Salin Artikel

Makam Halimah Korban Wowon dkk Dibongkar, Jenazah Dibawa ke RS Polri

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Jenazah Halimah, korban pembunuhan berantai Wowon Erawan alias Aki (60) dan Solihin alias Duloh (53), akhirnya dibawa ke RS Polri Jakarta Timur.

Tim dari kepolisian daerah (Polda) Metro Jaya melaksanakan ekshumasi atau pembongkaran makam Halimah di TPU Islam, Kampung Saar Mutiara RT 03 RW 07 Desa Karangtanjung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, pada Rabu (25/1/2023).

Proses pengangkatan jenazah di makam Halimah berlangsung sekitar 1,5 jam. Polisi didampingi keluarga Halimah mulai membongkar makam sejak pukul 11.00 WIB dan selesai pukul 12.30 WIB.

"Hari ini kegiatan kami adalah membongkar jenazah almarhum Halimah, yang diduga menjadi salah satu korban, tapi masih dalam penyelidikan," ungkap Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga saat ditemui di TPU usai pembongkaran makam.

Indra mengatakan, jenazah almarhumah Halimah akan dibawa ke RS Polri untuk diotopsi. Hasil otopsi ini nanti akan menjadi petunjuk dalam pengungkapan kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Wowon dkk.

"Jenazah ditemukan di TPU ini, terus sementara jenazah akan kami bawa ke Jakarta, ke RS Polri akan diperiksa oleh tim forensik RS Polri, RSCM, dan dari UI," kata Indra.

Saat pembongkaran makam, Indra mengungkapkan kondisi kain kafan jenazah almarhumah Halimah masih utuh. Tim dari kepolisian hanya mengangkat dan akan dibuka di RS Polri.

"Untuk kain kafan masih utuh, kami belum membuka nanti kita akan buka di Jakarta," paparnya.

Ekshumasi yang dilakukan di Cililin merupakan pembongkaran makam kali kedua setelah sebelumnya polisi membongkar makam korban atas nama Siti di TPU Kampung Rancabadak, Kecamatan Pakenjeng, Garut, kemarin.

"Jadi jenazah yang akan diperiksa di Jakarta ada dua jenazah dari Garut yaitu almarhum Siti dan Halimah," sebut Indra.

Selain melaksanakan ekshumasi, Polda Metro Jaya juga memintai keterangan dari keluarga pihak keluarga terkait kondisi Halimah pada saat korban meninggal dunia.

Polisi juga akan mengambil tes DNA dari pihak keluarga sebagai pembanding, hal itu dilakukan untuk memastikan bahwa jenazah tersebut memang korban dari kekejaman Wowon dkk.

"Tes DNA juga. Keluarga sedang diambil tes DNA-nya," ujar Indra.

https://bandung.kompas.com/read/2023/01/25/143408978/makam-halimah-korban-wowon-dkk-dibongkar-jenazah-dibawa-ke-rs-polri

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com