Salin Artikel

Kisah Pilu Kakak Adik Disabilitas Tewas Berpelukan Saat Terjebak Kebakaran di Rumahnya, Warga Sempat Dengar Rintihan

KOMPAS.com - Kakak adik di Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tewas saat terjebak kebakaran di rumahnya di Kampung Pintu Air, Kelurahan Pabuaran, pada Kamis (26/1/2023).

Saat ditemukan oleh warga, kondisi kedua korban dalam posisi berpelukan di ruang tamu rumahnya.

Salah satu warga, Diah, mengatakan, awalnya warga mengira kepulan asap tebal itu berasal dari pembakaran sampah.

Namun, warga kaget ketika mengetahui rumah yang dihuni oleh kakak adik tersebut sudah dilalap si jago merah.

Mendengar rintihan

Bahkan, saat itu dia sempat mendengar suara rintihan dari dalam rumah yang terbakar.

"Pas saya deketin (rumah) ada suara ngerintih kesakitan. Langsung saya panggilin warga baru deh pada madamin apinya terus teriak-teriak minta tolong," kata dia.

Saat itu, warga langsung bergegas memadamkan api dengan alat seadanya serta memecahkan jendela rumah tersebut untuk menolong korban.

Saat diselamatkan, korban masih bernapas, tetapi nyawanya tidak tertolong dalam perjalanan ke rumah sakit.

"Mereka tidur berdua meringkuk gitu di kasur, tapi kondisi korban sudah lengket sama kasur yang terbakar," terang dia.

Terjebak kebakaran

Sementara itu, Kapolsek Bojonggede AKP Dwi Susanto mengatakan, salah satu warga melaporkan kejadian itu kepada ketua RT setempat.

Kemudian, ketua RT langsung bergegas untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.

"Ternyata benar (ada kejadian kebakaran), selanjutnya mencoba melakukan pemadaman dibantu warga," ujar dia.

Setelah api berhasil dipadamkan, terdapat dua orang yang terjebak di dalam rumah tersebut saat api membesar.

Kemudian Ketua RT tersebut melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian.

Setelah berhasil di evakuasi, keduanya sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan.

Namun sayang, nyawa kakak beradik tersebut tak bisa tertolong lagi.

"Korban dibawa ke RS Citama Pabuaran. Pukul 14.00 WIB korban dinyatakan meninggal di RS Citama," ungkap dia.

Penyandang tunawicara

Korban kebakaran MR (23) dan NA (15) ternyata merupakan penyandang tunawicara.

Dwi menyebut, berdasarkan keterangan saksi, kakak adik yang menjadi korban kebakaran tersebut memiliki kebutuhan khusus.

"Kedua korban merupakan penderita disabilitas (tunawicara)," ujar dia.

Kedunya belum sempat menyelamatkan diri saat kobaran api yang begitu besar dan panas melahap tempat tinggalnya.

Korban dinyatakan meninggal dunia karena mengalami luka bakar yang cukup parah.

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Pilunya Kakak Adik di Bogor Tewas Terbakar dalam Kondisi Berpelukan, Korban Penyandang Disabilitas

https://bandung.kompas.com/read/2023/01/28/110509578/kisah-pilu-kakak-adik-disabilitas-tewas-berpelukan-saat-terjebak-kebakaran

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com