Salin Artikel

Dedi Mulyadi Minta Areal Konservasi di Taman Safari Bogor Diperluas Jadi 20.000 Hektar

Perluasan kawasan konservasi tersebut bertujuan untuk agar keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya bisa terlindungi.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi menilai luas areal konservasi satwa masih terbilang sempit.

Oleh karena itu, areal TSI Puncak Bogor bisa ditambah atau diperluas menjadi 20.000 hektar dari total luas saat ini.

"Jadi kalau dilihat tadi luasannya, ya hanya 227 hektare itu terlalu kecil (bagi TSI). Saya punya mimpi ke depannya bisa dikembangkan diperluas seperti area kawasan safari padang luas Afrika dan hewan hidup di habitatnya secara langsung," ucap Dedi usai melakukan Kunjungan Kerja Spesifik ke Taman Safari Indonesia, Bogor, Senin (29/5/2023).

"Nah, kenapa di Indonesia tidak menemukan dalam hutan yang luas untuk penyelamatan terhadap berbagai satwa yang dilindungi," imbuhnya.

Menurutnya, perluasan itu bisa dilakukan dengan cara bekerja sama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk riset.

Namun, pengembangan atau perluasan tersebut juga harus mempertimbangkan aspek-aspek yang bersifat konservatif.

Kebutuhan perluasan areal TSI Bogor bisa diperluas menjadi 15.000 hingga 20.000 hektar dan nanti akan terintegrasi dengan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP).

Taman Safari Indonesia Bogor bisa bekerja sama dengan KLHK untuk riset dan pengembangan konservasi satwa.

"Jadi nanti kita melihat harimau bisa langsung berburu di alam liar dan tidak perlu lagi dikasih makan daging karena makannya sudah dari alam liar ini. Kemudian area penduduknya juga nanti dilindungi sehingga kita bisa melihat sebuah pemandangan alam yang luas dan tetap menjadi tempat berlindungnya air dan memberikan efek baik bagi masyarakat," jelasnya.


Sementara itu, Direktur Taman Safari Indonesia Jansen Manansang juga menyampaikan aspirasi mengenai substansi Rancangan Undang-Undang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (RUU KSDAHE).

"Ada dua saya usulkan, yaitu satu harus dijaga populasi lingkungannya dan keamanannya ditingkatkan. Kedua bagaimana dengan cara teknologi yaitu ART, Assisted Reproductive Technology," kata Jansen.

Ia mengaku telah berupaya melindungi populasi satwa-satwa, sehingga perluasan areal bisa sangat membantu menjaga hewan yang dilindungi melalui lembaga swasta yang sukses dan terpercaya.

"Jadi memang majukan, kembangkan ini, integrasi dengan TNGGP seperti yang di Afrika gitu, lebih gede lagi. Karena kalau pemerintah saja nggak mampu, maka harus sama swasta yang sudah sukses dan dipercaya,” ujarnya.

Mengenai teknologi reproduksi, sambung dia, TSI telah memiliki bank sperma untuk mengembangbiakkan satwa-satwa yang hampir punah.

"Nah (bank sperma) ini akan melindungi badak-badak yang mati di Indonesia hidup kembali," terangnya.

Menurut dia, konservasi sperma tersebut penting untuk pelestarian hewan-hewan langka, sehingga harus menjadi perhatian dan poin penting dalam RUU KSDAHE tersebut.

"Dengan bulunya saja itu bisa di-create dari pada spermanya, sehingga harimau yang tidak ada seperti bali, jawa kalau ada specimen itu bisa berkembang biak, itu teknologi tinggi," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/05/31/151600678/dedi-mulyadi-minta-areal-konservasi-di-taman-safari-bogor-diperluas-jadi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke