NEWS
Salin Artikel

Mengintip Tradisi Ziarah Makam Sunan Gunung Jati Cirebon Saat Ramadhan

CIREBON, KOMPAS.com – Meski telah memasuki bulan Ramadhan, tradisi menziarahi Kompleks area pemakaman Syekh Syarif Hidayatullah atau dikenal Sunan Gunung Jati Cirebon, masih tetap ramai.

Warga berduyun-duyun mengantre untuk dapat masuk dan mendekat ke sekitar bangunan makam untuk berziarah. Petugas menyebut, tak sedikit peziarah juga akan bertadarus di malam hari.

Kompas.com menyaksikan warga yang datang silih berganti. Sebagian besar mereka datang secara rombongan; satu keluarga, rombongan pengajian, atau bahkan rombongan ziarah dari luar kota yang menggunakan bus pariwisata.

Warga yang datang tak hanya berasal dari Kota-Kabupaten Cirebon, melainkan dari berbagai daerah lainnya.

Beberapa di antaranya berasal dari Kabupaten Indramayu, Jakarta, Tangerang, Madura, dan juga hingga luar pulau jawa.

Sebagian besar datang untuk berziarah, atau yang biasa dikenal dengan istilah tradisi munggahan.

Munggahan adalah mengunjungi kerabat, keluarga, atau tokoh yang masih hidup beberapa hari menjelang masuknya bulan puasa. Berkunjung juga dilakukan kepada yang telah meninggal dunia, dengan cara berziarah.

Munggahan kepada Sunan Gunung Jati ini dimaksudkan sebagai simbol penghormatan terhadap tokoh, yang telah berjasa menyebarkan Agama Islam di tanah pesisir pantura Cirebon dan sekitarnya.

Atin dan Yogi, misalnya. Warga Tangerang ini melakukan tradisi munggahan ke Makam Sunan Gunung Jati Cirebon. Keduanya melakukan ziarah bersama beberapa anggota keluarga lainnya.

Keduanya menyebut, tradisi ini sudah dia lakukan sejak lama. Mereka akan berangkat dari Tangerang malam hari, berziarah di pagi hari, dan kembali ke Tangerang pada sore atau malam hari.

“Sudah lama, setiap tahun seperti ini. Setiap mau bulan puasa, dan nanti setelah lebaran. Sudah pasti ke sini lagi,” kata Yogi dan Atin saat ditemui Kompas.com Selasa (21/2/2023).

Keduanya yang berprofesi sebagai pedagang sayur di pasar tradisional menyebut, ziarah sebagai wujud berbakti kepada tokoh yang telah menyebarkan agama Islam di Tanah Wali. Melalui perantara menziarahi Sunan Gunung Jati, keduanya juga berharap keberkahan hidup.

Tak hanya warga umum, tradisi munggahan ke Sunan Gunung Jati juga dilakukan sejumlah pejabat Pemerintah Kabupaten Cirebon.

Bupati Cirebon, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, dan juga beberapa Kepala Dinas turut serta melakukan tradisi ini.

Mereka datang secara rombongan untuk bersama-sama berziarah, memanjatkan doa, dan juga menaburkan bunga di sekitar areal pemakaman.

Imron Rosyadi, Bupati Cirebon menyampaikan, menziarahi makam Sunan Gunung Jati, tiap menjelang bulan puasa, sudah menjadi tradisi yang melekat di Cirebon.

Kegiatan ini sudah berlangsung puluhan bahkan ratusan tahun, yang terus dilakukan tiap tahunnya.

Imron menyebut, ziarah merupakan simbol penghormatan dan wujud terima kasih warga Cirebon kepada orangtuanya.

Sunan Gunung Jati atau Syekh Syarif Hidayatullah sebagai orangtua yang telah menyebarkan agama Islam di tanah pesisir Cirebon dan sekitarnya.

“Kami bersama rombongan Forkopimda, SKPD, dan jajaran terkait melestarikan tradisi dan kearifan lokal yang dulu dilakukan. Pertama kita kunjungan ke makam para wali, atau napak tilas,” kata Imron saat ditemui Kompas.com Senin (20/3/2023).

Ziarah, sambung Imron, juga bagian dari upaya untuk mempelajari ulang apa yang diamanati Sunan Gunung Jati semasa hidupnya.

Karena Syekh Syarif Hidayatullah juga merupakan salah satu walisongo dan menjadi pemimpin di Cirebon pada masanya.

Diprediksi, jumlah kunjungan masyarakat untuk melakukan tradisi munggahan ke Makam Sunan Gunung Jati akan terus meningkat.

Budayawan, yang juga Dewan Penasehat Dewan Kesenian Kabupaten Cirebon, Made Casta mengungkapkan, tradisi munggahan memiliki dua dimensi; habluminannas dan hablumminallah, hubungan dengan sesama manusia dan hubungan dengan Allah.

Dua hal ini dilakukan sebelum memasuki bulan puasa untuk melebur kesalahan-kesalahan.

“Kenapa ada munggahan, dengan berkunjung dan juga berziarah, karena penekanannya dua, memperbaiki hubungan sesama manusia dan sang pencipta. Ini yang diajarkan para wali terdahulu, sehingga manusia memasuki bulan puasa dengan melebur dosa, penuh keyakinan dan kebersihan jiwa,” kata Made kepada Kompas.com di area pemakaman.

Sedangkan dua dimensi yakni melaksanakan hubungan baik antar sesame manusia, dan juga hubungan baik dengan Tuhannya, itu dilakukan oleh semua orang, berbagai kalangan, tanpa melihat latar belakang profesi, jabatan, asal, dan lainnya.

Mereka yang datang tidak hanya berasal dari Cirebon, melainkan dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Pasalnya, Sunan Gunung Jati juga memiliki jejaring kuat antar walisongo lainya, para ulama, dan diteruskan oleh para kyai-kyai yang kini menyebarkan nilai-nilai kebaikan di tiap daerah.

https://bandung.kompas.com/read/2023/03/23/114216678/mengintip-tradisi-ziarah-makam-sunan-gunung-jati-cirebon-saat-ramadhan

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

Regional
Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Regional
Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Regional
Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Regional
Pelopor Smart City, Aplikasi Milik Pemkot Tangerang Telah Direplikasi 47 Daerah di Indonesia

Pelopor Smart City, Aplikasi Milik Pemkot Tangerang Telah Direplikasi 47 Daerah di Indonesia

Regional
Turunkan Stunting di Jembrana, Bupati Tamba Fokus Bantu 147 Keluarga Kurang Mampu

Turunkan Stunting di Jembrana, Bupati Tamba Fokus Bantu 147 Keluarga Kurang Mampu

Regional
Implementasi Program BAAS, Bupati Tamba Bagikan Bahan Makanan Sehat untuk Anak Stunting

Implementasi Program BAAS, Bupati Tamba Bagikan Bahan Makanan Sehat untuk Anak Stunting

Regional
Fokus Pembangunan Kalteng pada 2024, dari Infrastruktur, Pendidikan, hingga Perekonomian

Fokus Pembangunan Kalteng pada 2024, dari Infrastruktur, Pendidikan, hingga Perekonomian

Regional
Sekdaprov Kalteng Paparkan Berbagai Inovasi dan Strategi KIP Kalteng, dari Portal PPID hingga Satu Data

Sekdaprov Kalteng Paparkan Berbagai Inovasi dan Strategi KIP Kalteng, dari Portal PPID hingga Satu Data

Regional
Pabrik Biomassa Segera Berdiri di Blora, Target Produksi hingga 180.000 Ton Per Tahun

Pabrik Biomassa Segera Berdiri di Blora, Target Produksi hingga 180.000 Ton Per Tahun

Regional
Atasi Banjir di Kaligawe dan Muktiharjo Kidul, Mbak Ita Optimalkan Koordinasi Lintas Sektor

Atasi Banjir di Kaligawe dan Muktiharjo Kidul, Mbak Ita Optimalkan Koordinasi Lintas Sektor

Regional
Komitmen Jaga Kelestarian Satwa Burung, Mas Dhito: Kami Terbuka dengan Masukan dari Masyarakat

Komitmen Jaga Kelestarian Satwa Burung, Mas Dhito: Kami Terbuka dengan Masukan dari Masyarakat

Regional
Soal Pembebasan Lahan Tol Kediri-Kertosono, Pemkab Kediri: Tinggal 2 Persen

Soal Pembebasan Lahan Tol Kediri-Kertosono, Pemkab Kediri: Tinggal 2 Persen

Regional
Turunkan Angka Stunting di Sumut, Pj Gubernur Hassanudin Lakukan 2 Langkah Ini

Turunkan Angka Stunting di Sumut, Pj Gubernur Hassanudin Lakukan 2 Langkah Ini

Regional
Hadiri Pelantikan Ketua KONI Kalteng, Gubernur Sugianto Harap Prestasi PON Meningkat

Hadiri Pelantikan Ketua KONI Kalteng, Gubernur Sugianto Harap Prestasi PON Meningkat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke