Salin Artikel

Keracunan Massal di Bandung Barat Usai Santap Makanan Pengajian, Warga: Semakin Siang, Korban Tambah Banyak

KOMPAS.com - Keracunan massal terjadi di Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.

Peristiwa itu bermula usai warga menyantap makanan dari kegiatan keagamaan di sebuah masjid di Kampung Cilangari, Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu pada Sabtu (11/2/2023) malam.

Warga diduga keracunan usai mengonsumsi nasi boks.

Hingga berita ini ditulis, terdapat 90 orang yang menjadi korban, dua di antaranya meninggal dunia.

Salah satu warga yang turut memakan nasi boks, Kohar (50), mengatakan, hidangan tersebut dimasak oleh warga setempat untuk jemaah pengajian.

"Dimasaknya mah bareng-bareng oleh warga setempat. Nasi boksnya dibagikan satu-satu setelah pengajian. Nah warga baru merasa mual-mual besok paginya," ujarnya, Senin (13/2/2023).

Usai menyantap makanan itu, warga mengalami mual-mual, pusing, hingga diare.

"Minggu paginya ada warga yang mengeluh mual. Semakin siang semakin banyak. Jadi kemarin langsung dirawat di madrasah," ucapnya.

Meski turut menyantap nasi boks tersebut, Kohar mengaku dirinya dan keluarga tidak mengalami sakit seperti warga lainnya.

"Alhamdulillah saya baik-baik saja. Padahal saya sama keluarga juga makan nasi sama ayamnya," ungkapnya.

Terkait keracunan massal tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bandung Barat sudah mengirim sampel nasi boks untuk diuji laboratorium.

Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan Dinkes Bandung Barat Mawaddah menuturkan, nasi boks itu berisi nasi putih, ayam goreng, tumis bihun, dan tumis kentang.

"Sementara kita bawa dulu sampel makanannya untuk diuji lab," tuturnya, Senin.

Menurut Mawaddah, hasil uji laboratorium baru bisa keluar minimal dalam waktu sepekan. Dari hasil uji laboratorium tersebut, bisa diidentifikasi penyebab keracunan massal di Desa Cilangari.

"Untuk dugaannya kita tidak bisa menduga-duga. Nanti penyebab pastinya menunggu hasil laboratoriumnya keluar dulu. Sekarang lagi kita proses ke laboratorium Provinsi Jawa Barat," terangnya.

Akibat kejadian ini, dua warga Kampung Cilangari meninggal dunia. Mereka bernama Darmat (63) dan Aisyah (75). Keduanya meninggal saat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cililin.

Direktur Utama RSUD Cililin Neng Siti Djulaeha menjelaskan, kedua pasien meninggal usai mengalami komplikasi infeksi pada organ pencernaan, serta lantaran lemahnya daya tahan tubuh.

"Karena daya tahan tubuh lemah, kemudian infeksinya berkembang menjadi sepsis dan kondisi sepsis ini yang menyebabkan kematiannya," bebernya, Rabu (15/2/2023).

Kedua korban itu awalnya mengeluhkan mual, muntah, dan diare. Mereka lantas mendapat pertolongan pertama dari tenaga medis dengan diinfus.

Karena kondisinya tidak kunjung membaik, mereka akhirnya dirawat di Puskesmas Gununghalu.

"Dari Puskesmas Gununghalu kemudian di rujuk ke RSUD Cililin. Pak Darmat pertama dirujuk, beberapa waktu setelahnya Bu Aisyah dirujuk. Saat dirujuk (keduanya) dalam kondisi penurunan kesadaran," jelasnya.

Djulaeha mengungkapkan, karena muntah dan diare, kedua pasien mengalami dehidrasi atau kekurangan air. Kondisi ini membuat infeksi di dalam organ pencernaan mereka semakin mengkhawatirkan.

"Awalnya memang ada infeksi di pencernaannya, kemudian mungkin karena faktor usia, jadi daya tahan tubuhnya menjadi lemah. Infeksi itu kemudian berkembang menjadi sepsis. Kondisi itu yang menyebabkan kematiannya," paparnya.

Kepala Dinkes KBB Hernawan Widjajanto menyampaikan, terdapat 300 orang yang menerima nasi boks. Dari penelusuran, terdapat 90 orang yang mengalami gejala keracunan, baik gejala ringan hingga berat.

"Gejala-gejala dari 90 kasus yang berhasil diidentifikasi yakni, mual, muntah, pusing, mules, diare, pingsan, kejang-kejang hingga penurunan kesadaran," urainya.

Dari keracunan massal di Desa Cilangari ini tercatat 2 orang meninggal dunia, 9 orang dirawat di RSUD Cililin, dan 43 masih dirawat inap di Puskesmas Gununghalu, sedangkan sisanya sudah sembuh dan dipulangkan.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Bandung Barat dan Cimahi, Bagus Aji Panuntun | Editor: Gloria Setyvani Putri, Ardi Priyatno Utomo, Teuku Muhammd Valdy Arief)

https://bandung.kompas.com/read/2023/02/16/150800878/keracunan-massal-di-bandung-barat-usai-santap-makanan-pengajian-warga-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke