Salin Artikel

50 Polisi Diterjunkan Amankan Uji Coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Penjagaan tersebut dilakukan guna mengamankan uji coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang berlangsung hari ini.

Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo mengatakan, pengamanan maksimal akan dilakukan pihaknya selama tiga bulan ke depan guna mengamankan uji coba KCJB.

"Hari ini dilaksanakan kegiatan uji coba Kereta Cepat Jakarta Bandung, di mana dilaksanakan sekali dalam satu kali pada pukul 10.30 WIB tadi dengan rute start dari Tegalluar menuju ke Jakarta," kata Kusworo saat dihubungi, Selasa (23/5/2023).

Sebelumnya terdapat 26 titik rawan di rute yang bakal dilalui kereta cepat, khususnya wilayah Kabupaten Bandung.

Kini, kata dia, hanya tinggal delapan titik saja yang masuk kategori rawan, lantaran sudah mendapatkan pengamanan yang sempurna.

"Seperti yang awalnya temboknya masih dibangun, pagar kawat berdurinya belum selesai dan saat ini sudah selesai pagar kawat duri maupun tembok pengaman," terangnya.

Delapan titik tersebut, yakni kantor depo, Stasiun Tegalluar, Jembatan Cimencrang, serta lokasi yang lainnya yang masih dalam kategori rawan.

"Delapan titik tersebut adalah kantor depo, kemudian Stasiun Tegalluar, kemudian jembatan Cimencrang, kemudian perlintasan jalan ini adalah lokasi-lokasi yang merupakan masih rawan sehingga kami tetap tempatkan sejumlah 50 personel pengamanan," terangnya.

50 personel yang diturunkan tersebut, kata dia, akan secara bergantian menjaga ares Stasiun Tegalluar.

Nantinya, para personel akan memberlakulan tiga shift waktu berjaga, sehingga tidak ada waktu lengah bagi petugas yang berjaga di area KCIC.

"Karena kecepatan KCJB ini dicoba sekitar 100 sampai 180 kilometer per jam belum seperti kecepatan aslinya," tuturnya.


Selain itu, pengamanan tersebut juga sekaligus memeriksa seluruh sarana dan prasarana di Stasiun Tegalluar, agar tak ada lagi aksi pencurian barang-barang yang ada di lokasi.

Masyarakat yang tidak berkepentingan juga diminta agar tidak mendekati area KCJB, lantaran khawatir terkena sengata listrik tegangan tinggi.

"Pengamanan ini juga kami lakukan sekaligus memeriksa seluruh sarana dan prasarana sampai tiga bulan ke depan, setelah itu kami akan lakukan evaluasi kembali titik mana yang tetap kami harus jaga dan mana yang kami kurangi," pungkasnya.

Pantauan Kompas.com, sejumlah personel polisi dengan pakaian lengkap dan menggandeng senjata api berjajar di sejumlah titik Stasiun Tegalluar.

Para personel tersebut, bersiaga di lokasi-lokasi yang disebut memiliki titik rawan.

Tak haya itu, sejumlah polisi juga terlihat memberikan imbauan ke pemukiman warga yang berada tidak jauh dari Stasiun Tegalluar.

https://bandung.kompas.com/read/2023/05/24/080356278/50-polisi-diterjunkan-amankan-uji-coba-kereta-cepat-jakarta-bandung

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com