Salin Artikel

Mayat Pria Genggam Pisau di Sumedang Ternyata Korban Pembunuhan

SUMEDANG, KOMPAS.com - Penemuan mayat lelaki dengan tangan menggenggam pisau di Kampung Pasar Burung, Desa/Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang ternyata korban pembunuhan.

Korban yang diketahui bernama Cahyono (41) ditemukan tergeletak dengan badan penuh luka tusuk pada Jumat (10/2/2023) pagi. Korban merupakan warga Kalipacet, Kabupaten Subang.

Kapolres Sumedang, AKBP Indra Setiawan mengatakan, tersangka pelaku pembunuhan itu adalah pria berinisial MI (40).

Peristiwa pembunuhan ini bermula saat korban berkunjung ke warung karaoke milik istri MI pada Kamis (9/2/2023) malam.

"Setelah satu jam di warung itu, dia kehabisan uang dan meminta RS (pemilik warung istri MI) untuk mengantarnya ke ATM. Tapi, RS menolak dan menyerahkan urusan mengantar pengunjung itu ke suaminya, MI," kata Indra Setiawan di Mapolres Sumedang, Kamis (23/2/2023).

MI pun lantas mengantar Cahyono menggunakan sepeda motor. Sampai di depan ATM, Cahyono masuk dan mengambil uang, sementara MI menunggu.

Sekeluarnya dari ATM, Cahyono menitipkan dompetnya ke MI dan keduanya kemudian berboncengan kembali untuk kembali ke warung.

"Di tengah jalan kembali ke warung, MI mengaku bahwa Cahyono hendak menikamkan pisau ke arahnya. Tetapi dia menarik tuas gas sepeda motor sehingga Cahyono terjatuh," kata Indra.

Setelah Cahyono terjatuh, dia langsung melarikan diri. MI kemudian mengabari dua rekannya, DN dan AN untuk membantu mencari Cahyono.

Saat bertemu Cahyono, MI mengaku dirinya sempat akan ditikam dengan pisau.

"Ayunan pisaunya ditangkis oleh MI, (MI) tusukkan (pisau) ke perut Cahyono," kata Indra.

MI sempat meninggalkan Cahyono yang terkapar tetapi kembali lagi untuk menusuk Cahyono yang masih hidup dengan pisau.

"Oleh MI ditikamkan lagi pisau itu. Kemudian mayat Cahyono diseret ke kebun singkong," kata Kapolres.

Untuk menutupi perbuatan pembunuhan itu, MI pergi ke kerumunan warga lalu mengaku bahwa dia tidak menemukan Cahyono.

"Hingga akhirnya kami tangkap. Kami terapkan Pasal 338 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara," katanya.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul TERKUAK, Teka-teki Penemuan Mayat Pria Genggam Pisau di Ujungjaya Sumedang, Korban Pembunuhan

https://bandung.kompas.com/read/2023/02/23/183302278/mayat-pria-genggam-pisau-di-sumedang-ternyata-korban-pembunuhan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com