Salin Artikel

Konsep Pernikahan Unik, 10 Pengantin Pria Diangkut Mobil Tahanan, Diborgol dan Dikawal "Petugas Bersenjata"

Hal ini karena pernikahan massal tersebut memiliki konsep yang unik, di mana calon pengantin harus menjalani sejumlah rangkaian kegiatan dengan konsep tahanan.

Awalnya, 10 pengantin laki-laki tiba di halaman masjid pesantren pada Senin pagi.

Mereka diangkut dengan minibus berwarna hitam. Pada minibus itu tertulis "Mobil Tahanan Mertua".

Mobil yang ditumpangi pengantin ini dikawal ketat oleh pasukan "Brimok" dengan "senjata" lengkap serta sirine yang berbunyi layaknya petugas kepolisian yang mengawal mobil tahanan.

Para pengantin diborgol dan mengenakan rompi oranye. Wajah mereka ditutup lalu digiring menuju halaman dikawal para petugas dari Brimok.

Setelah itu panitia acara menyampaikan laporan. Borgol pun dibuka dan diganti dengan jas.

Pengantin laki-laki kemudian memasuki masjid untuk melangsungkan ijab kabul atau akad nikah.

Ketua Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Huda 2 Bayasari, KH Nonop Hanafi menjelaskan, ide pernikahan itu berasal dari pimpinan umum pesantren, yakni KH Agus Malik Annawawi.

Dia menjelaskan, awalnya konsep nikah massal itu merupakan teaterikal kolosal serta salah satu bentuk hiburan bagi para santri.

"Bisa dianggap bagian dari hiburan santri, kreativitas santri," ujar Kiai Nonop saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (26/1/2023).

Pertunjukan teaterikal itu, lanjut dia, disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi akhir-akhir ini.

Tahun lalu, saat masih pandemi Covid-19, ada delapan pengantin yang dijemput dengan ambulans.

Para pengantin pria memakai alat pelindung diri (APD) layaknya petugas kesehatan.

Saat ini, ide yang muncul adalah pengantin dibawa dengan mobil tahanan mertua. Mobilnya dikawal Brimok, alias Brigade Mondok.

"Ini sebagai bentuk kreativitas saja," kata dia.

Agar tak manja

Calon pengantin harus menjalani tahapan tersebut agar tidak manja.

Oleh karenanya, mereka menjalani rangkaian kegiatan dengan diangkut mobil tahanan, diborgol dan memakai rompi tahanan.

"Ada koidah bahwa ketika kejelasan, keterbukaan sesudah kesulitan itu lebih menancap ke dalam hati. Awalnya diborgol lanjut diberi kopiah dan jas. Sara-cara seperti itu lebih menusuk, meyakinkan dalam hati," jelas Kiai Nonop.

Konsep-konsep itu, kata Nonop, semuanya berlandaskan pada kaidah keilmuan yang dipelajari di ponpes.

"Cuma tampilan seperti itu untuk membahagiakan terutama 10 pasangan pengantin. Dan kedua, bentuk teaterikal kolosal yang disaksikan para santri. Hiburan untuk santri," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, 10 pasangan santri melangsungkan pernikahan di masjid Pesantren Miftahul Huda 2 Bayasari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (23/1/2023).

Sebelum melangsungkan pernikahan, merekah mengikuti khitbah atau perjodohan yang dilaksanakan oleh pimpinan ponpes.

Acara khitbah massal ini sempat viral di media sosial. Musababnya, proses perjodohan tampak dilakukan dengan cara diundi atau dikocok.

Pihak pesantren menjelaskan bahwa proses pengundian itu hanya gimmick untuk mencairkan suasana.

https://bandung.kompas.com/read/2023/01/26/091934078/konsep-pernikahan-unik-10-pengantin-pria-diangkut-mobil-tahanan-diborgol-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke