Salin Artikel

Sudah Sebulan Pedagang di Pasar Kiaracondong Bandung Tunggu Distribusi Minyakita

Berkali-kali informasi mengenai pendistribusian minyak goreng murah meriah itu kerap hinggap di telinga para pedagang.

Hingga jelang bulan Ramadan, Minyakita tidak kunjung didistribusikan ke kios atau jongko para pedagang sembako di Pasar Kiaracondong.

Dian (45) salah satu pedagang sembako mengatakan baru tiga minggu yang lalu pendataan oleh pengelola pasar dilakukan guna mendapatkan jatah Minyakita.

Tak hanya pihak pengelolaan pasar saja yang datang, Dian menyebut pihak perusahaan semisal ritel pun kerap hilir mudik ke Pasar Kiaracondong untuk melakukan hal yang sama.

Dian menyebut, jika stok Minyakita tersedia di kios miliknya, ia menjual Rp 15.500 hingga Rp 16.000 per kilogram.

Harga Minyakita yang terhitung murah, kata dia, sangat dicari dan diburu oleh pembeli, apalagi jelang bulan Ramadan.

Tak sedikit, lanjut dia, para pembeli atau pelanggan kerap menanyakan alasan langkanya Minyakita di Pasar Kiaracondong.

"Susah udah ada satu bulan ini belum ada pendistribusian, pendataan udah dilakukan tapi sampai saat ini belum ada, bingung saya juga soalnya pembeli juga banyak yang nanyain," ujarnya.

Ia menyebut, hanya beberapa kios saja yang nantinya akan mendapatkan jatah Minyakita.

Beruntung, kios yang sudah ditempatinya  bertahun-tahun, terdata untuk mendapatkan stol Minyakita.

"Pendataan sudah ada dari Kepala Pasar,  katanya waktu itu bilang per satu kios cuma dapet satu atau dua karton Minyakita," tuturnya.

Biasanya, kata dia, usai pendataan berlangsung pihak distribusi dari Dinas Perdagangan dan perindustrian (Disdagin) Kota Bandung.

"Data dulu, selang seminggu kemudian baru datang.Tiga minggu kemarin, pendataan tapi dari sekarang belum ada," ungkapnya.

Lantaran belum ada pendistribusian, Dian terpaksa menjual minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan merk lain dengan harga yang cukup tinggi.

Ia mengatakan, harga minyak goreng curah saat ini bisa mencapai Rp 28.500 per kilogramnya.

"Tergantung distributornya, ada dari Rp 26.000 sampai Rp 28.500 per kilogramnya," kata Dian.

Menurut Dian, minyak goreng curah ukuran setengah dan seperempat kilogram, harganya bisa mencapai Rp 7.500 untuk seperempat dan Rp 15.000 ukuran setengah kilogramnya.

Hal serupa juga dirasakan Agus (46) pedagang sembako yang juga menanti datangnya distribusi Minyakita ke kios miliknya.

Agus mengungkapkan, hingga hari ini pihak pemerintah belum sama sekali menyuplai Minyakita ke Pasar Kiaracondong.

"Belum ada sama sekali dari pemerintah mah, pendataan sudah sering, tapi belum ada," kata Agus.


Agus membenarkan jika jatah dari pemerintah terkait Minyakita dibatasi. Para pedagang, kata dia, hanya di jatah 5 sampai 10 karton per kios.

Ia menyebut, telah mendengar dari beberapa orang bahwa pendistribusian Minyakita bakal berlangsung di Pasar Kiaracondong.

"Sekarang mah udah susah, terus di jatah juga Minyakita nya," ucapnya.

Sama dengan Dian, jika stok Minyakita ada, pihaknya hanya menjual Rp 15.000 hingga Rp 16.000 per kilogram.

Agus menilai, banyaknya permintaan Minyakita oleh konsumen lantaran minyak tersebut dirasa sangat terjangkau oleh masyarakat.

Lantaran, hari ini Minyakita langka, ia terpaksa menjual minyak goreng kemasan dengan merk lain.

"Kalau pendataan udah ada seminggu lalu, kalau stok ada ya saya jual standar dan sesuai dengan keinginan pemerintah, paling tinggi Rp 15.000 sampai Rp 16.000 kalau merk lain Rp 17.000 sampai Rp 18.000 per kilogram," ungkapnya.

Berbeda dengan kios milik Dian, guna menutupi kebutuhan para pembeli Minyakita, pihaknya kerap mengorder Minyakita ke perusahaan ritel.

Meski mendatangkan dari pihak yang lain, tapi tetap saja pihak swasta meminta Agus untuk tidak berlebihan mengorder Minyakita.

Pihak swasta pun menjatah para pedagang di kios atau jongko Pasar Kiaracondong sebanyak dua karton.

"Sebetulnya sama aja, tapi demi memenuhi kebutuhan pembeli, saya mengorder sendiri tapi minta banyak juga cuma dikasih dua karton," ungkapnya.

Agus berharap, pendistribusian Minyakita bisa kembali seperti sediakala mengingat bulan suci Ramadhan yang sudah semakin dekat.

"Kalau bisa mah lancar lah kaya dulu lagi, gampang gitu dapetin Minyakita itu," kata Agus.

Tak hanya itu, ia meminta pemerintah tidak memberikan batasan terkait stok yang dibutuhkan untuk penjual sembako, khususnya di Pasar Kiaracondong.

"Harapannya biar lancar banyak kaya dulu, jangan di batasin, karena murah, pokonya di permudah," ungkapnya.


Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Elly Wasillah akan mendistribusikan Minyakita ke Pasar Kosambi dan Pasar Kiaracondong.

Masing-masing pasar di suplai sebanyak 100 karton Minyakita dan hanya untuk 20 pedagang di kedua pasar.

Hingga Jumat (17/2/2023) tercatat Disdagin telah mendistribusikannya ke Pasar Baru dan Pasar Andir. Di Pasar Baru didistribusikan sebanyak 43 karton atau 516 liter untuk 11 pedagang. Sedangkan di Pasar Andir tersalurkan 35 karton atau 420 liter untuk 7 pedagang.

Pantauan Kompas.com sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB di Pasar Kiaracondong masih belum terlihat pendistribusian Minyakita.

Beberapa pedagang mengaku mendengar kabar tersebut, dan beberapa lagi menganggap kabar tersebut hanya isapan jempol belaka.

https://bandung.kompas.com/read/2023/02/21/115809178/sudah-sebulan-pedagang-di-pasar-kiaracondong-bandung-tunggu-distribusi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke