Salin Artikel

Diperkirakan Ada 200 Ton Sampah Tutupi Pantai Talanca di Sukabumi

Bagian Sumber Daya Alam (SDA) Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Sukabumi memperkirakan, jumlah sampah di pantai itu mencapai 200 ton.

"Volume sampah tersebut merupakan hitungan secara kasar kami, tapi tidak menutup kemungkinan beratnya bisa melebihi perkiraan kami," kata Kabag SDA Setda Kabupaten Sukabumi Prasetyo di Sukabumi, Selasa (23/5/2023), seperti dilansir Antara.

Menurut Prastyo, perhitungan volume sampah yang menumpuk di Pantai Talanca ini dari hasil perhitungan secara matematika.

Penyebaran sampah itu mencapai 2 kilometer dengan ketinggian tumpukan rata-rata satu meter sehingga muncul angka 200 ton.

Namun, karena sampah yang menumpuk di Pantai Talanca berasal dari berbagai jenis mulai dari kain, pakaian, ranting pohon, plastik, potongan kayu, besi, botol plastik, kaca dan lainnya sehingga beratnya berbeda-beda.

Bahkan, kemungkinan volume sampah di Pantai Talanca terus bertambah karena terbawa arus sungai sampai muara dan terbawa gelombang laut.

Kendati demikian, Prastyo menegaskan, yang paling utama bukan pada perhitungan volumenya, tetapi solusi yang tepat agar sampah di Pantai Talanca bisa dengan cepat tertangani.

Ia menambahkan penanganan sampah ini memang sulit karena harus melibatkan berbagai perangkat daerah, ada alat khusus, pelibatan komunitas serta masyarakat hingga dibuat aturan bahkan sanksi.


Prastyo pun mengadakan rapat koordinasi penanganan sampah Pantai Talanca pada Selasa, untuk mempercepat penganan dan penyelesaian masalah sampah.

Fokus pembahasannya adalah solusi hingga pengadaan alat khusus.

"Penanganan sampah harus disegerakan, apalagi Pantai Talanca ini masuk dalam kawasan Unesco Global Geopark Ciletuh Palabuhanratu. Untuk itu, Pemkab Sukabumi terus berusaha mencari jalan yang terbaik dan tercepat," tambahnya.

Di sisi lain, Prasetyo mengatakan sebenarnya tugas pokok penanggulangan sampah berada di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi.

Namun, harus disadari bersama jika penanganan hanya dibebankan kepada satu perangkat daerah kemungkinan akan tidak mampu.

Maka dari itu, penanganan sampah ini harus melibatkan seluruh elemen khususnya masyarakat karena mempunyai peran yang sangat penting, seperti warga yang tinggal di bantaran sungai tidak terbiasa membuang sampah sembarangan.

Selanjutnya, pelibatan pihak lain seperti keberadaan komunitas bank sampah yang harus kembali difungsikan.

Untuk di Kabupaten Sukabumi ada 60 bank sampah yang tersebar di sejumlah desa.

Dengan demikian sampah ini tidak hanya menjadi masalah, tetapi bisa dijadikan ladang usaha seperti mendaur ulang untuk dijadikan produk yang bernilai ekonomi.

https://bandung.kompas.com/read/2023/05/24/123425678/diperkirakan-ada-200-ton-sampah-tutupi-pantai-talanca-di-sukabumi

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com