Salin Artikel

Libur Nyepi, Kepadatan Tol Cipali Naik 20 Persen

Selama dua hari, Selasa (22/3/2023) dan Rabu (23/3/2023) kendaraan yang melintas To Cipali mencapai 119.000 kendaraan.

Asri Fajarwati, Corporate Communication Astra Tol Cipali, menyampaikan kenaikan atau lonjakan kendaraan paling tinggi terlihat pada Selasa (22/3/2023).

Kendaraan dari arah Jakarta melaju menuju Jawa Tengah mendominasi, meskipun demikian kendaraan dari arah sebaliknya juga tetap ramai.

"Akumulasi atau total selama hari Selasa, ada 62.000 kendaraan yang melintas, dari jumlah harian mencapai sekitar 50.000 kendaraan," kata Asri saat dihubungi Kompas.com Jumat (24/3/2023).

Para warga memilih memulai perjalanan pada satu hari sebelum Hari Raya Nyepi, sehingga terjadi lonjakan.

Demikian juga dengan jumlah kendaraan yang melintas pada hari H, Perayaan Nyepi, Rabu (23/3/2023) juga masih tinggi. Cipali mencatat ada 57.000 kendaraan yang melintas.

Asri juga menyebut, Astra Tol Cipali memprediksi Arus Mudik dan Balik pada 2023 akan terjadi peningkatan kendaraan.

Terkait jumlah detailnya, pihaknya sedang melakukan kajian internal dan juga perkembangan informasi pihak terkait.


Diwawancarai secara terpisah, Kapolresta Cirebon Kombespol Arif Budiman, menyampaikan, arus mudik dan balik 2023 ini akan terjadi pengikatan arus.

Prediksi ini didasari dari jumlah kendaraan yang melintas Tol Cipali yang cenderung naik di tiap momen arus mudik.

"Kalau kita lihat traffic volume kendaraan yang ada di Tol Cipali dan beberapa tol lain, memang akan ada peningkatan jumlah kendaraan pemudik di tahun ini," kata Arif saat ditemui Kompas.com usai Inspeksi Jalur Mudik pada Selasa (21/3/2023) di perbatasan provinsi Jawa Tengah.

Berdasarkan data tahun lalu, dalam dua hari puncak one way arus mudik, lebih dari 100.000 kendaraan melintasi cipali hanya dalam satu hari. Diprediksi, tahun ini akan lebih meningkat.

Peningkatan volume jumlah kendaraan juga diprediksi akan terjadi di Jalur Utama Pantura atau arteri.

Namun, berapa detail jumlahnya, Arif perlu menghitung kembali yang juga dipadukan dengan data tahun lalu.

Arif sebut, ada beberapa faktor penyebab terjadinya peningkatan arus mudik, satu telah dicabutnya aturan PPKM oleh pemerintah pusat di akhir 2022. 

Selain itu, laju penjualan kendaraan roda dua dan empat yang terus meningkat di beberapa daerah.

https://bandung.kompas.com/read/2023/03/24/164310378/libur-nyepi-kepadatan-tol-cipali-naik-20-persen

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com