Salin Artikel

Mengenal Agrowisata Kampung Durian Sinapeul di Majalengka

Desa ini memiliki satu buah khas yang kerap diburu banyak pecintanya, yakni Durian Sinapeul.

Seiring berjalannya waktu desa ini ditetapkan sebagai Kawasan Agrowisata Kampung Durian Majalengka.

Namun, siapa sangka, kawasan yang sudah dilirik Kementerian Pariwisata ini, memiliki sejarah yang panjang.

Bila memulai perjalanan dari arah Kabupaten Cirebon dan sekitarnya, Desa Ujung Berung ini berada di Jalan Raya Cirebon – Rajagaluh.

Sebelum tiba di desa ini, akan terlihat beberapa warga yang menjual durian Sinapeul di sisi kanan kiri jalan raya.

Seketika, bakal tampak gapura ikonik yang bertuliskan “Kawasan Agropolitan Desa Ujungberung, Agrowisata Durian Sinapeul”.

Pemerintah membuat replika buah durian Sinapeul yang dipasang di atas gapura sebagai identitas dan daya tarik wisatawan.

Aris Susanto, Kepala Desa Ujung Berung, menceritakan awal mula atau sejarah Durian Sinapeul.

Dia menerangkan nama Sinapeul adalah nama sebuah blok atau kawasan yang ada di Desa Ujung Berung.

Nama itu disematkan kepada buah durian, karena tumbuh dan pertama kali ditemukan di tanah Sinapeul.

Penamaan ini sudah berlangsung ratusan tahun oleh para pendahulu setempat.

“Durian Sinapeul itu sudah lama sekali, induk pohonnya saja sudah sekitar hampir 250 tahun. Hanya saja mulai ramai dikenal sekitar tahun 1980 - 1990an,” kata Aris saat dihubungi Kompas.com pada Sabtu (25/2/2023) petang.


Aris melanjutkan, para pendahulu yang menemukan durian itu, tertarik dengan karakteristik khas yang dimiliki buah durian Sinapeul.

Dari dahulu sampai sekarang, Aris sebut, durian Sinapeul memiliki karakteristik yakni manis, gurih, bijinya kecil, dan tebal dagingnya.

Tekstur durian ini juga tampak segar. Daging durian tidak benyek, bersih, dan juga empuk. Karakteristik yang melekat ini yang akhirnya menjadi ciri khas dan potensi besar yang dimilikinya.

Kemudian, dari indukan pohon itu, lanjut Aris, para pendahulu warga dan juga pemerintah secara turun temurun melakukan budidaya.

Bila dihitung, hingga saat ini, pohon durian Sinapeul ini mencapai ribuan pohon dan tersebar di blok lain.

Budidaya durian Sinapeul yang terus berkembang membuat pemerintah memperluas lahan sebagai kawasan khusus tanaman durian.

Hingga saat ini, kata Aris, Pemerintah Desa Ujung Berung awalnya menanam durian khas ini di atas tanah milik desa sekitar 5 - 6 hektar, dan terus berkembang hingga sekitar 10 hektar.

“Ril budidaya durian di lahan tanah milik desa sekarang sekitar 10 hektar. Kalau sama usaha penduduk lebih banyak, hamparannya lebih dari 50 hektar yang tersebar Blok Sinapeul, Lojiawi, Asem 1, Asem 2, Dangdeur dan lainya,” tambah Aris.

Kerja sama estafet tiap pergantian kepala desa

Lebih lanjut, Aris menerangkan, penataan lahan sekitar 100 hektar untuk Kawasan Agrowisata Durian Sinapeul memiliki sejarah panjang.

Kawasan ini terbentuk atas kerja sama kepala desa yang menjabat di beberapa generasi.

Usahanya dilakukan dari satu kepala desa dilanjutkan dengan kepala desa berikutnya secara estafet.


Tahap pertama, kata Aris, dilakukan oleh Kepala Desa Mukhtar yang berhasil melakukan pembukaan area.

Kemudian, estafet kedua, dilanjutkan oleh Kepala Desa Toto, yang juga menambah pembukaan lahan agrowisata.

“Kemudian penanaman dilakukan oleh generasi Kepala Desa Tari Kusnasi. Kemudian, sejak memimpin, saya terus melakukan penataan untuk mewujudkan cita-cita desa memiliki Agrowisata Durian Sinapeul. Dan ini masih harus terus dikembangkan kepala desa berikutnya,” kata Aris.

Aris menyebutkan, nama Agrowisata Kampung Durian Sinapeul yang sudah dikenal sejak beberapa tahun lalu itu, kian tersohor.

Pemerintah desa, kecamatan, hingga kabupaten berkolaborasi untuk terus meningkatkan potensi ini agar menjadi perhatian banyak wisatawan.

https://bandung.kompas.com/read/2023/02/26/164609978/mengenal-agrowisata-kampung-durian-sinapeul-di-majalengka

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com