Salin Artikel

Tradisi Kawin Tebu, Cirebon Ungkapan Sukacita Petani Sambut Musim Giling

Mereka mengarak indung tebu, pasangan mempelai tebu pria dan wanita, serta belasan tebu pengiring dari areal perkebunan tebu ke pabrik gula.

Tradisi kawin tebu merupakan simbol sukacita masyarakat menyambut datangnya musim giling.

Suasana kemeriahan prosesi tradisi kawin tebu di Desa Babakan, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon.

Sebagian masyarakat serta para petani ini, mengarak rombongan kawin tebu dari areal perkebunan tebu ke pabrik gula tersana baru.

Tradisi unik ini menjadi perhatian banyak masyarakat. Pasalnya, para petani menghias tebu layaknya prosesi pernikahan manusia.

Mereka juga menghias tebu mempelai pria dengan pakaian jas hitam lengkap dengan dasinya.

Sementara tebu mempelai wanita dihias dengan kebaya gaun pernikahan. Sebagai penanda, petani mengenakan topeng berkarakter pria dan wanita di tiap mempelai.

Tidak hanya tiga batang pohon tebu itu yang dihias. Para petani juga melengkapi iring-iringan rombongan kawin tebu dengan belasan keluarga dan para saksi batang tebu.

Kesemuanya dihias menggunakan helai janur kuning yang selalu digunakan dalam prosesi pernikahan.

Para petani bersama masyarakat mengarak dan mengiring rombongan kawin tebu hingga masuk area Pabrik Gula Tersana Baru.

Namun, kemeriahan seketika pecah saat para petani tebu menyebar uang ke langit. Sontak sebagian warga di lokasi langsung saling berebut untuk mendapatkan uang.

Prosesi kawin tebu semakin khidmat saat petani tebu meng-ijabqobul-kan atau menyerahkan rombongan kawin tebu kepada Direksi Pabrik Gula Tersana Baru, PT Rajawali II Indonesia. Masyarakat sontak berteriak sah dengan riuh tepuk tangan.

Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (Aptri), Mulyadi, mengungkapkan, tradisi kawin tebu yang sudah membudaya sejak ratusan tahun ini memberi makna agar tebu dapat menghasilkan gula yang melimpah ruah dengan kualitas baik.

“Ini kearifan lokal yang merupakan tradisi kita, petani tebu dengan pabrik gula di Cirebon, setiap tahun. Namun, baru tahun ini penyelenggaraan meriah karena dua tahun covid-19 sehingga penyelenggaraan sederhana,” kata Mulyadi saat ditemui Kompas.com usai kegiatan.

Mulyadi menyebutkan, 2023 merupakan tahun kebangkitan bagi pada petani tebu. Petani tebu opmitis hasil tahun 2023 akan lebih baik dari tahun sebelumnya baik secara kuantitas maupun kualitasnya.

Dalam momen ini, para petani tebu juga mengharapkan agar pemerintah memutuskan harga jual gula pada musim giling panen kali ini senilai Rp 12.500 per kilogram, meningkat dari tahun sebelumnya senilai Rp 11.500 per kilogram.

“Kami punya kewajiban bagaimana gula petani ini harus kami jual. Harapan kita harga acuan para petani bisa meningkat dari tahun kemarin. Kemarin itu Rp 11.500, harapan kita tahun ini angka terendah Rp 12.500 per kilogram sesuai rapat sebelum dirakortas-kan,” tambah Mulyadi.

Direktur Utama PT PG Rajawali II Cirebon, Wahyu Sakti, mengungkapkan, tradisi kawin tebu tersana baru sangat luar biasa.

Menurutnya, kearifan lokal prosesi kawin tebu harus terus dilestarikan karena menjadi identitas, doa, dan daya tarik.

Dia menyampaikan, tahun ini Pabrik Gula Tersana Baru optimistis dapat meningkatkan kuantitas produksi mencapai 4 juta ton kuintal pada musim ini, dengan target rendemen 7,5 persen.


Target tahun ini lebih baik dari tahun 2022 yang berjumlah sekitar 3 juta-an ton kuintal dengan rendemen 6,9 persen, dan tahun 2021 rendemen 7,2 persen.

“Untuk seluruh wilayah Rajawali II, mencakup Cirebon, Indramayu, Majalengka, Subang, dan lainya, di angka 11.500.000 ton kuintal pada musim kali ini. Jumlah ini meningkat dari sebelumnya 2022, di angka 10.400.000, dan sekitar 9.000.000 di tahun 2021,” kata Wahyu usai prosesi.

Begitu pun, kata Wahyu, pada capaian rendemen produksi di tahun ini yang ditargetkan mencapai 7,5 persen.

Jumlah ini meningkat dibanding 2022 pada angka 6,9 persen, dan senilai 7,2 persen pada 2021.

Kondisi cuaca yang baik berupa kemarau kering yang cukup panjang dapat membantu proses produksi lebih optimal, di banding kemarau basah pada tahun lalu.

Tradisi kawin tebu selalu mengundang antusiasme warga sekitar. Sejak pagi hingga siang , para warga turut serta mengarak dan memadati jalan hingga membuat antrean panjang.

https://bandung.kompas.com/read/2023/05/10/123648078/tradisi-kawin-tebu-cirebon-ungkapan-sukacita-petani-sambut-musim-giling

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke