Salin Artikel

Anak dan Bapak di Cirebon Bacok Tetangga hingga Kritis, Dipicu Pesta Miras dan Dendam

CIREBON, KOMPAS.com – Seorang anak dan bapak di Desa Purwawinangun, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, membacok tetangganya hingga terluka parah dan kritis.

Keduanya membabi buta membacok karena dendam lama. Peristiwa tragis ini terjadi saat anak dan korban sedang pesta mabuk hingga terjadi perselisihan.

Kompas.com menerima video dokumentasi saat Satuan Reskrim bersama Tim Identifikasi Polres Cirebon Kota melakukan olah tempat kejadian kasus pembacokan sadis yang dilakukan anak dan bapak terhadap tetangganya.

Polisi menunjukkan satu persatu titik awal mula kejadian perselisihan hingga terjadi pembacokan tersebut.

Kapolres Cirebon, Kota AKBP Ariek Indra Sentanu menyampaikan, peristiwa pembacokan ini berawal, saat pelaku berinisial KY (29), yang merupakan anak dari MK (53) bapak pelaku, sedang pesta miras bersama korban, Abdul Manan (35), pada Rabu 15 februari 2023, di Poskamling Desa Purwawinangun.

Di tengah pesta miras, KY dan Abdul Manan terlibat cekcok. KY merasa tidak terima dan sakit hati terhadap perkataan dan sikap yang dilakukan korban. KY yang terbakar amarah pulang ke rumah dan meminta golok pada bapaknya, MK.

“Jadi, pelaku dalam kasus ini adalah anak dan bapak. Pelaku KY anaknya, pulang ke rumah untuk mengambil golok sambil mengadu kepada bapaknya MK. MK tidak terima dan langsung emosi,” kata Ariek dalam gelar perkara, Jumat siang (17/2/2023).

MK, yang baru bangun tidur, tidak berpikir jernih. MK langsung tersulut emosi, sambil membawa golok, MK langsung menuju poskamling.

Tanpa basa basi, MK membacok korban tanpa ampun ke bagian punggung dan perut. Korban pun mengalami luka berat sampai kritis.

Tak lama setelah itu, kedua pelaku, KY dan MK, yang merupakan anak dan bapak ini, berusaha melarikan diri. Keduanya naik kapal di Pelabuhan Kejawanan Kota Cirebon yang diduga untuk kabur ke luar pulau jawa.

Beruntung satreskrim Polres Cirebon Kota langsung meringkus keduanya, 10 jam setelah pembacokan sadis terhadap korban, yang tak lain adalah tetangganya sendiri .

“MK ini kami tangkap ketika hendak menyeberang di Pelabuhan Kejawanan Kota Cirebon, sudah di atas kapal. Sudah mau pergi. Korban luka lebar di bagian perut dan bagian punggung. Korban kritis saat ini diamankan di RS Gunung Jati,” tambah Ariek.

Di hadapan polisi, keduanya mengaku tindakan sadis membacok korban dengan membabi buta hingga kritis, karena perkara dendam.

Selain olah tempat perkara, mengamankan kedua pelaku, petugas juga menyita senjata tajam jenis golok yang digunakan keduanya untuk membacok korban.

Ariek menyebut, untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, kedua pelaku terancam pasal 170 KUHP tentang Penganiayan dengan ancaman maksimal 9 tahun penjara .

https://bandung.kompas.com/read/2023/02/17/203214478/anak-dan-bapak-di-cirebon-bacok-tetangga-hingga-kritis-dipicu-pesta-miras

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com