Salin Artikel

Blak-blakan, Ade Bogel Mengaku Siksa 2 Anak Kandungnya di Cimahi: Tidak Ingin Anak Nakal seperti Saya dan Ibunya

Akibat penganiayaan yang dilakukan pada Senin (6/2/2023), AH, anak perempuannya meninggal dunia. Sementara AMN dirawat di RS dalam kondisi babak belur.

Ade mengungkapkan alasan menganiaya kedua anaknya saat dihadirkan oleh polisi dalam gelar perkara di Mapolres Cimahi, Rabu (8/2/2023).

Dengan kepala yang kini sudah pelontos dan memakai baju tahanan dengan kedua tangannya diborgol, Ade menceritakan alasannya tega menganiaya kedua anaknya.

Aksi penganiayaan tersebut dilakukan oleh Ade di kontrakan di Jalan Pesantren, RT 07/07, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi.

Aksi Ade disaksikan istrinya atau ibu tiri kedua korban.

"Saya menyesal, (sering menyiksa anak) tapi enggak sampai kayak gitu (brutal)," ujar Ade saat ditemui di Mapolres Cimahi, Rabu sore.

Ade yang bekerja sebagai pengamen itu juga menyebut ia menyiksa anak kandungnya agar keduanya tak menjadi anak nakal.

"Alasannya saya tidak ingin anak saya nakal seperti saya sama ibunya. Sebelumnya pernah diomongin secara baik-baik tetapi tidak nurut," kata Ade.

Ade mengaku menyiksa kedua anaknya dalam keadaan sadar dan mengetahui bahwa anak perempuannya yang berinisial AH itu meninggal dunia.

"Iya sadar, itu (penganiayaan) karena anak mengambil uang Rp 450.000 hasil ngamen untuk bayar kontrakan," ucapnya.

Ade mengaku ibu kandung dari dua anaknya bekerja di luar negeri menjadi tenaga kerja wanita.

"Iya (ibu kandung korban di Arab Saudi), tapi kurang tahu (sejak kapan) karena enggak komunikasi lagi," ujar Ade.

Ade mengaku sudah lama bercerai dengan ibu kandung korban. Lalu ia menikahi istri kedua berinisial N yang saat itu turut menyaksikan aksi penganiayaan Ade kepada kedua anak kandungnya.

"Dulu bercerai tahun 2014, saya menyesal (menyiksa anak kandung)," katanya.

"Hasil autopsi kepada korban yang meninggal dunia, ini terdapat luka kekerasan akibat benda tumpul. Jadi itu yang menyebabkan korban meninggal dunia," ucapnya.

Untuk korban yang meninggal dunia, kata dia, ditendang dan dipukul sebanyak 15 kali.

Sedangkan untuk korban yang selamat ditendang dan dipukul tujuh kali hingga harus mendapat perawatan di Rumah Sakit Sartika Asih.

"Korban tidak menangis dengan tendangan dan pukulan tersebut. Pelaku tersebut menganiaya di ulu hati dengan tendangan dan pukulan di kepala," ujar Aldi.

Selaian itu ia menyebut Ade pernah dipenjara dua kali atas kasus pencurian.

"Jadi pelaku ini ngontrak di Cibabat kurang lebih sudah satu tahun. Dia pernah dipenjara dua kali atas kasus pencurian," ujar Aldi saat gelar perkara di Mapolres Cimahi, Rabu (8/2/2023).

Namun, Aldi tidak memerinci kapan Ade Bogel ini pernah masuk penjara akibat kasus pencurian tersebut.

"Nanti kita akan cek berapa lamanya. Yang jelas pelaku ini pekerjaannya sebagai pengamen di daerah Cipaganti, Kota Bandung," kata Aldi.

Aldi mengatakan, selain menganiaya anak kandungnya itu, dia juga tidak menyekolahkan mereka. Namun kedua anaknya tidak pernah dibawa untuk mengamen.

"Jadi untuk anak-anak ini tidak sekolah, sehingga ini yang sangat ironis ya, karena ayahnya hanya bekerja sebagai pengamen," ucapnya.

Meski kedua anaknya tidak disekolahkan, tersangka masih bertanggung jawab agar anaknya bisa belajar layaknya anak-anak yang lain, minimal bisa membaca.

"Berdasarkan pengakuan pelaku, dia sehari ngamen dan sehari tidak. Nah saat tidak ngamen itu pelaku mengajarkan anaknya supaya bisa membaca," kata Aldi.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Ade Bogel Blak-blakan Siksa Dua Anak Kandungnya di Cimahi: Saya Ingin Anak Tidak Nakal

https://bandung.kompas.com/read/2023/02/09/065600178/blak-blakan-ade-bogel-mengaku-siksa-2-anak-kandungnya-di-cimahi-tidak-ingin

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com