Salin Artikel

Profil Lucky Hakim yang Mundur dari Wakil Bupat Indramayu, dari Karier Artis hingga Politik

INDRAMAYU, KOMPAS.com - Lucky Hakim, Wakil Bupati Indramayu mengajukan permohonan pengunduran diri dari jabatan sebagai orang nomor dua di Indramayu, kepada DPRD Kabupaten Indramayu, pada Senin (13/2/2023) petang.

Surat tersebut sudah diterima Sekretaris Dewan (sekwan) DPRD Kabupaten Indramayu dan akan ditindaklanjuti.

"Betul. Saya dapat kabar sekitar pukul 16.00 WIB. Isi surat tersebut tentang SK pengunduran diri dari posisi Lucky Hakim sebagai Wakil Bupati Indramayu," kata Ketua DPRD Kabupaten Indramayu, Syaefudin saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (14/2/2023) pagi.

Sebelum menjadi Wakil Bupati yang berpasangan dengan Nina Agustiani Bachtiar, Lucky Hakim merupakan seorang aktor.

Dia memulai karier pertamanya sebagai model untuk iklan televisi di tahun 2001. Setelah itu, Lucky mulai membintangi beberapa judul sinetron seperti Mutiara Hati, Muslimah, Jiran dan beberapa serial lain.

Lucky juga beberapa kali berperan di film layar lebar, seperti di film berjudul Ketika, Lantai 13, dan Ruang.

Tak hanya andil di dunia seni peran, Lucky pernah menjajal kemampuan di dunia tarik suara. Single pertamanya lagu bertema rohani berjudul Doa ciptaan Avif. Dia juga pernah berduet bersama Kita Band dalam sebuah lagu berjudul Sujudku, yang masih bertemakan rohani.

Bukan hanya itu, Lucky masih memliki bakat lain yaitu menjadi seorang Penulis, Desain Produksi dan Eksekutif Produser dengan membuat sebuah Production House. Lucky telah memproduksi lebih dari 20 FTV.

Karier politik

Lucky Hakim merupakan Wakil Bupati yang berpasangan dengan Nina Agustiani Bachtiar, sebagai Bupati Indramayu.

Pasangan Nina-Lucky memenangkan pemilihan kepala daerah Indramayu yang digelar pada tahun 2020.

Pasangan yang saat itu memiliki nomor urut 4, diusung oleh empat partai politik, yakni PDI Perjuangan, Gerindra, Nasdem, dan Perindo. Keduanya berhasil mengalahkan tiga pasangan calon lainnya dan dilantik pada 26 Februari 2021 untuk masa jabatan 2021-2026.

Di jalur politik, Lucky yang lahir di Cilacap, 12 Januari 1978 ini, pernah maju sebagai Wakil Wali Kota Bekasi pada pilkada tahun 2012. Saat itu dia berpasangan dengan Calon Wali Kota Dadang Mulyadi dengan nomor urut 3. Namun keduanya gagal memenangkan pemilihan tersebut.

Lucky kemudian menjadi anggota DPR RI pada periode 2014-2019 dari Partai Amanat Nasional (PAN). Dia menjadi perwakilan rakyat di Senayan dari Daerah Pemilihan (dapil) 6 Jawa Barat dengan nomor urut 3. Pada pemilihan DPR RI itu, Lucky berhasil mengantongi 57.891 suara.

Lucky sempat dipecat dari PAN karena berkonflik di internal partai pada tahun 31 Januari 2018. Setelah itu, Lucky menyatakan mundur dari PAN pada 11 April 2018.

Kemudian, Lucky masuk ke Partai Nasdem untuk kembali menjadi anggota DPR RI pada tahun 2019, namun gagal, karena suara yang tidak terpenuhi.

Lucky kembali maju di Pilkada Indramayu pada tahun 2020, sebagai Calon Wakil Bupati, Nina Agustiani Bachtiar. Kesempatan ini dia pilih sekaligus agar dapat pulang ke kampung ibunya di daerah Kedokan, Kabupaten Indramayu.

https://bandung.kompas.com/read/2023/02/14/121424578/profil-lucky-hakim-yang-mundur-dari-wakil-bupat-indramayu-dari-karier-artis

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com