Salin Artikel

Perjuangan Reddy, Hidupi 8 Anggota Keluarganya Tanpa Tangan

BANDUNG, KOMPAS.com - Reddy Herdiawan (52 tahun) tidak pernah menyangka, kehidupannya berubah drastis dalam waktu singkat.

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang bengkel las di Kiaracondong Bandung ini kehilangan kedua tangannya karena sebuah kecelakaan.

Musibah ini menimpa Reddy ketika ia sedang membereskan barang-barang sepulang kerja.

Ketika itu, ia hendak mengambil besi. Namun naas besi menyangkut di kabel listrik dan menyengat dirinya.

Orang-orang di sekitar yang melihat kejadian ini tidak bisa membantu, sebab takut tersambar.

Singkat cerita, Reddy bisa diselamatkan, namun setelah ditindak ke rumah sakit, tenaga medis menyatakan kedua tangannya harus diamputasi.

“Awalnya hanya satu tangan yang diamputasi, tapi tangan kanan saya pecah pembuluh darah jadi akhirnya diamputasi juga," tutur Reddy di Bandung, Kamis (23/3/2023).

Kehilangan kedua tangan membuat hidupnya berubah. Bahkan untuk sekadar memakai baju saja, ia meminta bantuan istrinya.

Meski ia pasrah dengan keadaannya, ia tetap harus menghidupi 8 anggota keluarganya. Ia tetap mengelola tempat las dengan bantuan seorang pekerja.

Karena ia tidak bisa optimal bekerja, sistem pendapatan tempat lasnya pun menggunakan sistem bagi hasil. Setidaknya ia mengantongi Rp 2 juta per bulan.

Angka ini tentu berat mengingat orang yang harus ditanggungnya sebanyak 8 orang. Bahkan anak-anaknya masih sekolah.

Untungnya ada seorang anaknya yang paling besar yang membantu keuangan keluarga. Ia bekerja di tempat paket.

Kisah ini sampai ke Rumah Amal Salman ITB dan komunitas LPDP angkatan 182. Reddy pun mendapatkan bantu lengan palsu bionik.

Tristia Riskawati, penanggungjawab projek sosial ini mengaku termotivasi memberikan bantuan sebab program ini memiliki visi yang sama dengan komunitasnya, pemberdayaan kaum difabel.

“Saya berharap kolaborasi ini bisa membantu kaum difabel untuk lebih berdaya dan lebih mandiri,” kata Tristi.

Tristi mengatakan, lengan bionik ini bisa membantu mereka lebih produktif menjalani aktivitas sehari-hari.

“Saya sangat mengapresiasi teman-teman difabel yang mau menerima bantuan ini. Mereka memilih tetap berusaha ketimbang meminta-minta dan memanfaatkan keterbatasannya. Semoga semangat ini bisa dijaga dan bisa menjadi inspirasi bagi siapapun,” tutur Tristi.

Selain Reddy, orang yang mendapatkan bantuan adalah Siti Nur Aini (21 tahun). Tangan kanan Aini terpaksa diamputasi pada 2022.

Ketika itu Aini hendak membenarkan antena tv di rumah. Ibunya yang juga sedang bersama Aini ikut menjadi korban. Namun beruntung Ibunya tidak harus sampai diamputasi, hanya saja hingga saat ini sang ibu masih mengalami rawat jalan.

Sejak kejadian itu, Aini tidak habis pikir kenapa musibah ini bisa menimpanya. Beberapa kali ia ingin melarikan diri, sebab merasa marah tetapi ia juga harus pasrah.

Aini yang saat ini juga menjadi tulang punggung keluarga tetap harus berjuang, sebab ada ibu dan juga adik yang masih membutuhkannya.

“Usia saya masih muda, mengalami kondisi ini saya sebenarnya bingung. Ibu dan adik juga tergantung kepada saya, sebab ayah sudah meninggal 2012 lalu. Saya kadang ingin menyerah, tetapi tanggung jawab saya banyak, jadi tidak ada pilihan lain selain bertahan dan berusaha,” pungkas dia.

 

https://bandung.kompas.com/read/2023/03/23/145406378/perjuangan-reddy-hidupi-8-anggota-keluarganya-tanpa-tangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke