Salin Artikel

Satgas Pangan Kota Cirebon Sidak Gudang Distributor Minyakita, Ditemukan 1.700 Dus Siap Kirim

CIREBON, KOMPAS.com – Tim Satgas Pangan Kota Cirebon Jawa Barat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke gudang distributor Minyakita di Kecamatan Lemahwungkuk, Jumat (17/2/2023) siang. Petugas menemukan satu kontainer Minyakita yang baru sampai dan akan didistribusikan ke wilayah Cirebon dan sekitarnya.

Sidak oleh tim gabungan ini dilakukan untuk menekan harga jual Minyakita sesuai Harga Ecer Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp 14.000 per liter.

Pantauan Kompas.com di lokasi, tim gabungan dari Pemerintah Kota Cirebon, Polres Cirebon Kota, Kodim 0614, Bulog, Satpol PP, dan lainnya mendatangi salah satu gudang distributor Minyakita di Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon.

Mereka menemukan ribuan kardus Minyakita yang masih berada di dalam truk kontainer.

Ribuan dus Minyakita itu baru saja tiba pada Jumat pagi yang dikirim dari pusat di kawasan sekitar ibukota Jakarta.

Minyakita ini rencananya akan didistribusikan untuk sejumlah warung di wilayah III Cirebon yakni, Kabupaten Cirebon, Majalengka, Kuningan, dan juga Indramayu.

Tim Satgas Pangan yang merupakan gabungan dari berbagai unsur ini langsung memeriksa jalur distribusi. Mereka mempertanyakan penerima Minyakita yang merupakan program Kementerian Perdagangan. Mereka juga memastikan kondisi ketersediaan stok minyak serta juga harga jual.

Kepada Tim Satgas, Heryanto pemilik gudang distributor Minyakita menyampaikan, dirinya mendapatkan jatah satu kali kirim sebanyak 1.700 dus atau karton dalam satu pekan. Jumlah ini untuk memenuhi permintaan pasar di wilayah III Cirebon.

“Baru. Baru datang pagi tadi. 1.700 dus atau karton untuk satu mobil (kontainer) ini. Ini didistribusikan untuk Kabupate Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan,” kata Haryanto saat ditemui Kompas.com di gudang.

Jumlah 1.700 kardus yang baru diterima Heryanto ini juga habis hanya dalam waktu dua hingga tiga hari. Dia menjual minyak secara partai Rp156.000 perkardus atau Rp13.000 perliter. Dia tidak bisa memastikan pembeli akan menjual sesuai HET atau di atas HET.

“Kalau di-push, satu hari juga habis. Tapi kan saya nggak mau. Saya harus membatasi per toko sekian kardus. Jangan sampai satu toko 500 kardus. Kami hanya bisa imbau ke toko yang dari kita, tolong jangan dijual di atas HET, tapi kembali ke mereka,” sambung dia.

1.700 dus Minyakita habis 1-2 hari

Agus Mulyadi, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon menerangkan, kondisi Minyakita saat ini sangat bergantung pada pasokan dari pusat.

Jumlah 1.700 dus dari distributor bisa habis dalam satu hingga dua hari. Jatah tersebut cepat habis karena pasokan yang terbatas.

“Minyakita baru didistribusikan dari distributor pertama ke distributor kedua. Sementara yang didistribusikan 1.700 kardus dijual kepada pengecer Rp 13.000. Harusnya dengan hal itu, Minyakita di pasaran dapat dijual enduser atau masyarakat, sesuai HET,” kata Agus saat ditanya Kompas.com di Pasar Induk Jagasatru.

Agus, bersama Satgas Pangan Kota Cirebon berjanji, akan terus mengawasi alur distribusi Minyakita. Mereka juga akan mengawasi penjualan Minyakita yang dijual tidak sesuai HET.

Selain melakukan sidak Minyakita, pihaknya juga menyidak gudang beras yang saat ini mengalami koreksi harga dan perubahan siklus stok.

Dia mengatakan, stok beras lokal di gudang beras kurang dan dipenuhi oleh beras impor.

https://bandung.kompas.com/read/2023/02/17/155654278/satgas-pangan-kota-cirebon-sidak-gudang-distributor-minyakita-ditemukan-1700

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke