Salin Artikel

"Saya Jual Emas Istri untuk Bikin KTP, sampai Sekarang Tak Jadi-jadi"

Bahkan, dia mengaku sempat menjual emas milik istrinya untuk biaya membuat KTP. Namun, hingga saat ini KTP tersebut tak kunjung jadi.

Kosdiaman kehilangan dokumen penting saat menjadi korban banjir di Jakarta pada 2012. Imbasnya, pria yang sudah memiliki anak dan istri ini tak memiliki KTP sampai sekarang.

Awalnya, Kosdiaman bersama keluarganya merantau dan tinggal di daerah Cengkareng, Jakarta Barat. Dia mengadu nasib bekerja sebagai kuli bangunan.

Setelah kehilangan semua dokumen penting akibat banjir, Kosdiaman merasa kesulitan tinggal di Jakarta.

Dia kerap menjadi sasaran razia yang dilakukan petugas Satpol PP.

Merasa hidup semakin sulit di Jakarta, Kosdiaman memutuskan pulang ke kampung halamannya di Pangandaran.

"Saya capai harus kejar-kejaran sama satpol PP, soalnya saya kan tidak punya KTP. Jadi, kita sekeluarga pilih pulang," ujar Kosdiaman kepada sejumlah wartawan di rumahnya, Rabu (22/02/2023) sore.

Setelah tiba di Pangandaran, ternyata muncul masalah baru.

Kosdiaman merasa dikucilkan warga desa karena tak memiliki KTP. Bahkan, ada yang menyebut dirinya seorang buron.

"Malah ada yang bilang saya ini buron. Soalnya enggak punya KTP," katanya.

Kosdiaman sudah berupaya meminta tolong dari mulai ketua RT sampai RW serta sempat mendatangi Kantor Disdukcapil Kabupaten Pangandaran.

Dia juga mengaku sempat memberikan uang untuk jasa membuat KTP. Uang tersebut dari hasil menjual cincin emas milik istrinya.

Kosdiaman mengatakan, sudah menyiapkan sejumlah berkas untuk syarat pembuatan KTP, mulai dari ijazah sampai rapor sekolah terakhir. Namun, sampai sekarang KTP tak kunjung jadi.

"Saya dulu menjual emas punya istri, tapi tetap enggak bisa (KTP tak jadi). Jadi, sekarang saya malas ngurusinnya," ucapnya.

Kepala Dusun Sindangherang, Hendar membenarkan adanya seorang warganya yang tidak memiliki KTP sejak lama.

"Ya, benar. Ada satu keluarga di tempat saya tidak memiliki KTP. Saya juga sudah bingung mengurusi ke sana-sini tapi tidak bisa jadi," ujarnya.

Ia mengakui, warga tersebut sempat memberi uang senilai Rp 60.000 untuk mengurus pembuatan KTP.

Namun, Hendar menilai uang yang diterimanya tersebut wajar karena untuk keperluan operasional.

Diminta datang ke kantor Disdukcapil 

Kepala Bidang Fasilitas dan Pendaftaran Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Pangandaran, Ruhandi, meminta Kosdiaman datang ke kantornya dengan membawa persyaratan.

"Tinggal datang ke kantor capil, nanti dicek datanya berdasarkan nama, tempat, dan tanggal lahir, dan nama orangtuanya agar datanya ketemu," ujar Ruhandi kepada wartawan melalui WhatsApp, Kamis (23/2/2023) siang.

Langkah selanjutnya tergantung keberadaan data tersebut, apakah ketemu atau tidak.

Untuk mempercepat proses, dia berharap Kosdiaman membawa data pendukung.

Di antaranya ijazah, buku nikah, kartu Pemilu terdahulu atau dokumen lainnya.

"Intinya, disdukcapil siap menindaklanjuti. Yang penting dia bawa ke kantor capil," ucap Ruhandi.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul: Warga di Pangandaran Tidak Punya KTP dan Sempat Disebut Buron, Ini Solusi Disdukcapil

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Nasib Kosdiaman di Pangandaran, Dikucilkan Tetangga Gara-gara Tak Punya KTP, Dibilang Buron

https://bandung.kompas.com/read/2023/02/24/080753678/saya-jual-emas-istri-untuk-bikin-ktp-sampai-sekarang-tak-jadi-jadi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke