Salin Artikel

Mengubah Sampah Jadi Cuan

Sebuah inovasi yang dilakukan Kelurahan Situsaeur bersama warga guna mengurangi produksi sampah serta memperbaiki persoalan lingkungan.

Bank sampah ini beroperasi di bawah bank sampah induk bernama Bank Sampah Bersinar (BSB) di Baleendah, Kabupaten Bandung, serta dukungan dari perusahaan bernama Kibumi, yang berada di Tangerang.

Kedua bank sampah ini berkontribusi dalam mengurangi sampah di Kota Bandung.

Tak sampai di situ, keduanya terus berupaya menularkan sebuah proses kesadaran akan lingkungan dan tak berhenti memberikan edukasi pada masyarakat ihwal pemanfaatan sampah.

Bukan bank namanya jika tak ada profit di dalamnya. Kendati tak seperti bank konvensional, kedua bank sampah itu berhasil membangun kebermanfaatan yang bernilai ekonomis dari sampah.

Rabu (25/1/2023) lalu Kompas.com berkesempatan mengikuti kegiatan dari kedua bank sampah yang berada di Kelurahan Situsaeur tersebut.

Bank Sampah Bebep sendiri merupakan singkatan dari Buru-Buru Milah Sampah, Beberes, Bebenah, Babanda.

Dalam bahasa Indonesia, makna dari arti Bebe yaitu cepat-cepat memilih sampah,  beres-beres, merapikan, dan menabung.

Bank sampah ini berlokasi di Gang Situsaeur Timur 9 RT 07 RW 01, Kelurahan Situsaeur Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung, Jawa Barat.

Nenah Herlina (54) salah seorang Tim Pengelolan Bank Sampah Bebeb mengatakan, awalnya dibentuk proses untuk menyadarkan masyarakat ihwal kebermanfaatan sampah masih sangat kurang.

Tak jarang pengurus atau pengelola Bank Sampah Bebep mesti menjemput bola untuk mengambil sampah-sampah yang dihasilkan oleh masyarakat.

"Proses pertama cukup sulit, kita yang harus jemput ke rumah warga. Tapi warga udah enggak aneh dengan bank sampah, soalnya sebelum yang sekarang, pernah ada juga, cuma vakum dan sekarang dibangun lagi," kata dia ditemui di lokasi.

Setelah dua tahun berdiri, kini nasabah Bank Sampah Bebep sudah mulai mengantarkan sampahnya secara mandiri.

Bank Sampah Bebep beroperasi pada hari Sabtu pukul 09.00 pagi hingga waktu yang tak ditentukan.

Buku tabungan

Seperti hal nya menabung di bank, setiap nasabah Bank Sampah Bebep juga dibekali buku tabungan.

Setiap akhir pekan, tak sedikit warga yang berbondong-bondong untuk menyetorkan sampah-sampah yang dibutuhkan oleh bank sampah induk.

Ada empat jenis sampah yang diterima di Bank Sampah Bebep, yaitu plastik, kertas, beling, dan logam.

Namun, kebanyakan warga yang menjadi nasabah Bank Sampah Bebep menampung sampah berjenis plastik, kresek, kardus, dan duplek.

Harga botol plastik di Bank Sampah Bebep berkisar Rp 3.000 per kilogram, ember gelas plastik Rp 3.500 perkilogram, ember plastik Rp 1.000-Rp 3.000 per kilogram, dan kantong plastik berkisar Rp 300-Rp 1.500 per kilogram.

Sejauh ini, kata Nenah, nasabah Bank Sampah Bebep baru mencapai 76 orang. Artinya, baru 10 persen warga yang terlibat menjadi nasabah Bank Sampah Bebep.

"Meskipun begitu, kami terus berupaya menargetkan yang lebih setiap harinya," ujar dia.

Selama dua tahun tabungan nasabah di Bank Sampah Bebep belum ada yang mencapai Rp 1 juta, meski begitu rata-rata tabungan nasabah sudah bisa dikategorikan baik.

"Ya sekitar Rp 200.000 sampai Rp 400.000 ada. Ini kan menabungnya enggak besar, terus kita bagikan setahun dua kali, tapi lumayan bisa membantu warga untuk kegiatan di rumahnya," tambah dia.

Selain sudah mulai mengantarkan sendiri sampah ke Bank Sampah Bebep, para nasabah juga sudah membiasakan diri untuk mengantre.

Mulanya, sampah yang dibawa warga akan dicek oleh pengelola. Pengecekan, tersebut bertujuan untuk melihat jenis sampah yang dibawa para nasabah.

Setelah itu, nasabah mengantre untuk menimbang sampah yang dibawanya.

Para nasabah meletakan sampah yang dibawanya ke mesin penimbang. Kemudian mereka menyerahkan buku tabungan untuk dicatat jenis sampah yang dibawa beserta harganya.

Usai nasabah mengumpulkan sampah, pengelola tak langsung memilah sampah dari nasabah.

Mereka akan menunggu beberapa jam hingga betul-betul tak ada lagi nasabah yang datang.

"Dari ke 76 itu kan enggak semua datang secara serentak, jadi mesti ditunggu," tambah dia.

Setelah dipastikan tidak ada lagi yang datang, maka proses pemilahan akan dilakukan.

Proses pemilahan cukup sederhana, pengelola hanya tinggal memindahkan sampah yang di bawa oleh warga untuk dimasukan ke satu tempat berbeda sesuai dengan jenis.

Setelah itu, masing-masing jenis sampah di-packing dan disiapkan untuk dijemput oleh armada Bank Sampah Induk.

Hal serupa juga terjadi di Bank Sampah ASRI yang berada di Jalan Kopo, Gang Parasdi Dalam IV RT 02 RW 07 Kelurahan Situsaeur, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat.

Hanya saja bank sampah yang memiliki arti "Ayo Semua Rajin Investasi Sampah (ASRI)" ini  melakukan proses pemilahan dua kali dalam sepekan.

Hal ini dipilih lantaran nasabah di Bank Sampah ASRI cukup tinggi antusiasnya.

Tercatat, Bank Sampah ASRI dalam sebulan bisa mengurangi sampah di lingkungan hingga 500 sampai 800 kilogram.

"Bahkan, kita sempat mencapai 1 ton sampah. Jadi kita enggak pernah dibawa 250 kilogram, selalu di atasnya," ujar Rismayasari (31), Bendahara Bank Sampah  ASRI.

Serupa dengan Bank Sampah Bebep, Bank Sampah ASRI juga melalui proses pemilihan yang tak jauh berbeda.

Mula-mula sampah dibawa oleh warga ke kantor RW 07 untuk ditimbang dan dipilah.

Pun para nasabah memberikan buki tabungan untuk dicatat oleh pengelola sampah apa saja yang dibawa.

Setelah tak ada lagi nasabah yang datang, maka para pengelola akan melakukan proses pemilihan.

"Sekarang sudah hampir 50 persen warga sini jadi nasabah kita, kiranya hampir 70 lebih belum ditambah nasabah lansia dan anak-anak. Kita terus berupaya meningkatkan motivasi warga agar tak berhenti menabung sampah di sini," ujarnya.

Bank Sampah ASRI menerapkan berbagai kriteria jenis sampah yang bisa dijual sesuai dengan kebutuhan Bank Sampah Induk.

Berikut daftar harga sampah yang ditampung Bank Sampah ASRI :

1. PP Mineral Gelas Bersih Rp 4.850 perkilogram

2. PP Ember Warna, Tutup Botol Rp 2.200 perkilogram

3. PP Ember, Tutup Botol Hitam Rp 900 perkilogram

4. Gelas Minuman Putih (Bukan Bening) Rp 2.500 perkilogram

5. PET Botol Bening Bersih Rp 3.700 perkilogram

6. Plastik Kresek Rp 450 perkilogram

7. Plastik Pouch Minyak Rp 450 perkilogram

8. Plastik Keras Bening Rp 3.500 perkilogram

9. Styrofoam bersih Rp 1.600 perkilogram

10. Tutup Air Galon Rp 4.500 perkilogram

11. Galon utuh bersih Rp 4.500 perkilogram

12. CD/DVD/KASET PS Rp 3.600 perkilogram

13. Plastik Bening Campur Rp 1.300 perkilogram

14. Plastik Minuman Campur Rp 1.400 perkilogram

Saat ini, tabungan nasabah di Bank Sampah ASRI ada yang sudah mencapai Rp 1 juta.

53 Ton Sampah Berkurang

Selama 18 bulan atau sejak pertama melaunching bank sampah atau tepatnya pada Maret 2021, sudah ada sembilan unit bank sampah di Kelurahan Situsaeur berhasil menyimpan, menghasilkan, dan memanfaatkan 53 ton sampah.

Bank Sampah Bebep kerap mendapatkan juara 1 di tingkat kelurahan dan kecamatan ihwal penanganan sampah.

Camat Bojongloa Kidul Yudi Hermawan mengatakan, edukasi program bank sampah di Kelurahan Situsaeur sudah berjalan dengan baik.

"Jadi alhamdulilah ini memang merupakan salah satu program prioritas di ke wilayahan Kang Pisman. Kalau secara umum enam kelurahan sudah disosialisasikan, tapi di Kelurahan Situsaeur ini edukasi dan programnya sudah berjalan. Bahkan di sini dari 18 bulan yang lalu sampai sekarang sudah bisa menyimpan, menghasilkan, dan memanfaatkan sampah sebanyak 53 ton," ungkap Yudi.

Yudi menyebut, jika diasumsikan selama 18 bulan Kelurahan Situsaeur berhasil menyimpan, menghasilkan, dan memanfaatkan sampah sebanyak 53 ton, maka setiap bulan ada 2,94 ton sampah berhasil dimanfaatkan.

"Pengurangan sampah selama 18 bulan ini merupakan langkah yang signifikan. Tentunya akan kita tingkatkan lagi agar bisa diikuti oleh RW atau kelurahan yang lain," tuturnya.

Pihaknya meminta setiap kelurahan yang ada di Kecamatan Bojong Kidul agar mengikuti jejak Kelurahan Situsaeur.

Kelurahan yang lain, kata Yudi, tak perlu bepergian ke daerah luar untuk mengadakan studi banding.

Target ke depan, pihak Kecamatan Bojongloa Kidul berencana meningkatkan setiap fasilitas bank sampah di Kelurahan Situsaeur agar bisa menjadi percontohan bagi tempat yang lain.

Bank Sampah Bersinar

Baik Bank Sampah Bebep dan Bank Sampah ASRI pada akhirnya akan bermuara ke Bank Sampah Bersinar (BSB) yang  menjadi bank sampah induk.

BSB merupakan salah satu pemenang challenge Plastic Waste to Value Competition dari Indonesia yang diselenggarakan oleh The Incubation Network.

BSB berlokasi di Jalan Terusan Bojongsoang, Baleendah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Sejak pertama dibangun tahun 2014, BSB sudah memiliki berbagai program.

Tak hanya membangun kemitraan ditingkat terkecil seperti Bank Sampah Unit, di tingkat individu pun BSB mempersilakan masyarakat yang akan menabung langsung ke BSB.

BSB juga membangun kemitraan dengan perusahaan-perusahaan dalam pengelolaan sampah dan limbah.

Selain itu, BSB juga mengelola pelbagai jenis sampah. Mulai dari sampah organik, non-organik, pengelolaan elektronik waste, pengelolan kain bekas, masker sekali pakai, dan terbaru pengelolan sampah popok byi.

Direktur BSB Fei Febri mengatakan, telah terbangun 855 unit bank sampah yang tersebar di enam kota dan kabupaten di Tanah Air.

Dia mengatakan, BSB hanya menerima sampah dari 400 unit saja, sisanya disetorkan ke bank sampah induk yang telah terbangun di beberapa kota atau kabupaten, seperti Kota Cimahi, Jabar, dan di Kabupaten Toba, Sumut.

Meski BSB kini berubah menjadi PT, Fei mengatakan, pengelolaan sampah tidak bisa berdiri secara mandiri. Diperlukan keterlibatan yang lain.

"Tapi bagaimana pun pengelolaan sampah itu tidak bisa berdiri sendiri, kita harus bekerjasama dengan berbagai pihak atau Pentahelix. Kita banyak juga bekerja sama dengan pemerintah daerah, akademisi, termasuk media," tuturnya.

Memenuhi Kebutuhan Industri

Bila dilihat, sistem pemilahan sampah di bank sampah induk tak jauh berbeda dengan bank sampah yang berada di unit RW.

BSB pun menerapkan hal yang sama. Hanya saja, proses pemilihan memiliki skala yang cukup besar dan mesti menutupi kebutuhan industri daur ulang.

BSB saat ini memiliki 20 orang karyawan pemilah yang bekerja di masing-masing bidang.

Mulai dari pengangkutan atau penarikan dari bank sampah unit, pemilahan, hingga proses pressing sampah menggunakan mesin press.

"Jadi sampah setelah dibawa dari unit kami, kami akan pilah di sini jadi beberapa jenis sesuai dengan standar dari industri pabrik," ujarnya.

Fei menjelaskan, BSB mesti memenuhi standar industri, lantaran hal itu akan berhubungan langsung dengan harga yang terbaik untuk nasabah di bank sampah unit serta industri mendapatkan kualitas sampah terbaik.

"Jadi ini prosesnya, sampah diangkut dari rumah menuju ke bank smpah unit. Kami ambil dari sampah unit, lalu di sini kita akan proses. Sebetulnya sampai ke persiapan sampai sampah itu memenuhi requirement dari Industri, jadi kami menjualnya langsung ke industri sehingga memotong rantainya juga supaya masyarakat bisa mendapatkan harga yang terbaik dan industri mendapatkan bahan baku yang terbaik juga," ungkapnya.

Sementara, Kibumi juga berkontribusi mendukung program yang ada di BSB.

Kibumi merupakan perusahan rintisan yang bergerak di bidang waste management service dengan nilai equality dan sustainability.

Kibumi hadir untuk memudahkan masyarakat dalam mengatasi permasalahan sampah dengan lebih mudah melalui aplikasi digital dan meningkatkan recyle rate di Indonesia serta kesadaran masyarakat melalui startegi pengembangan bisnis.

Kibumi hadir mendukung berjalannya ekonomi sirkular dan juga tercapainya pembangunan berkelanjutan.

https://bandung.kompas.com/read/2023/01/30/184958978/mengubah-sampah-jadi-cuan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke