Salin Artikel

Tradisi Drugdag Keraton Kasepuhan Cirebon Sambut Ramadhan

CIREBON, KOMPAS.com – Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dengan Tradisi Drugdag, yakni pemukulan bedug secara bertalu-talu, Rabu (22/3/2023).

Tradisi drugdag dilakukan keluarga keraton sebagai simbol syukur dan berserah diri kepada Allah karena telah masuknya bulan suci yang dinanti.

Meski sudah banyak alat pengganti bedug, tradisi warisan Walisongo ini, tetap dilestarikan di lingkungan keraton.

Patih Keraton Kasepuhan, Pangeran Raja Muhamad Nusantara didampingi penghulu, sesepuh, dan abdi dalem Keraton Kasepuhan, menuju tempat Bedug Samogiri di sisi Langgar Agung.

Mereka menggunakan pakaian khas keraton yakni baju berwarna putih, bersarung, serta bertopi batik.

Kemudian sang raja menerima dua buah kayu kentong, seraya mengungkapkan syukur atas kesempatan yang diberikan Allah, lalu berdoa untuk segala kebaikan.

Setelah itu, Patih Keraton Kasepuhan, Pangeran Raja Muhamad Nusantara, memulai tabuhan pertama.

“Jadi ini adat dan tradisi yang sudah kita lestarikan dari ratusan tahun lalu. Nama tradisinya drugdag yang dijalankan untuk menyambut bulan suci Ramadhan,” kata Muhamad Nusantara saat ditemui usai penabuhan bedug.

Pemukulan ini, sambung Muhamad Nusantara, dilakukan oleh abdi dalem.

Setelah Sultan, kemudian dilanjutkan oleh sesepuh yang juga penghulu, kemudian para abdi dalem. Mereka memukul bedug secara bergantian dan simultan.

Muhamad Jumhur, sesepuh yang juga menjadi Penghulu Keraton Kasepuhan, menyebut, pemukulan bedug memiliki tiga makna filosofi, yakni, pertama dzikir kalimat “lailahailallah” yang memiliki makna pensucian, kedua dzikir kata "Allah" sebagai makna peng-agung-an, dan ketiga dzikir kata "lahaula walakuwata illabillah" sebagai makna berserah diri.

“Kita menyambut dengan berserah diri, kita tidak bisa berpuasa, beribadah dan lainnya, kecuali dengan bantuan dan pertolongan Allah, itulah filosofi dari tabuhan bedug drugdag tadi," ucap dia.

Meski saat ini sudah banyak alat untuk menyampaikan datangnya dan masuknya bulan puasa, tradisi drugdag tetap akan dilestarikan.

Pemukulan bedug ini tak hanya dilakukan sore hari, namun juga dilakukan menjelang sahur. Ini dilakukan selama satu bulan penuh.

Selain bermanfaat untuk meramaikan bulan puasa, bunyi bedug tradisi drugdag juga sebagai upaya menjaga dan melestarikan budaya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/03/23/055716778/tradisi-drugdag-keraton-kasepuhan-cirebon-sambut-ramadhan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke