Salin Artikel

Tepergok Curi Gas Melon, 2 Pria di Bandung Barat Bonyok Dihajar Warga

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Dua orang pria babak belur dihajar warga setelah tepergok mencuri gas melon di sebuah warung kelontong di Kampung Gandok RT 01/01 Desa Cikadu, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.

Dua pria bernasib sial itu diketahui berinisial H alias Gocim (25) seorang pengangguran dan MI alias Keling (35) seorang residivis jambret yang baru 8 bulan lalu keluar penjara. Kedua pria itu diketahui warga asal Desa Bongas, Kecamatan Cililin, Bandung Barat.

Kapolsek Sindangkerta, AKP Yogaswara mengatakan, aksi pencurian gas 3 kilogram sebanyak 3 buah itu terjadi pada Senin (23/1/2023) malam.

"Dua pelaku ini tertangkap oleh warga. Mereka ditangkap setelah dilakukan pengejaran oleh warga ketika dipergoki warga saat pelaku diduga melakukan pencurian tabung gas 3 kilogram," ujar Yogaswara saat dihubungi, Selasa (24/1/2023).

Kedua pelaku itu menjalankan aksinya pada waktu malam selepas adzan Maghrib, mereka beroperasi dengan menyasar warung kelontong milik warga di perkampungan.

"Sekitar pukul 19.00 WIB mereka melakukan pencurian tabung gas 3 kilo sebanyak 1 buah di warung wilayah Cikadu. Kemudian kembali melakukan pencurian tabung gas yang sama sebanyak 2 buah di warung wilayah Cicangkanggirang," kata Yogaswara.

Warga yang mengetahui ciri-ciri pelaku dan sempat memergoki aksi pencurian kemudian bersiap-siap mengadang para pelaku.

"Pada saat melintas kembali di wilayah Gandok, pelaku langsung dikejar oleh warga hingga ke wilayah Kampung Dengkeng, Cililin. Kemudian pelaku dibawa oleh warga ke Kampung Gandok RT 01/01 Desa Cikadu, Kecamatan Sindangkerta," paparnya.

Warga yang tak kuat menahan kesal atas ulah kedua pria itu akhirnya melayangkan bogem beberapa kali ke bagian wajah dan tubuh kedua pelaku.

"Kedua pelaku mengalami luka-luka. Gocim mengalami luka robek di bagian kepala belakang, luka robek di bagian pelipis sebelah kanan dan luka di bagian mulut," ucap Yogaswara.

"Sementara Keling mengalami luka memar di wajah dan sobek di bagian kepala, telinga bagian kiri dan pelipis kanan. Keling sempat pingsan di TKP," tambahnya.

Keduanya langsung dibawa ke RSUD Cililin untuk mendapat penanganan medis. Keling yang tak sadarkan diri setelah dihajar massa, kemudian dirujuk ke RS Sartika Asih untuk dilakukan penanganan serius, sementara Gocim cukup mendapat pengobatan di RSUD Cililin.

"Saat ini keduanya sudah membaik. Barang bukti kejahatan berupa motor matik dan 3 buah tabung gas melon diamankan," tutur Yogaswara.

https://bandung.kompas.com/read/2023/01/24/180638278/tepergok-curi-gas-melon-2-pria-di-bandung-barat-bonyok-dihajar-warga

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com