Salin Artikel

Telaga Biru Cicerem, Pesona Telaga yang Airnya Sebening Kaca

KOMPAS.com - Telaga Biru Cicerem atau Situ Cicerem adalah salah satu destinasi wisata di Kuningan, Jawa Barat.

Karena keindahannya Telaga Biru Cicerem sempat viral di media sosial dan diburu para pecinta foto.

Obyek wisata ini terkenal karena foto ayunan yang tergantung di pohon besar di tepi telaga berwarna biru dengan ikan yang berwarna-warni berenang di bawahnya.

Spot berfoto di Telaga Biru Cicerem tersebut kini selalu menjadi incaran wisatawan, terutama jika hari libur.

Lokasi Telaga Biru Cicerem

Dilansir dari laman TribunnewsWiki.com, Telaga Biru Cicerem berlokasi di Desa Kaduela, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Telaga yang airnya berasal dari mata air alami ini terletak persis di bawah kaki Gunung Ciremai.

Lokasinya yang berada di ketinggian antara 280 mdpl – 315 mdpl ini membuat suasana terasa sejuk dengan suhu rata-rata 19-28 derajat celcius.

Apabila ditempuh dari Kota Cirebon, wisatawan membutuhkan waktu sekitar 35 menit atau berkendara sejauh 20 kilometer. Sementara dari Kuningan wisatawan membutuhkan waktu sekitar 1 jam.

Mendapat Julukan Blue Lake dari Kuningan

Telaga Biru Cicerem terkenal dengan pesona alamnya yang memukau, terutama warna airnya yang biru jernih sehingga dijuluki sebagai Blue Lake dari Kuningan.

Warna air Telaga Biru Cicerem sangat indah karena dikelilingi dengan hijaunya hutan di sekelilingnya.

Hal ini cocok untuk wisatawan yang ingin memandangi alam dan menghilangkan kejenuhan,

Telaga ini juga disebut danau sebening kaca karena apapun yang ada di dalamnya, termasuk batang pohon dan ikan-ikan dapat terlihat langsung oleh mata.

Daya Tarik Telaga Biru Cicerem

Pengelola Telaga Biru Cicerem menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan.

Salah satunya adalah berbagai spot foto, termasuk ayunan yang sempat viral.

Pengunjung juga bisa bermain air dan berenang di telaga, dengan menyewa pelampung dari karet.

Ada juga perahu yang bisa disewa untuk berfoto dari bagian tengah telaga.

Selain itu banyak ikan warna-warni yang hidup di dalamnya dan nampak terbiasa dengan kehadiran manusia.

Apabila pengunjung memberi makan, maka ikan-ikan tersebut akan langsung datang dan berebut makanan.

Selain indah, wisatawan yang akan masuk ke kawasan ini hanya perlu membayar tiket dengan harga Rp 10.000 per orang.

Legenda Telaga Biru Cicerem

Menurut cerita yang dipercaya masyarakat, Telaga Biru Cicerem ini menyimpan legenda.

Legenda ini bercerita tentang seorang pemuka agama dari Kasepuhan Cirebon yang menyebarkan agama Islam di desa tersebut.

Ketika melaksanakan tugasnya, beliau sering melakukan pertemuan dengan warga di dekat danau.

Namun kala itu, Situ Cicerem masih berupa sebuah mata air kecil sehingga sesepuh desa bermaksud memperluas sumber mata air.

Sehingga terbentuklah sebuah situ yang dikenal dengan Situ Cicerem.

Sumber:
tribunnewswiki.com  
tribunnewswiki.com  
wonderfulimages.kemenparekraf.go.id  
regional.kompas.com  (Editor : Dini Daniswari)

https://bandung.kompas.com/read/2023/02/15/215724278/telaga-biru-cicerem-pesona-telaga-yang-airnya-sebening-kaca

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com