Salin Artikel

6 Tokoh dalam Peristiwa Bandung Lautan Api 23 Maret 1946

KOMPAS.com - Peristiwa Bandung Lautan Api yang terjadi pada 23 Maret 1946 masih dikenang hingga saat ini.

Perjuangan rakyat dalam melawan sekutu membuat Kota Bandung luluh lantak akibat kebakaran besar, sehingga dikenal dengan Peristiwa Bandung Lautan Api.

Perlawanan rakyat yang dilakukan dengan cara pembakaran tersebut ditempuh oleh TRI (Tentara Republik Indonesia) untuk mencegah tentara NICA serta Sekutu menggunakan Kota Bandung sebagai markas militer.

Peristiwa Bandung Lautan Api yang salah satu peristiwa heroik terbesar dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia ini tak lepas dari peran sosok penting dibaliknya.

Berikut adalah enam tokoh penting dalam peristiwa Bandung Lautan Api.

1. Kolonel Abdul Haris Nasution

Kolonel Abdul Haris Nasution atau AH Nasution saat itu adalah Komandan Divisi III Tentara Republik Indonesia (TRI).

Peran AH Nasution dalam peristiwa Bandung Lautan Api adalah menyampaikan hasil musyawarah dari Majelis Persatuan Priangan pada 23 Maret 1946.

Selain itu, AH Nasution memerintahkan dan membawa masyarakat Bandung untuk mengungsi ke arah selatan bersama para tentara.

2. Mohammad Toha

Mohammad Toha adalah seorang komandan pejuang dalam peristiwa Bandung Lautan Api.

Dalam peristiwa heroik tersebut, Mohammad Toha memiliki misi untuk menghancurkan amunisi dan senjata di gudang milik Sekutu.

Pada saat itu, Sekutu memiliki gudang amunisi yang berisi 18.000 ton bahan peledak dan ribuan senjata lainnya.

Walau sudah beberapa kali dilarang oleh atasan, namun Mohammad Toha tetap melakukan aksi pembakaran dan berhasil melaksanakan misinya.

Walau begitu, Mohammad Toha harus mengorbankan nyawanya dan ikut gugur bersama ledakan yang membumihanguskan Kota Bandung.

3. Sutan Syahrir

Sutan Syahrir adalah sosok yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri Republik Indonesia.

Bersama dengan AH Nasution, Sutan Syahrir berperan dalam pelaksanaan operasi "Bumi Hangus" di kota Bandung.

Keputusan itu diambil sebagai sikap atas ultimatum yang diberikan Inggris pada masyarakat dan para pejuang untuk menyerahkan wilayah Kota Bandung kepada penjajah.

4. Atje Bastaman

Atje Bastaman adalah seorang wartawan muda dari harian Suara Merdeka.

Peran Atje Bastaman dalam peristiwa Bandung Lautan Api adalah sebagai jurnalis yang menuliskan kronologi peristiwa Bandung Lautan Api dalam liputannya.

Atje Bastaman menyaksikan langsung proses pembakaran Kota Bandung dari bukit Gunung Leutik di sekitar Pameungpeuk, Garut.

Liputan tersebut kemudian dimuat pada harian Suara Merdeka pada edisi 26 Maret 1946, dan membuat istilah Bandung Lautan Api menjadi dikenal.

5. Mayor Rukana

Mayor Rukana adalah sosok komandan polisi militer di Bandung.

Peran Mayor Rukana dalam peristiwa Bandung Lautan Api adalah sebagai tokoh pencetus ide pembakaran kota Bandung.

Hal ini dilakukan Mayor Rukana yang tidak rela Kota Bandung dikuasai oleh tentara Sekutu.

6. Ismail Marzuki

Meski Ismail Marzuki tidak terlibat langsung dalam perjuangan di peristiwa Bandung Lautan Api, namun namanya tetap dikenang hingga kini.

Saat itu justru Ismail Marzuki bersama sang istri menjadi bagian dari pengungsi yang pergi dari Bandung pada saat peristiwa itu terjadi.

Peristiwa yang dialaminya tersebut mengilhami Ismail Marzuki untuk membuat lagu berjudul Halo-halo Bandung, sebuah lagu nasional yang bercerita tentang suasana pada saat peristiwa Bandung Lautan Api.

Sumber:
bobo.grid.id  
kompas.com  (Editor : Vanya Karunia Mulia Putri)

https://bandung.kompas.com/read/2023/03/02/231837978/6-tokoh-dalam-peristiwa-bandung-lautan-api-23-maret-1946

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com