Salin Artikel

Bertahun-Tahun Dibiarkan Rusak sampai Makan Korban, Jalan di Bandung Barat Jadi "Kolam"

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Sebuah kubangan air berdiameter 3 meter muncul menutup Jalan Kampung Cisarongge, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB) Jawa Barat.

Kubangan air itu muncul setelah hujan deras mengguyur jalan yang rusak parah di Jalan Cisarongge kemarin.

Akibatnya, lubang-lubang bekas jalan rusak di sepanjang jalan itu tergenang air hingga menyerupai sebuah kolam.

"Tadi pagi ada anak sekolah yang mengalami kecelakaan di sini. Kasihan padahal udah pakai seragam terus jatuh ke air. Mungkin karena jalan rusaknya tergenang air jadi gak kelihatan kedalamannya," kata Yanti (52) warga sekitar yang menyaksikan peristiwa tersebut, Kamis (19/1/2023).

Menurut Yanti, kecelakaan serupa seringkali terjadi di lokasi tersebut. Penyebabnya karena jalan rusak yang tak kunjung diperbaiki oleh Pemerintah Daerah.

"Yang celaka sudah sering banget, Mas. Bahkan ada pengendara yang berantem karena kecipratan kubangan air," kata Yanti.

Aduan mengenai jalan rusak sudah berkali-kali diajukan untuk diperbaiki. Namun keluhan itu tak mendapat respons serius dari Pemkab Bandung Barat.

"Malah jalan yang di berada di Desa Citapen yang dibenerin. Padahal ini satu jalur dengan status jalan yang sama. Apa karena di sana ada anggota DPRD jadi hanya sebelah sana saja yang diperbaiki?" sebut Yanti.

Sementara itu, Ketua RT setempat, Heri Riswanto mengatakan, kerusakan jalan ini sudah berlangsung bertahun-tahun.

Kerusakan jalan diperparah sejak dijadikan jalan alternatif saat pembangunan Jalan Raya Cihampelas-Cilangari berlangsung tahun lalu.

"Setelah jalan selesai, dibiarkan saja rusak. Selama jalan rusak warga secara swadaya gotong royong mengurug lubang jalan dengan barangkal," kata Heri.

Dihubungi terpisah, Kepala Desa Mekarmukti, Andriawan mengatakan, warga berkali-kali mengeluhkan jalan rusak ke perintah desa, namun pemerintah desa lagi-lagi tak memiliki wewenang untuk memperbaiki.

"Karena status jalannya memang jalan kabupaten. Dijanjikan tahun ini akan diperbaiki menggunakan dana aspirasi. Sekarang sedang proses diajukan untuk perbaikan," ujar Andriawan.

Menurutnya, kerusakan jalan di Jalan Cisarongge itu sudah dibiarkan bertahun-tahun. Setiap tahunnya kerusakan bertambah parah terlebih saat digunakan menjadi jalan alternatif selama perbaikan jalan raya Cihampelas.

"Sejak kapan kerusakannya saya tidak tahu pasti, tapi selama tiga tahun saya menjabat belum pernah ada perbaikan. Penyebab jalan rusak puncaknya waktu jalan utama diperbaiki, jalan tersebut jadi jalan utama sehingga membuat rusak," ucapnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/01/19/191336178/bertahun-tahun-dibiarkan-rusak-sampai-makan-korban-jalan-di-bandung-barat

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com