Salin Artikel

Kritik dan Sindir Jalan Rusak, Warga Cirebon Pasang Spanduk Wisata "Jeglogan Sewu"

CIREBON, KOMPAS.com – Masyarakat Desa Tegalsari, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, memasang sejumlah spanduk sindiran bertuliskan wisata jeglogan sewu atau wisata lubang 1.000 di sekitar jalan rusak, Kamis (11/5/2023). 

Warga terus bergerak mengkritik pemerintah daerah yang belum juga memperbaiki jalan rusak selama bertahun-tahun. Warga pun merasa sangat lelah dan resah.

Pantauan Kompas.com di lapangan, sejumlah warga memasang beberapa spanduk di Jalan Raya Nyi Mas Cangkring, Desa Tegalsari, Kecamatan Plered. Spanduk itu bertuliskan lengkap:

“Selamat Datang, di Kawasan Objek Wisata Jeglogan Sewu, Jalan Nyimas Cangkring Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon. Hati-hati yang melintas jalan ini resiko ditanggung sendiri”

Spanduk berukuran sekitar 70 hingga 50 centimeter ini dipasang di sisi kanan kiri jalan, yang memanjang sekitar 500 meter hingga satu kilometer.

Yadi, salah seorang warga Desa Tegalsari menyampaikan, spanduk tersebut merupakan bentuk kritik sekaligus sindiran warga atas kondisi jalan yang rusak. Warga menilai kerusakan jalan ini sudah sangat parah dan terjadi selama bertahun-tahun.

“Ya sindiran buat pemerintah, aparat di sini, supaya cepat dibetulin jalan rusak ini. Supaya jalan bagus. Di sinikan banyak pabrik-pabrik, ada kecamatan, ada polsek, malu dong sama daerah lain, khususnya daerah Plered. Panjang ini rusaknya,” kata Yadi. 

Yadi mengungkapkan, kerusakan tidak hanya di satu titik. Kerusakan dimulai dari jalan raya utama Pantura sekitar pertigaan Cikere, hingga ke bagian ujung Kecamatan Plered, di Desa Pangkalan, dan terus memanjang ke kecamatan lain.

Kata-kata dalam poster sindiran itu yang menyebut Jeglogan Sewu atau lubang 1.000, menyimbolkan bahwa kerusakan terjadi sangat banyak dan di mana-mana.

Pasalnya, jalan yang rusak ini seketika akan menjadi kubangan apabila hujan deras datang. Air seketika menggenangi dan menutup permukaan jalan yang dipenuhi lubang.

“Proteslah, supaya pemerintah cepet ada perbaikannya. Karena bupati ngontrol cuman ngontrol aja, ga ada tanggapan lanjutnya. Memang sempet ada bupati ke sini, tapi kelanjutannya ga tau. Sampai saat ini belum ada perbaikan,” tambah Yadi

Takwanudin yang setiap hari menggunakan jalan rusak itu, sudah sangat lelah. Jalan rusak sangat membahayakan keselamatan jiwa para pengguna jalan yang melintas.

Bahkan motor dan juga mobil milik tetangganya yang tinggal di perumahan di Desa Tegalsari, cepat rusak. 

“Setiap hari saya lewat sini, bukan hanya ban saja yang cepat rusak. Kaki-kaki mobil juga tetangga saya cepat rusak,” tambah Takwanudin. 

Takwanudin sangat berharap jalan rusak yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun, agar segera dapat diperbaiki.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas PUTR Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Iwan Rizki, mengakui ada sebanyak 150 kilometer jalan rusak berat di Kabupaten Cirebon.

Kondisi ini tersebar di berbagai tempat, salah satunya Jalan Raya Cangkring, Kecamatan Plered.

Pemerintah baru berencana melakukan perbaikan pada akhir Mei mendatang.

“Insya Allah 31 ruas jalan atau 31 kilometer sudah mulai diperbaiki pada akhir Mei 2023,” kata Iwan saat ditemui usai unjuk rasa terkait jalan rusak oleh mahasiswa di kantor bupati,  Senin (8/5/2023) petang.

https://bandung.kompas.com/read/2023/05/11/203106578/kritik-dan-sindir-jalan-rusak-warga-cirebon-pasang-spanduk-wisata-jeglogan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke