Salin Artikel

Gara-gara Tak Punya KTP, Warga Pangandaran Ini Dikucilkan, Dikejar Satpol PP, hingga Disebut Buron

PANGANDARAN, KOMPAS.com - Kosdiaman (39), warga Dusun Sindangherang RT 02/03 Desa Padaherang, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, menceritakan kisah hidupnya yang rumit gara-gara tidak memiliki KTP.

Dia pernah dikejar-kejar Satpol PP hingga disebut buron gara-gara tidak memiliki KTP. Padahal bukan disengaja ia tidak memiliki KTP.

KTP dan berbagai dokumen lainnya hilang tersapu banjir Jakarta 2012 silam.

Kini di Pangandaran, ia tinggal bersama istri dan dua adiknya.

Sebelumnya, Kosdiaman bersama keluarganya merantau dan tinggal di daerah Cengkareng. Dia mengadu nasib bekerja sebagai kuli bangunan.

Namun, setelah kehilangan semua dokumen pentingnya akibat tersapu banjir, Kosdiaman merasa kesulitan tinggal di Jakarta.

Dia kerap menjadi sasaran razia yang dilakukan Satpol PP. Dia pun memutuskan pulang ke kampung halamannya di wilayah Pangandaran.

"Saya capai harus kejar-kejaran sama satpol PP, soalnya saya kan tidak punya KTP. Jadi, kita sekeluarga pilih pulang," ujar Kosdiaman kepada sejumlah wartawan di rumahnya, Rabu (22/2/2023) sore.

Namun, Kosdiaman ternyata tak memiliki KTP hingga sekarang. Padahal, ia dan keluarganya sangat membutuhkan.

Bahkan karena belum memiliki KTP, dia kerap dikucilkan oleh tetangga.

"Malah, ada yang bilang saya ini buron. Soalnya, enggak punya KTP," ujar Kosdiman dikutip dari Tribunnews.

Sebelumnya, Kosdiaman sudah berupaya meminta tolong dari mulai ke ketua RT sampai RW. Bahkan ia mendatangi Kantor Disdukcapil Kabupaten Pangandaran.

Selain itu, dia mengaku sudah minta tolong kepada kepala dusun setempat dan sempat memberikan uang untuk jasa membuat KTP.

Uangnya dulu dari hasil menjual cincin emas milik istrinya.

"Saya dulu menjual emas punya istri tapi tetap enggak bisa. Jadi, sekarang saya malas ngurusinnya," ucapnya.

Dia mengatakan, sudah menyiapkan berkas-berkas untuk membuat KTP, mulai dari ijazah sampai rapor sekolah terakhir, tapi tetap belum berhasil.

Kepala Dusun Sindangherang, Hendar, membenarkan adanya seorang warganya yang tidak memiliki KTP sejak lama.

"Ya, benar, ada satu keluarga di tempat saya tidak memiliki KTP. Saya juga sudah bingung mengurusi ke sana-sini tapi tidak bisa jadi," ujarnya.

Ia mengakui, seorang warga tersebut sempat memberi uang Rp 60.000 untuk mengurus pembuatan KTP. Uang tersebut hal yang wajar karena untuk keperluan operasionalnya.

Solusi Dukcapil

Kepala Bidang Fasilitas dan Pendaftaran Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Pangandaran, Ruhandi, meminta Kosdiaman ke kantornya.

"Tinggal datang ke kantor capil, nanti dicek datanya berdasarkan nama, tempat dan tanggal lahir, dan nama orangtuanya. Agar datanya ketemu," ujar Ruhandi kepada wartawan melalui WhatsApp, Kamis (23/2/2023) siang.

Langkah selanjutnya tergantung keberadaan data tersebut, apakah ketemu atau tidak.

"Tapi, akan ditempuh (proses selanjutnya)," katanya.

Guna mempercepat prosesnya, dia berharap yang bersangkutan membawa data pendukung.

Semisal ijazah, buku nikah, kartu Pemilu terdahulu atau dokumen-dokumennya lainnya.

"Intinya, Disdukcapil siap menindaklanjuti. Yang penting dia bawa ke kantor capil," ucap Ruhandi.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Warga Pangandaran Dikucilkan Karena Tidak Punya KTP: Dikejar-kejar Satpol PP hingga Disebut Buron

https://bandung.kompas.com/read/2023/02/23/204534978/gara-gara-tak-punya-ktp-warga-pangandaran-ini-dikucilkan-dikejar-satpol-pp

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke