Salin Artikel

Ridwan Kamil Sebut Realisasi Investasi Jabar Tertinggi di Indonesia

BANDUNG, KOMPAS.com - Jawa Barat kembali menoreh realisasi investasi tertinggi se-Indonesia. Kali ini mencapai Rp 174,6 triliun dari gabungan realisasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada 2022.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, dengan capaian itu Jawa Barat jadi provinsi dengan investasi tertinggi selama lima tahun berturut-turut.

"Tahun 2022 pecah rekor Rp 174,6 triliun. Tiap tahun diselenggarakan West Java Investment Summit yang selalu sukses meyakinkan investasi global,” kata Emil, sapaan akrabnya, Kamis (2/2/2023).

Realisasi investasi ini juga mampu menopang pertumbuhan ekonomi provinsi, di mana setiap realisasi investasi Rp 1 triliun, rata-rata membawa lapangan pekerjaan hampir 1.000 lowongan pekerjaan.

"Itulah kenapa tingkat pengangguran di Jawa Barat terus menurun," tutur Emil.

Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat, Noneng Komara mengatakan, realisasi investasi sebesar Rp 174,6 triliun menjadi bukti Jabar bisa menerobos situasi sulit pasca-pandemi dan target realisasi tinggi dari Pemerintah Pusat.

Pada tahun 2022, Provinsi Jawa Barat memiliki dua target investasi yakni target dari BKPM sebesar Rp 169,27 triliun, dan target berdasarkan Perubahan Renstra DPMPTSP Jabar tahun 2018-2023 sebesar Rp 105 triliun.

“Alhamdulilah, kita melampaui target BKPM sebesar 103,14 persen, kalau Renstra kita melampaui target sangat tinggi 166,26 persen. Ini menjadi indikator optimisme kita di 2023, tahun lalu targetnya tinggi dan situasi masih pandemi tapi bisa keluar dari tekanan itu,” kata Noneng dalam keterangan resminya.

Noneng mencatat, pada 2022 realisasi investasi disumbang ivestasi PMDN yang naik cukup signifikan sebesar 34,8 persen.

Secara keseluruhan, realisasi investasi PMA dan PMDN sebesar Rp 174,58 triliun atau naik sebesar 28,2 persen dari periode sebelumnya.

"Sementara pada tahun 2021, total realisasi investasi Jawa Barat sebesar Rp 136,13 triliun,” ungkap dia.

Penyerapan tenaga kerja di Jabar tahun 2022 (yoy) naik signifikan baik yang berasal dari perusahaan PMA maupun PMDN. Pada 2022, Jabar menyerap tenaga kerja 185.470 orang.

"Serapan tenaga kerja berasal dari perusahaan PMA sebesar 109.789 orang dan dari perusahaan PMDN sebesar 75.681 orang,” ucapnya.

Pada 2022, jumlah proyek yang direalisasikan adalah sebesar 36.490 proyek, naik sebesar 14,7 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Menurut Noneng, perusahaan PMDN memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan proyek di periode tersebut, yaitu merealisasikan 24.071 proyek dari 36.490 proyek.

“Iklim investasi di Jawa Barat berhasil dibangun dengan baik oleh provinsi dan kabupaten/kota, ini memberikan rasa aman bagi penanaman modal, juga berpengaruh pada biaya investasi. khusus PMDN, 90 persen itu UMKM, kami memastikan sepanjang tahun usaha kecil ini tidak mengalami kendala di urusan perizinan,” paparnya.

Berbekal realisasi tinggi di 2022, DPMPTSP Jawa Barat memastikan siap menghadapi target BKPM RI pada 2023 yang mencapai Rp 188 triliun. Pihaknya akan mendorong daerah yang masih belum optimal realisasinya untuk bersama-sama melakukan evaluasi.

"Ada inovasi-inovasi baru dari DPMPTSP Jabar, ada MPP digital, harapannya pelayanan investasi makin memudahkan," jelasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/02/03/161144578/ridwan-kamil-sebut-realisasi-investasi-jabar-tertinggi-di-indonesia

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com