Salin Artikel

Anies Baswedan Hadiri Acara Jalan Sehat Nasdem Jabar di Stadion Jalak Harupat, Sempat Terjadi Penolakan

BANDUNG, KOMPAS.com - Calon Presiden yang diusung Partai Nasdem Anies Baswedan  disambut meriah oleh ribuan masyarakat Kabupaten Bandung, saat menghadiri kegiatan Jalan Sehat yang digelar Partai Nasdem Jawa Barat di Stadion Jalak Harupat pada Minggu (22/1/2023).

Pantauan Kompas com, begitu turun dari kendaraannya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu langsung disambut relawan dan masyarakat umum.

Anies datang pukul 08.00 WIB dan langsung menuju lapangan panahan yang berada tepat di depan Lapangan Stadion Jalak Harupat.

Relawan hingga masyarakat umum rela berdesakan hanya untuk bersalaman dengan Anies Baswedan.

Meski dalam kondisi yang berdesakan, Anies Baswedan tetap melambaikan tangan dan mencoba menyalami satu per satu sambutan warga.

Kondisi tersebut, berlangsung hingga Anies Baswedan menaiki panggung utama.

Teriakan "presiden" hingga nama Anies Baswedan terus dikumandangkan oleh masyarakat yang ikut memeriahkan acara Jalan Sehat itu.

Sempat terjadi penolakan

Sementara di luar Stadion Si Jalak Harupat, puluhan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Kabupaten Bandung (AMKAB) menggelar aksi penolakan kedatangan Anies Baswedan.

Koordinator Aksi, Abie mengatakan kedatangannya ke acara tersebut bukan untuk menggagalkan kegiatan tersebut.

Namun, kata dia, kedatangannya untuk menyampaikan aspirasi masyarakat Kabupaten Bandung.

"Ini adalah acara spontan dari kita. Kita mewakili aspirasi dari Aliansi Masyarakat Kabupaten Bandung," katanya ditemui, Minggu (22/1/2023).

Menurutnya, kedatangan calon presiden 2024 itu tidak sesuai dengan tema yang dicanangkan.

Dari banner, pamflet hingga postingan sosial media, kata dia, acara tersebut merupakan kegiatan olahraga dengan masyarakat.

Namun, pada kenyataannya, lanjut dia, kegiatan tersebut, sarat akan kampanye. Ia menyebut, banyak atribut yang membuktikan hal itu.

"Kita tahu acara event yang diadakan Anies Baswedan ini kan event jalan sehat. Tapi kita lihat banyak hal-hal yang sudah mengarah terutama atribut partai yang sudah mengarah ke kampanye," jelasnya.

Menurutnya, saat ini masyarakat Kabupaten Bandung menginginkan kondisi yang kondusif terkait penyelenggaraan Pemilu 2024 nanti.

"Event ini adalah event yang bagi kita masyarakat Kabupaten Bandung menginginkan situasi untuk ke depannya kondusif, terutama saat pemilu," jelasnya.

Ia meminta pihak Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Bandung untuk turun tangan dan mengkontrol kondisi di lapangan.

"Apakah ini bisa dikategorikan penyalahgunaan atau curi start. Kami juga akan koordinasi dengan pihak Bawaslu terkait permasalahan ini. Kalaupun ternyata ini acara murni jalan kaki yang baik, kita sangat support. Kita juga terima kasih sama Pak Anies. Tapi kalau ini ternyata hanya akan dijadikan jalan rencana beliau ke depan, nah ini kami sebagai aliansi yang tidak setuju," terang dia.

Atribut kampanye

Alasan Abie memprotes kegiatan itu bukan tanpa alasan. Sejak pagi tadi, kata dia, masyarakat yang berdatangan untuk mendatangi kegiatan itu rata-rata lengkap dengan atribut pemilu.

Bahkan, lanjut dia, tak sedikit masyarakat yang mengenakan pakaian nama-nama orang yang akan mencalonkan diri di panggung legislatif.

"Kita tidak bisa menyatakan ini overlap atau tidak, baru kita melihat tadi ada beberapa kegiatan ini yang memakai baju atribut yang seharusnya bukan saatnya dipakai sekarang. Kalau ini event-nya jalan santai, ya jalan santai aja. Karena kita tadi melihat ada poster Anies juga, ada dari Bapak Rajiv juga," jelasnya.

Abie menuturkan, jika acara ini dianggap curi start, ia berharap pihak Bawaslu pusat atau Kabupaten Bandung untuk mengontrol hal itu.

"Makanya kita anggap ini sudah curi start. Kita akan coba konfirmasi itu ke Bawaslu, untuk bisa melakukan monitoring," ujar dia.

Ia berharap ajang Pemilu 2024 mendatang bisa melahirkan pemimpin yang fair dalam mengambil kebijakan.

Menurutnya, pribadi yang fair atau adil tersebut bisa tercermin dari tindak tanduknya ketika berkampanye.

Selain itu, sambung dia, Bawaslu sudah mengeluarkan aturan dan tanggal kampanye yakni 28 November 2023 mendatang.

"Kita dari masyarakat ini menginginkan punya pemimpin ini yang fair. Fair itu yang dimulai dari awalnya sudah prosesnya benar, pasti ke depannya benar. Kita dari aliansi masyarakat Kabupaten Bandung menginginkan proses Pemilu di 2024 ini berjalan sesuai prosedur," tambahnya.

"Kalau kita lihat diaturannya dari Bawaslu 28 November 2023 akan dimulai kampanye. Nah seharusnya dia bisa menjalankan diwaktu di sana. Jangan takut kehilangan suara atau apa lah. Kita pun dari masyarakat sudah cerdas lah, mana yang pantas pemimpin yang akan kita pilih," sambung dia.

https://bandung.kompas.com/read/2023/01/22/103554178/anies-baswedan-hadiri-acara-jalan-sehat-nasdem-jabar-di-stadion-jalak

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com