Salin Artikel

Mereka yang Meregang Nyawa dalam Pembunuhan Berantai Cianjur Bekasi

KOMPAS.com – Polisi telah menetapkan tiga orang tersangka dalam kasus pembunuhan berantai yang menghabisi sembilan nyawa korban.

Tiga tersangka tersebut yakni Wowon alias Aki (60), Solihin alias Duloh (63) dan Dede (35).

Dalam melancarkan aksinya, komplotan ini membunuh para korbannya dengan cara diracun, dicekik, dikubur dan didorong ke laut.

Bahkan, tujuh dari sembilan korban pembunuhan berantai Cianjur-Bekasi ini masih memiliki ikatan keluarga dengan salah satu tersangka.

Korban keluarga

Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan, ada dua anak kandung tersangka yang menjadi korban.

Namun, salah satu korban inisial NA (5) selamat dari percobaan pembunuhan.

Sementara, satu anak balita usia 2 tahun meninggal dunia.

Korban diracun dengan minuman yang telah dicampur racun tikus dan pestisida.

"Satu korban anak balita 2 tahun dikuburnya di sini. Anak kandung dari tersangka Wowon. ibunya meninggal, dibunuh, anaknya juga dibunuh, yang satu lagi selamat atas nama NA," kata Hengki saat mendatangi lokasi temuan jenazah korban di Cianjur, Jumat (20/1/2023).

Selain menyasar anak kandung, ada dua anak sambung Wowon dari istrinya, Ai juga turut dihabisi, yakni RAM (23) dan MR (17).

Keduanya meregang nyawa bersama ibunya setelah diracuni di rumah kontrakan di Bantargebang, Kota Bekasi beberapa waktu lalu.

Jejak berdarah komplotan serial killer ini tak sampai di situ.

Sebelumnya juga telah menghabisi Halimah dan Wiwin, dua istri Wowon lainnya, termasuk Noneng, ibu mertua tersangka dari korban Wiwin.

Jenazah Wiwin dan Noneng ditemukan terkubur dalam satu lubang di pekarangan rumah tersangka Solihin alias Duloh yang berjarak tak jauh dari rumah Wowon.

Korban TKW

Sementara itu, di luar ikatan keluarga ada dua orang tenaga kerja wanita (TKW) turut menjadi korban pembunuhan berantai.

Korban bernama Siti dan Farida dibunuh saat menagih janji kepada tersangka yang mengaku bisa melipatgandakan uang mereka.

Dia menuturkan, menguasai harta korban menjadi salah satu motif kejahatan para tersangka dari motif lainnya yang masih didalami penyidik dalam pemeriksaan.

Sejauh ini, komplotan serial killer ini telah menghimpun dana dari para korban sebesar Rp 1 miliar.

"Tersangka Dede yang mengompulir dana-dana ini, yang disetorkan dari para korbannya yang merupakan TKW,” ujar dia.

Polisi masih menelusuri dan mendeteksi kemungkinan korban lain dalam hal pengiriman uang tersebut.

“Aliran dana masih kami dalami. Keterangan tersangka kurang lebih Rp 1 miliar,” kata Hengki.

Korban Farida telah ditemukan jenazahnya terkubur di dalam rumah di Kampung, Kecamatan Ciranjang, Cianjur, Kamis (19/1/2023).

Sementara korban Siti dibunuh dengan cara didorong ke laut dan keberadaan jenazahnya tengah dalam pengungkapan pihak kepolisian.

Berkaca pada kasus ini, pihaknya meminta masyarakat tidak mudah terjebak dengan pola-pola kejahatan atau modus operandi seperti yang dijalankan tersangka.

“Seolah bisa meningkatkan dananya dengan janji-janji tertentu, bisa bertambah, jadi rumah besar, dan lainnya. Ternyata bukan hanya harta yang hilang, bahkan juga nyawa,” tegas dia.

Hukuman mati

Menurut Hengki, komplotan pembunuh berantai ini telah merencanakan semua aksi pembunuhannya.

Hal ini tergambar dari sejumlah persiapan yang dilakukan sebelum menghabisi para korban.

Para tersangka bahkan telah membuat lubang yang diduga disiapkan untuk mengubur calon korban berikutnya.

“Seperti yang di belakang ini (rumah Wowon), ada disiapkan lubang baru. Kami akan dalami,” kata Hengki.

Tak hanya itu, para tersangka juga sempat membuat lubang yang sama di rumah kontrakan di Bantargebang, Bekasi.

“Ini artinya sudah direncanakan. Ancamannnya bisa sampai hukuman mati," imbuhnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Cianjur, Firman Taufiqurrahman | Editor Khairina, Robertus Belarminus)

https://bandung.kompas.com/read/2023/01/22/223525078/mereka-yang-meregang-nyawa-dalam-pembunuhan-berantai-cianjur-bekasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke