Salin Artikel

Cerita Yulia Setia Menghias Joli demi Mengais Berkah Dewa Dewi Saat Cap Go Meh

CIREBON, KOMPAS.com – Sejumlah warga Tionghoa di Wihara Dewi Welas Asih, Kota Cirebon Jawa Barat, berkumpul di halaman utama pada Sabtu (4/2/2023).

Mereka bersama-sama menghias serta mempercantik tandu dewa-dewi yang disebut “Joli”.

Mereka menjalani aktivitas ini dengan penuh rasa bahagia sambil mengharap berkah dari Dewa Dewi yang ditandu saat Cap Go Meh besok.

Aktivitas menghias joli ini dilakukan pasca-proses penyambutan beberapa rupang atau patung dewa yang berasal dari wihara sekitar.

Penyambutan rupang pun berlangsung sangat meriah. Sejumlah barongsai, yang diiringi tetabuhan, doa menyambut dan mengiring hingga rupang diletakan di altar.

Usai penyambutan, satu persatu warga ke bagian halaman utama. Mereka mendekati dan menghias sejumlah joli yang digunakan untuk membawa rupang berkeliling Kota Cirebon, dalam Kirab Budaya Cap Go Meh.

Yulia Hianto, salah satunya. Perempuan yang menjadi salah satu pembina Wihara Dewi Welas Asih, tampak sangat teliti memasang beberapa hiasan.

Dia menyusun satu per satu pernak-pernik untuk dipasang di bagian sisi kiri, kanan, depan, belakang, hingga bagian dalam.

Dia sendiri menghias joli untuk membawa rupang Dewi Welas Asih. Dia memasang sejumlah hiasan berupa bunga, kembang, pernak pernik, bendera dan lainnya.

Tak lupa tempat untuk wadah dupa dia sediakan, untuk sarana warga Tionghoa yang ingin berdoa saat Cap Go Meh berlangsung.

“Ini bedanya. Coba perhatikan di Joli lain, tidak ada bunga ini kan? Ini bunga Sakura, untuk membedakan yang ada bunga ini adalah Dewi, dan yang tidak ada bunga ini adalah dewa. Sakura simbol kemegahan untuk dewi,” kata Yulia saat ditemui Kompas.com, Sabtu (4/2/2023).

Yulia mengungkapkan, dirinya sangat senang menghias Joli. Bahkan dia sendiri kembali berencana untuk ikut serta mengangkat Joli Dewi Welas Asih untuk diarak dalam kirab budaya Cap Go Meh.

Dia sebut menghias, hingga mengangkat Joli dalam kirab budaya adalah hal yang sangat dinanti.

Hal itu merupakan yang ditunggu tak hanya oleh kaum pria yang mengangkat Joli Dewa, melainkan juga perempuan yang mengangkat Joli Dewi.

Dalam keyakinannya, orang yang mempercantik dan juga mengangkat Joli dalam Cap Go Meh, akan dilimpahi keberkahan oleh Dewa-Dewi.

“Berebut Mas. Nanti saat pelaksanaan Cap Go Meh, banyak berebut mengangkat joli. Mereka bergantian, gotong royong untuk bersama-sama merayakan kirab budaya Cap go Meh dengan semarak. Semakin semarak, semakin diberkahi,” tambah Yulia.

Bahkan, Yulia mengungkapkan, usai pelaksanaan Cap Go Meh, banyak warga yang berebut mengambil hiasan yang telah dipasang di Joli.

Dia berharap kirab budaya yang akan digelar besok berjalan lancar dan menjadi momen silaturahmi serta gotong royong banyak warga Kota Cirebon.

Richard Dharma Pekasa, Sekretaris Panitia Pelaksana Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh 2023 menyampaikan, penerimaan rupang dari Wihara lain adalah rangkaian menjelang tradisi Cap Go Meh. Rupang ini akan dibawa menggunakan Joli keliling Kota Cirebon.

Para rupang ini, kata Richard, berasal dari empat wihara antara lain Wihara Bodhi Sejati, Buddha Sasana, Bun San Tong, dan Wihara Makin Talang. Mereka semua akan diikutsertakan dalam kegiatan Cap Go Meh.

“Cap Go Meh Kota Cirebon pada tahun 2023 ini, akan membawa sebanyak 10 buah rupang yang diangkut oleh tandu atau joli, enam buah barongsai, dan dua buah liong,” kata Richard saat ditemui Kompas.com Sabtu (4/2/2023).

https://bandung.kompas.com/read/2023/02/04/195842078/cerita-yulia-setia-menghias-joli-demi-mengais-berkah-dewa-dewi-saat-cap-go

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke