Salin Artikel

Mangkrak karena Pandemi, Pembangunan 3 RSUD di Tasikmalaya Butuh Bantuan Pusat dan Provinsi

Ketiganya adalah Gedung Poliklinik RSUD Soekardjo Tasikmalaya, RSUD Type D Purbaratu serta RSUD Dewi Sartika yang anggarannya bertahap sejak 2020.

"Harus diluruskan, bukan mangkrak, kita bagi dua dulu, RSUD Purbaratu dan Dewi Sartika yang sedang proses pembangunan sejak 2020. Tolong supaya tidak gagal paham semua. Kedua RS itu waktu itu bukan berarti terhenti, tapi karena proses pembangunan bertahap mulai tahun 2020. Terhambat akibat Pandemi Covid-19," jelas Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat kepada wartawan, Rabu (25/1/2023).

Uus menambahkan, saat itu dengan anggaran yang ada pembangunanya terus dikejar walau belum sampai 100 persen.

Saat pendemi menimpa, lanjut Uus, melalui keputusan wali kota saat itu kedua bangunan itu dijadikan tempat isolasi tersentralistik.

"Pada tahun 2020 sampai 2022 kemarin sempat digunakan untuk pasein covid atau isolasi tersentralistik sesuai SK Wali Kota-nya. Itu berjalan sampai tahun 2022. Baru pendami dihentikan sesuai dengan pemerintah pusat pencabutan PPKM akan dilanjutkan lagi tahun ini," tambah Uus.

Saat ini Dinkes Kota Tasikmalaya pun akan melanjutkan pembangunan RSUD Dewi Sartika Kawalu, Kota Tasikmalaya, dengan anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 4 miliar lebih.

Dalam prosesnya, Dinas Kesehatan Tasikmalaya akan terus berupaya meminta bantuan Pemprov Jabar dan Pemerintah Pusat.

"Alhamdulillah tahun 2023 setelah kasus covid menurun, Insyaalloh pembangunan dewi sartika akan dilanjutkan. Walaupun belum 100 persen, minimal bisa memenuhi syarat menjadi RSUD type D. Karena harus ada struktur organisasi dan lainnya usai jadi isolasi tersentralistik. Purbaratu membangun itu bukan hanya fisik, admisnitrasi dan lainnya usai dimanfaatkan sama. Jelas yah tidak mangkrak begitu saja," tambahnya.


Sementara itu, Anggota Komisi V DPRD Jawa Barat Yod Mintaraga, mengaku sangat miris dengan proses pembangunan Ruangan Poliklinik dan Modular Operating Theatre (MOT) ruangan operasi RSUD Soekardjo Tasikmalaya pada tahun 2021 mangkrak sampai saat ini.

Akibatnya pelayanan masyarakat terganggu karena anggaran yang dibutuhkan total Rp 70 miliar harus terpotong akibat Pandemi Covid-19 menjadi Rp 13 miliar dari APBD Provinsi Jawa Barat.

Saat ini kondisi proyek ruangan rumah sakit ini yang hanya terbangun rangka betonnya saja sampai sekarang.

"Padahal kesehatan merupakan kebutuhan masyarakat yang harus dilayani pemerintah, terutama daerah Kota Tasikmalaya. Karena ini RSUD Soekardjo milik Pemkot Tasikmalaya," jelas Yod kepada Kompas.com di RSUD Kota Tasikmalaya, Rabu siang.

Yod pun memeriksa langsung proses pembangunan ruangan operasi dengan anggaran Rp 13 miliar bantuan provinsi (Banprov) Jabar pada 2021 yang hanya terlihat rangka betonnya saja.

Karena itu, Pemkot Tasikmalaya harus segera mengusulkan kembali kekurangan anggaran pembangunan ini ke Pemprov Jawa Barat supaya bisa terealisasi pada tahun 2024 mendatang.

"Saya pun mendorong Pemprov Jawa Barat segera mengalokasikan kembali anggaran untuk kelanjutan pembangunan ini untuk tahun 2024 nanti," tambah Yod.

Selain meminta bantuan Pemprov Jawa Barat, Yod pun berharap Penjabat (Pj) Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah mengusulkan pula bantuan anggaran dari pemerintah pusat.

Tujuannya, proses pembangunan ruangan operasi dengan peralatan canggih nantinya akan cepat selesai dan bisa dipergunakan untuk melayani kesehatan masyarakat.

"Selain diupayakan ke Pemprov Jabar dan Pusat, Pemkot Tasikmalaya pun supaya bisa mengalokasikan anggaran buat penyelesaian pembangunan ruangan rumah sakit yang sangat vital ini," tambah Yod.

https://bandung.kompas.com/read/2023/01/25/150124878/mangkrak-karena-pandemi-pembangunan-3-rsud-di-tasikmalaya-butuh-bantuan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke