Salin Artikel

Kisah Lulusan SMP di Pelosok Bandung Barat, Bangun Masjid Mirip Kabah di Kampungnya

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Lantunan azan menggema di langit sore Kampung Cikoneng, RT 02/15 Desa Mukapayung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.

Suara merdu muazin jadi penanda hari sudah memasuki waktu asar. Azan itu sekaligus menjadi panggilan jiwa bagi para petani yang tengah berada di ladang dan kebun mereka.

Dari kejauhan, satu per satu warga mulai melangkahkan kaki di jalan rusak penuh bebatuan menuju rumah ibadah, masjid unik dengan desain mirip Ka'bah bernama Masjid Al-Fikri.

Berada di pelosok yang jauh dari hingar bingar kota, masjid ini berdiri kokoh di atas lahan seluas 119 meter persegi. Masjid Al-Fikri dibangun dengan ornamen-ornamen kaligrafi dan replika hajar aswad yang didesain mirip seperti aslinya.

Dedi Al-Fikri (46), seorang warga Kampung Cikoneng penggagas masjid berbentuk Ka'bah menceritakan bagaimana ia memulai mendesain dan mengumpulkan uang untuk membangun masjid.

Dedi hanya seorang warga biasa yang hanya mengenyam pendidikan sampai bangku SMP. Namun ia mampu mendobrak stigma bahwa sekolah tinggi tak menjadi jaminan untuk ahli melakukan sesuatu.

"Masjid ini dibangun tahun 2022 kemarin. Saya memang punya nazar pengin membangun masjid sebelum berangkat haji ke mekah. Saya ingat nazar itu dari usia SMP," ungkap Dedi saat ditemui, Kamis (6/4/2023).

Bukan hanya bualan belaka, keinginan Dedi untuk membangun masjid itu berangkat dari keprihatinannya akan kondisi masjid. Janji yang diucap Dedi kemudian mengkristal dalam benaknya dan ia wujudkan perlahan.

"Dulu masjid ini berukuran kecil, kumuh, gak layak buat tempat ibadah. Masjid ini perlahan diperbaiki sedikit demi sedikit menggunakan dana seadanya. Setidaknya sudah 3 kali perbaikan," ucap Dedi.

Ia mengumpulkan rupiah demi rupiah dari hasil usahanya sejak lama. Dedi sempat menjadi pembudidaya ikan gabus yang mampu mengekspor ke Jepang, menjadi petani yang berdikari, sampai menjajal dunia konveksi.

Setelah terkumpul cukup tabungan, Dedi sempat dilema apakah harus mewujudkan nazarnya atau menyempurnakan rukun islam. Sebagai lelaki sejati, Dedi pantang ingkar pada janji yang sudah ia ucap.

"Saya kumpulkan dulu warga sekitar untuk menyampaikan rencana pemugaran masjid. Kemudian saya tawarkan kepada warga yang mau ikut sedekah jariyah membangun masjid ini," ungkap Dedi.

Didesain Mirip Seperti Kabah

Hingga akhirnya masjid itu dibangun dengan penuh hati-hati. Dedi menyiapkan desain dan menyusun ornamen apa saja yang harus terpasang sehingga masjid ini dibuat mirip seperti Kabah.

Terdapat kaligrafi di bagian atas yang melingkar mengelilingi bangunan berbentuk persegi itu. Kaligrafi itu memuat surat-surat yang terkandung dalam kitab suci Al-Quran.

Selain di bagian atas, terdapat pula replika daun pintu Kabah dengan kaligrafi yang memuat pesan sejarah rasul atau sirah nabawiyah.

"Kaligrafinya dikerjakan oleh santri lokal, mulai dari kaligrafi Al-Fatihah, salawat, sampai sejarah atau sirah nabawiyah," tutur Dedi.

Dedi tak hanya menyematkan ornamen-ornamen kaligrafi, ia juga membuat replika hajar aswad di sudut bangunan. Hajar aswad itu dibuat semirip mungkin dengan bentuk aslinya.

"Masyarakat setidaknya jadi tahu bagaimana bentuk Ka'bah dan bagaimana hajar aswad. Desain masjid ini mengandung pesan, dan saya ingin berdakwah semampu saya," kata Dedi.

Memang ukurannya tidak besar, tapi masjid ini menjadi sentral tempat ibadah warga Kampung Cikoneng. Setidaknya masjid ini bisa menampung 200 jamaah. Jumlah itu cukup untuk menampung jemaah salat tarawih selama Ramadhan.

"Rencana ke depan ingin diluaskan lagi. Tapi untuk sementara, segini cukup buat menampung jemaah," tuturnya.

Dedi tak mau muluk-muluk seperti Masjid Al-Jabar yang dibangun dengan anggaran fantastis, cukup dengan sederhana tapi memiliki pesan dakwah.

https://bandung.kompas.com/read/2023/04/07/053000878/kisah-lulusan-smp-di-pelosok-bandung-barat-bangun-masjid-mirip-kabah-di

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com