Salin Artikel

Video Viral Dramatisnya Evakuasi Ratusan Korban yang Terjebak Banjir di Cirebon

CIREBON, KOMPAS.com – Evakuasi banjir yang melanda beberapa desa di 6 kecamatan di Kabupaten Cirebon berlangsung dramatis.

Proses evakuasi itu terekam warga Desa Banjarwangunan, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, hingga videonya viral.

Bahkan video itu berulang kali ke grup kebencanaan dan informasi di Kota dan Kabupaten Cirebon.  

Dalam video tersebut, sejumlah warga setempat berusaha mengevakuasi ibu-ibu yang berusia lanjut menggunakan tangga.

Mereka bahu membahu menaikkan ibu ke atas tangga, lalu menggotongnya dari rumah hingga ke Masjid Al-Ikhlas. Mereka menembus banjir dengan ketinggian sekitar 150 centimeter. 

Setelah tiba di masjid, sebagian pengungsi yang juga merupakan korban banjir menyambutnya. Mereka menolong menurunkan ibu lanjut usia itu ke bawah, lalu dibawa ke dalam masjid. 

Tak hanya satu, aktivitas ini dilakukan warga setempat berulang kali. Warga bahu membahu, bergantian untuk mengevakuasi warga secara manual, sambil menunggu pertolongan dari Tim BPBD, Basarnas Cirebon, TNI, dan Polri, yang membawa perahu karet.

Erfan Septiawan (29), salah satu pengurus perumahan Puri Indah Banjarwangunan, Kecamatan Mundu mengaku panik saat melihat kondisi banjir yang tiba-tiba tinggi dengan waktu yang begitu cepat. Di saat bersamaan, dia mendengar banyak warga yang meminta pertolongan. 

“Tiba-tiba hanya beberapa menit, air itu langsung naik dengan cepat. Saya inisiatif dan sampaikan ke warga, ayo bergerak, kalau tidak banyak warga yang terjebak,” kata Erfan saat dihubungi Kompas.com Jumat (31/3/2023).

Sebab, Erfan mendapatkan informasi bahwa salah satu tanggul dari dua Sungai Cilunyu dan Cikalong, jebol. Erfan langsung mengajak warga lainnya untuk evakuasi ibu-ibu lanjut usia dengan alat seadanya. 

Kerja Sama Warga dengan Pemerintah Penting

Meski semangat, ia dan warga sempat kebingungan, karena tidak ada tandu. Namun, setelah melihat tangga, dia menjadikan tangga berukuran 10 meter dijadikan tandu untuk mengangkut para warga yang butuh evakuasi. 

“Kalau tidak begitu, bisa banyak warga yang terjebak, pasalnya banjir datang dengan cepat, sementara pertolongan perahu karet agak lama, mungkin karena tim membantu warga lain dan juga akses ke lokasi kami tertutup banjir,” tambah Erfan. 

Yang membuatnya bangga, kerja sama warga sekitar sangat kompak. Pihak RT, RW, Kepala Desa, hingga Camat Mundu, sudah siaga sejak banjir belum datang, sehingga saat banjir datang seketika, semua dapat bergerak cepat. 

Camat dan pemerintah desa, sambung Erfan, bertugas membujuk warga agar mau dievakuasi. Sedangkan dia dan masyarakat bergerak mengevakuasi warga menggunakan tangga.

Karena ada saja warga yang seharusnya segera dievakuasi, dengan berbagai alasan tidak mau meninggalkan rumah. 

Anwar Sadat, Camat Mundu, Kabupaten Cirebon mengungkapkan, kesiapsiagaan adalah hal utama saat terjadinya potensi musibah.

Sejak sebelum banjir, dirinya sudah mengantisipasi dan berkoordinasi dengan pemerintah setempat. Kehadiran pemerintah di lokasi yang berpotensi banjir sangat dibutuhkan untuk penanganan cepat. 

“Pokoknya, kerja sama pemerintah terdekat itu sangat penting, semisal RT, RW, Desa, Camat. Kerja sama dan kekompakan dengan masyarakat juga sangat dibutuhkan. Karena kalau menunggu-nunggu, bisa jadi banyak warga yang terjebak banjir sekitar 1,5 meter,” tegas Anwar kepada Kompas.com Jumat (31/3/2023).

Anwar menyebut, tim BPBD, Basarnas, TNI, Polri telat datang, karena mereka juga menolong banyak korban terdampak banjir di wilayah lain.

Dia yang mendapatkan laporan tingkat kabupaten mengungkapkan, banjir yang terjadi pada Kamis malam, terjadi di banyak tempat. Petugas pun langsung mengevakuasi banyak warga di tiap tempat tersebut. 

Proses evakuasi yang menggunakan tangga dengan cara tandu adalah inisiatif warga dan pemerintah secara spontan demi penyelamatan.

Setelah tim gabungan berhasil menembus ke area banjir, proses evakuasi tertangani kian lebih cepat. 

Anwar mencatat, proses evakuasi berlangsung sesaat terjadinya banjir sekitar pukul 20.00 WIB hingga sekitar pukul 03.00 WIB. Satu persatu warga dibawa ke Masjid Al-Ikhlas perumahan Puri Banjarwangunan. Hingga pukul 03.00 WIB, ada sebanyak 630 warga pengungsi.

“Ada 630 pengungsi dari RT 01, 02, 03 dalam RW 08. Balita 22, anak 55, dewasa 350, dan lanjut usia 200. Tidak ada korban jiwa. Warga mulai kembali ke rumah Jumat pagi tadi,” tambah Anwar. 

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Deny Nurcahya menyampaikan, kejadian banjir tadi malam tergolong massif dan nyaris merata di banyak tempat.

Ini terjadi karena intesitas curah hujan yang sangat tinggi selama berjam-jam. Terjadi peningkatan arus aliran sungai dikarenakan adanya kiriman dari hulu yang juga hujan deras seharian. 

Penanganan kebencanaan sudah dilakukan sejak Kamis siang dengan mengimbau potensi banjir ke tiap simpul-simpul.

Saat pelaksanaan penanganan banjir, pihaknya juga langsung menerjunkan petugas serta berkoordinasi kepada Basarnas, TNI, Polri, dan berbagai pihak. 

“Semua bergerak ke titik-titik terparah dan langsung melakukan penanganan. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa banjir Kamis malam tadi,” kata Deny saat ditemui Kompas.com Jumat (31/3/2023) di Permata Dawuan saat peninjauan. 

Pantauan Kompas.com, BPBD, Basarnas, Brimob Datacemen C Polda Jabar, Koramil, Polsek, PMI, bersama-sama menerjunkan perahu karet ke Desa Dawuan, Kecamatan Tengah Tani, karena banyaknya warga yang butuh evakuasi. 

Sebagian tim BPBD bersama kepolisian dan TNI setempat, juga menurunkan perahu karet di Desa Banjarwangunan, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, untuk proses evakuasi warga.

https://bandung.kompas.com/read/2023/03/31/145852478/video-viral-dramatisnya-evakuasi-ratusan-korban-yang-terjebak-banjir-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke