Salin Artikel

"Dari Zaman Saya Masih Gadis sampai Mau Punya Cucu Kena Dampak Banjir Terus"

KOMPAS.com - Ima Kurnia (52), warga Desa Sukamaju, Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, baru pulang dari pabrik saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut selama hampir dua jam pada Rabu (26/4/2023).

Sanak saudaranya yang datang dari Tasikmalaya menggunakan sepeda motor untuk bersilaturahmi dengannya usai Lebaran juga kehujanan saat itu.

"Tadinya mau halalbihalal, eh hujan besar. Saudara juga pada keujanan soalnya bawa motor," kata Ima kepada TribunJabar.id, Jumat (28/4/2023), dikutip Kompas.com pada Sabtu (29/4/2023).

Air kerap merembes di ruang tamu rumahnya saat hujan deras sehingga kala itu saudaranya harus pindah ke ruangan lain.

"Tamu terpaksa pindah ke ruangan lain, karena saat hujan, suka rembes," ujar Ima.

Meski lelah setelah bekerja, Ima tetap harus mengepel genangan air di lantai rumahnya, hingga pada pukul 16.30 WIB, air Sungai Citarum meninggi sampai menutupi jalan.

"Saya kira hanya genangan air biasa, tapi air jadi keruh. Kebiasaan disini kalau banjir jadi tontonan warga," ucap Ima.

Ima tak siap, dia belum sempat memasang penghalang, air pun dengan cepat masuk ke rumahnya.

"Halalbihalal sama sudara juga jadi tidak kondusif, deg-degan air semakin tinggi," ungkapnya.

"Motor dipindahkan ke belakang, di tempat yang aman, air banjir di rumah juga tidak begitu tinggi sekitar 30-40 cm," sambungnya.

Beruntung, banjir di rumahnya mulai surut selepas maghrib, dan tak lama berselang, jalan pun mulai bisa diakses kembali.

"Kalau di jalan itu sehabis isya sudah bisa dilewati kendaraan, surut sekitar pukul 20.00 WIB," terangnya.

Usai kejadian itu, Ima berharap, pemerintah daerah bisa segera mempunyai solusi untuk mengatasi banjir di wilayah Kabupaten Bandung.

"Dari zaman saya masih gadis ngontrak di daerah Dayeuhkolot, sampai mau punya cucu, terkena dampak banjir terus," tutur Ima.

"Sebenarnya di daerah Majalaya sudah jarang terjadi banjir, karena Sungai Citarum ada perluasan. Pada awal puasa sehabis sahur pun banjir, namun tidak lama air sudah surut," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul "Warga Majalaya Bosan Jadi Korban Banjir: dari Jaman Gadis sampai Udah Mau Punya Cucu, Banjir Terus"

https://bandung.kompas.com/read/2023/04/29/092243278/dari-zaman-saya-masih-gadis-sampai-mau-punya-cucu-kena-dampak-banjir-terus

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com