Salin Artikel

Menyelami Makna Tradisi Pawai Obor Jelang Ramadhan di Cirebon

CIREBON, KOMPAS.com – Beberapa hari lagi, Bulan Suci Ramadhan 1444 Hijriyah akan tiba. Namun penyambutannya sudah dilakukan beberapa hari lalu. Berbagai tradisi dilakukan sebagai wujud suka cita, sekaligus edukasi untuk generasi berikutnya.

Kemeriahan itu Kompas.com saksikan dalam acara Pawai Obor yang dilakukan Pemuda Perbutulan Bersatu, di Jalan Raya Plered–Sumber, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada Senin (20/3/2023) malam hari. Berbagai lapisan turut serta memeriahkan.

Lapisan pertama pawai obor diisi rombongan marching band yang berjumlah beberapa pelajar. Mereka menampilkan kemampuannya hingga membuat pawai obor kian meriah.

Lapisan kedua, atraksi parkour yang dilakukan pemuda setempat. Lapisan ketiga cukup ekstrem yakni beberapa pemuda memainkan debus serta tongkat api.

Mereka terus beratraksi di sepanjang jalan. Kemudian lapisan inti, yakni anak-anak tingkat SD dan SMP yang membawa spanduk pawai obor sambil melantunkan salawat dengan iringan musik hadroh di bagian belakang.

Sejumlah warga berusia dewasa juga turut berpartisipasi. Mereka menjaga sisi kiri dan kanan untuk menjaga anak-anak dan rombongan pawai obor agar berlangsung tertib.

Ahmad Maulana, Guru SMP IT Fathatul Hidayah Perbutulan Sumber, salah satu peserta Pawai Obor menyampaikan, dirinya membawa 50 santri putra dan putri untuk ikut serta kegiatan.

Para santri turut serta berjalan mengikuti rute yang sudah disediakan oleh panitia.

Ahmad menyebut, keikutsertaan dirinya dan juga para santri merupakan ungkapan suka cita akan masuknya Ramadhan. Bagi mereka dan banyak umat Islam lainnya, Ramadhan adalah bulan yang sangat dinanti karena memiliki banyak keutamaan.

“Pawai obor ini simbol ungkapan suka cita kami sehingga mengikutsertakan para santri. Tujuannya untuk edukasi juga agar mereka kelak menjaga tradisi ini di kampung halaman dan tempat tinggal masing-masing,” kata Ahmad saat ditemui Kompas.com di lokasi.

Zaenal Arifin, Ketua Pelaksana Pawai Obor mengungkapkan, pelaksanaan pawai obor tahun ini dilakukan oleh para pemuda. Ini merupakan wujud regenerasi dari pada panitia yang sudah melakukan acara yang sama di tahun-tahun sebelumnya.

Tahun ini, dia mengikutsertakan sekitar 800–900 peserta dari berbagai kalangan. Tak terkecuali para pelajar SD, MI, SMP, dan lainnya.

Sejumlah perangkat desa dan lembaga juga ikut serta untuk memastikan kegiatan berlangsung aman dan tertib.

“Kami sangat senang, dan tidak menyangka, Pawai Obor berlangsung sangat meriah. Banyak kelompok dan elemen yang ikutserta meramaikan, termasuk masyarakat luas,” kata Zaenal usai kegiatan berlangsung.

Dia berharap, para Pemuda Perbutulan Bersatu kian kompak. Pasalnya, kegiatan pawai obor ini menjadi satu dari beberapa rangkaian kegiatan yang akan dilakukan sepanjang bulan suci Ramadhan hingga Idul Fitri mendatang.

https://bandung.kompas.com/read/2023/03/21/095130278/menyelami-makna-tradisi-pawai-obor-jelang-ramadhan-di-cirebon

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com