Salin Artikel

Banjir Rendam Permukiman dan Tutup Akses ke Jalur Pantura di Cirebon

Banjir merendam sebagian permukiman rumah warga, dan juga akses jalan yang menghubungkan antar desa, antar kecamatan, menuju jalur utama pantura.

Pantauan Kompas.com di lokasi, sejumlah warga di Jalan Raya Klangenan–Panguragan terhenti.

Mereka yang berasal dari dua arah, tidak dapat melintas lantaran jalanan tertutup banjir.

Di titik ini, banjir menutup akses jalan sepanjang sekitar satu kilometer. Ketinggian permukaan air mencapai sekitar 30 hingga 50 sentimeter.

Beberapa sepeda motor milik warga yang memaksa menerobos banjir, akhirnya mogok.

Rasmin, warga Kabupaten Indramayu, yang memaksa menerobos akhirnya mogok.

Dia terpaksa melalui jalan ini karena beberapa jalan lainya juga tertutup banjir. Dia ingin ke Cirebon menuju RSUD Arjawinangun, untuk membawa saudaranya yang sakit.

“Enggak bisa jalan. Lewat sana, Arjawinangun macet, banjir. Lewat Panguragan banjir, terpaksa lewat jalan ini, nanti keluar di Pantura Klangenan, tapi banjir juga. Mau berobat ke Rumah Sakit Arjawinangun,” kata Rasmin menunjukkan motornya yang mogok.

Banjir di titik ini diduga disebabkan meluapnya sungai besar yang membanjiri sawah lalu ke jalan. Debit air yang tinggi juga membuat air limpas ke permukaan hingga menggenangi jalan.

Tidak hanya di titik ini, Kompas.com juga melihat banjir masih merendam sejumlah permukiman warga di Desa Slangit, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon.


Banjir juga disebabkan meningkatnya debit air dari sungai besar di sekitar.

Wasnadi, salah satu warga Desa Slangit menyebutkan, hujan deras mengguyur wilayahnya sepanjang Senin malam hingga Selasa dini hari.

Tiba-tiba air naik ke jalan dan mulai masuk ke permukiman warga pada Selasa dini hari.

“Hujan deras. Lama. Beberapa jam tidak reda-reda. Tiba-tiba Senin malam banjir dulu di jalanan. Terus habis itu langsung masuk ke rumah saya. Saya ukur pakai penggaris sekitar 30 sentimeter,” kata Wasnadi saat ditemui Kompas.com di rumahnya.

Air yang masuk rumah setinggi 30 sentimeter, sedangkan di jalanan mencapai sekitar 50 sentimeter.

Sejumlah barang dan perabot untuk membuat kerajinan tangan, hilang karena terbawa arus air.

Alex Suheriyawan, Kepala BPBD Kabupaten Cirebon, menyampaikan, banjir merendam sejumlah akses antardesa di beberapa kecamatan.

Alex menyebutkan, intensitas hujan sedang tinggi sejak beberapa hari lalu. Ini mengakibatkan beberapa sungai tidak dapat menampung hingga limpas ke sawah, jalan, dan permukiman warga.

“Iya benar. Banjir sudah terjadi sejak kemarin. Penyebabnya intensitas hujan sangat tinggi. Tim sudah di lapangan sejak awal kejadian banjir, hingga saat ini masih dilakukan pendataan,” kata Alex saat dihubungi Kompas.com, Selasa siang.

Hingga Selasa siang, sejumlah Petugas BPBD disebar ke beberapa titik yang berada di bagian Cirebon Barat, Tengah, dan Utara untuk meninjau musibah banjir.

https://bandung.kompas.com/read/2023/01/24/124537578/banjir-rendam-permukiman-dan-tutup-akses-ke-jalur-pantura-di-cirebon

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke