Salin Artikel

Wowon Si Pembunuh Berantai Diusir Warga Desa Saat Pulang ke Cianjur 2 Hari Usai Bunuh Keluarganya di Bekasi

Wowon sempat pulang ke rumah kontrakannya di Kampung Pasir Loa, Desa Mekarwangi, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Sabtu (14/1/2023). Adapun pembunuhan di Bekasi terjadi pada Kamis (12/1/2022).

Mega Mulyati (35), warga setempat mengatakan, warga mengusirnya karena takut disangka menyembunyikan keberadaan sang pembunuh.

Saat itu warga desa telah mengetahui bahwa keluarga Wowon yang ada di Bekasi tewas dan Wowon belum diketahui keberadaannya. 

"Wowon sempat pulang ke kontrakannya di Kampung Pasir Loa, Mekarwangi, Ciranjang, setelah ramai pemberitaan terkait tewasnya istri dan ketiga anaknya di Bekasi," katanya, dikutip dari Tribun Jabar.

Berprofesi dalang

Mega mengatakan, di lingkungan sekitar, warga lebih mengenal sosok Wowon dengan nama Deden yang berprofesi sebagai dalang dan diketahui sebagai pribadi yang tidak bergaul dengan lingkungan.

"Masyarakat lebih mengenalnya dengan nama Deden, bukan Wowon. Deden mengaku sebagai dalang wayang golek," katanya.

Mega menyebutkan, selama menempati rumah kontrakan di lingkungan itu, Wowon dan istrinya yang juga dibunuh, Ai Maemunah, kerap meminjam uang ke tetangga dan ke rentenir.

"Memang sering pinjam uang untuk sekedar makan sehari-hari karena suami almarhumah yang berprofesi sebagai dalang wayang golek penghasilannya mungkin tidak menentu," jelasnya.

Mega mengungkapkan, sebelum pergi ke Bekasi, Ai Maemunah sempat menitipkan anak perempuannya, S (13) yang diketahui sebelumnya tinggal di Bandung.

"Jadi S ini bukan tinggal di Bandung, tapi di sini dan dititipkan ke saya. Dari keterangan S, sebelum pergi bapak tirinya itu pergi sempat meminta korban untuk tidak membawa handphone dan menyampaikan akan melanjutkan hidup di Surabaya," katanya.

Sebelumnya diberitakan, lima orang yang terdiri dari satu keluarga di Bekasi, ditemukan tergeletak lemas karena diracun, Kamis (12/1/2023).

Dari jumlah korban tersebut, tiga orang meninggal dunia.

Polisi kemudian menangkap dan menetapkan tiga orang tersangka pembunuhan yaitu Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Dulah, dan Muhammad Dede Solehudin.

Pelaku masih memiliki hubungan kekerabatan dengan para korban. 

Dari penelusuran, ternyata masih ada enam korban lainnya yang dibunuh tiga pelaku.

Mayat para korban ditemukan di Cianjur dan Garut.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul: 2 Hari setelah Penemuan Satu Keluarga Keracunan, Wowon Ternyata Sempat Pulang ke Cianjur

https://bandung.kompas.com/read/2023/01/20/151105078/wowon-si-pembunuh-berantai-diusir-warga-desa-saat-pulang-ke-cianjur-2-hari

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com