Dipercantik

CIREBON, KOMPAS.com - Sejumlah jalan di kawasan Kampung Pecinan, Kota Cirebon, Jawa Barat, kian cantik, pada Rabu pagi (18/1/2023).

Warga sekitar memasang lampion yang menghiasi langit-langit serta beberapa penambah hiasan lainnya. Warga Tionghoa bersiap menyambut Perayaan Imlek tahun 2023 yang akan berlangsung tiga hari lagi, dengan penuh suka cita, pasca-pencabutan PPKM akhir 2022.

Kompas.com menyusuri Jalan Winaon Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, pada Rabu pagi (18/1/2023).

Jalan yang menghubungkan kawasan Karanggetas dengan Pasar Kanoman kian cantik. Lebih dari 100 lampion terpasang tepat di depan Wihara Pemancar Keselamatan.

"Ya. Kami dapat informasi, pemasangan lampion di depan Wihara Pemancar Keselamatan dipasang tadi malam. Warga sekitar kerja sama untuk memasang sekitar 200 buah lampion. Begitu juga di depan Wihara Welas Asih, yang sudah dipasang dengan jumlah yang sama," kata Richard Dharma Pekasa, saat dihubungi Kompas.com, Rabu petang (18/1/2023).

Dia juga berharap Kampung Pecinan Kota Cirebon yang berada tak jauh dari kawasan Kota Tua Cirebon kian berkembang.

Pasalnya, keberadaan Kampung Pecinan memiliki sejarah yang kuat terhadap Peradaban Cirebon pada masa silam.

Agus Sukmanjaya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Kota Cirebon menyampaikan, kawasan Kampung Pecinan menjadi satu dari delapan kampung yang sedang dikembangkan menjadi destinasi kampung wisata di Kota Cirebon.

Kampung Pecinan memiliki sejarah panjang yang harus dilestarikan demi khazanah peradaban Cirebon.

"Kawasan Pecinan termasuk ke dalam prioritas pengembangan kawasan wisata Kota Cirebon. Makanya tahun ini, kita gencar melakukan sosialisasi dan kolaborasi dengan Komunitas Etnis Tionghoa," kata Agus. 

Agus Sukmanjaya mencoba menyebut 8 kawasan pengembangan Kampung Wisata di Kota Cirebon antara lain:

1. Kampung Wisata Religi Benda Kerep, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.

2. Kampung Edukasi Lingkungan Pro Iklim Kecamatan Harjamukti.

3. Kampung Wisata Seni Budaya, di kawasan RW 10 Kanoman Utara.

4. Kampung Wisata Kampung Adat Mandalangan, RW 11 Mandalangan.

5. Kampung Wisata Batik Kriyan.

6. Kampung Wisata Bahari Panjunan.

7. Kampung Wisata Pecinan Lemahwungkuk.

8. Kampung Wisata Arab Panjunan.

Dari 8 kampung wisata tersebut, 5 kawasan sudah memiliki SK, sementara 3 lainnya belum, termasuk Kampung Pecinan.

Berdasarkan keterangan, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah mengajukan kawasan Kampung Pecinan dan Kampung Arab sebagai kampung wisata kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada 2020 lalu.

Rencana tersebut sudah memiliki Detail Engineering Desain (DED), namun terhenti akibat refocusing anggaran.

Pemda Kota Cirebon sendiri akan menerapkan konsep kampung wisata berbasis budaya dan sejarah di kawasan Pecinan untuk menyokong wisata Kota Tua yang meliputi kawasan BAT dan juga Taman Pedati Gede yang baru diresmikan beberapa waktu lalu.

Harapannya, ini menjadi magnet wisatawan dan wisatawan dapat berkeliling lebih jauh di kawasan ini.

https://bandung.kompas.com/read/2023/01/18/210233278/3-hari-jelang-imlek-kawasan-pecinan-kota-cirebon-dipercantik

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com