Salin Artikel

Seke Bakan Tereup, Ruang Publik Baru yang Hapus Suasana Angker dan Seram

Seke Bakan Tereup merupakan ruang publik baru yang memiliki atraksi utama berupa pancuran mata air yang disekelilingnya dibangun taman mirip benteng.

Selain itu, ada pula kolam untuk anak-anak bermain air serta taman dengan desain menarik.

"Alhamdulillah Seke Bakan Tereup ini telah diaktivasi kembali, difungsikan lebih baik, sehingga Seke Bakan Tereup ini menjadi ruang publik yang mudah-mudahan kebermanfaatannya bisa kita jaga karena air adalah salah satu yang harus kita wariskan ke anak cucu kita," kata Yana saat ditemui seusai meresmikan, Senin siang.

Yana menambahkan, meski debit air yang keluar dari mata air Seke Bakan Tereup tidak terlalu besar, tapi keberadaanya wajib dilestarikan oleh semua pihak.

Untuk itu, dia mengapresiasi langkah Dinas Sumber Daya Alam Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung yang menanam 200 pohon di lokasi tersebut agar mata air tetap keluar.

"Debit air saya lihat tidak terlalu besar tapi stabil kita bisa jaga melalui proses penanaman, mudah-mudahan bisa tambah debit airnya. Kalau dari desain ruang publiknya instagramable, ada kolam-kolam, ruang publiknya, saya titip untuk masyarakat agar ruang publik ini dijaga," ungkapnya.

Di tempat yang sama, Kepala DSDABM Kota Bandung Didi Ruswandi menjelaskan, lokasi ruang Publik Bakan Tereup ini dulunya dikenal warga sebagai tempat yang angker dan menyeramkan.

Selain gelap dan banyak pohon besar, lokasinya juga berada di pinggir pemakaman, TPU Nagrog.

"Lahan ini sebelum tahun 2020 seram, angker. Kalau sudah mendekati sore, maghrib, motor pasti pada ngebut, enggak berani pelan. Tapi sedikit-sedikit mulai disebrsihkan warga dan tokoh masyarakat di sini," ujar Didi.


Namun dengan keberadaan ruang publik Seke Bakan Tereup yang sudah rampung pembangunannya beberapa minggu ke belakang, masyarakat sekitar sudah mulai berani lewat lokasi tersebut pada malam hari.

Bahkan, sering pula anak-anak dan warga sekitar mengunjungi lokasi tersebut hingga pukul 22.00 WIB.

"Karena seram, banyak ular, pohon pelindung yang ada tujuh terpaksa ditebang. Tapi dengan misi yang bagus, jadi bisa dimaafkan dan sudah ditanam kembali 280 pohon dan kita bangun juga instalasi urban farming," tuturnya.

Didi menjelaskan, meski berada di area pemakaman TPU Nagrog, lahan yang digunakan untuk membangun ruang publik Seke Bakan Tereup dipastikan bukan lahan yang dimanfaatkan untuk pemakaman, melainkan ruang terbuka hijau.

"Yang bukan bagian pemakaman ada 2.200 meter persegi, yang ditata 1.500 meter persegi," tuturnya.

Untuk anggaran pembangunannya, Didi mengatakan ada dua kali penganggaran pada 2021 sebesar Rp 190 juta dan 2022 juga sekitar Rp 190 juta.

Sedang pembangunannya baru selesai dibangun pada 2023.

https://bandung.kompas.com/read/2023/04/11/172710178/seke-bakan-tereup-ruang-publik-baru-yang-hapus-suasana-angkerdan-seram

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke