Salin Artikel

Mengupas Seni Bermain Mini 4WD, Harganya yang Fantastis sampai Kecepatan Tangan Mekanik

Bahkan, para penggemar mainan yang dipopulerkan oleh anime berjudul "Let's Go.." pada akhir 1990-an itu rela mengeluarkan uang jutaan rupiah.

Dea Septiana misalnya, salah seorang punggawa dari Tim DM Tamiya Bandung yang telah menggeluti hobi mainan itu sejak lama.

Dia rela mengeluarkan jutaan rupiah untuk mobil balap mainannya.

Dea juga kerap terlibat dalam penyelenggaraan acara balap Mini 4 WD di Kota Bandung.

Kepada Kompas.com, Dea menjelaskan apa saja yang membuatnya tertarik pada mobil balap mainan yang dikenalkan pada 1946 oleh Yoshio Tamiya di Shizuoka di Jepang.

Dea mengungkapkan, penyelenggaraan acara balapan mobil mainan itu tidak bisa lepas dari pemilik toko yang menjual suku cadangnya.

"Karena kita nanti kalau Tamiya ini ada part-part-nya kalau misalnya ada kerusakan apa, kita harus beli. Kalau ada toko lebih deket dan akses untuk belinya juga enak. Jadi si panitia tidak menyediakan part, tapi nanti bisa langsung beli aja ke tokonya dan lebih mudah," katanya ditemui di Bandung, Rabu (31/5/2023).

Toko penjual suku cadang biasanya turut menyediakan lintasan secara gratis untuk tempat balapan.

Dulu, kata Dea, acara balapan Mini 4WD masih sulit mendapatkan sponsor, lantaran para pemainnya kebanyakan anak-anak saja.

Berbeda dengan sekarang, mainan itu juga digemari orang dewasa, ekosistemnya pun sudah tumbuh. Keadaan itu membuat sponsor mulai berdatangan.

"Untuk sekarang sih kita ada sponsor dia kasih track (lintasan) gratis. Jadi kita kerja sama dengan pemilik toko dan sponsor juga," ujarnya.

Di Bandung, kata Dea, komunitas penggemar mainan ini sudah mulai berkembang, banyak tim atau komunitas baru yang mulai berdatangan ketika ada acara balapan.

"Ke sini makin bertambah keliatannya seperti itu banyak juga tim-tim baru yang datang, jadi orangnya bukan itu-itu saja. Komunitas atau tim biasanya bisa ketemu di toko-toko sparepart kaya di Miko Mall Kopo, Batu Nunggal, kemudian ada juga di Cigadung," jelasnya.

Meski kini penggemar Mini 4WD telah tumbuh dan memiliki iklim ekonomi tersendiri.

Namun, tetap saja, pemggemarnya masih kesulitan mencari tempat balap yang memadai.

Terkadang, lanjut Dea, pemilik toko suku cadang yang diajak kerja sama menolak keberadaan sponsor.

Selain itu, Dea merasa butuh tempat yang cukup memadai dan luas untuk menggelar acara balapan Mini 4WD.

"Secara dasar bisa dimana saja, tapi tetap saja ada kesulitan-kesulitannya juga, kaya pihak toko enggak mau ada sponsor, terus kita juga butuh tempat yang agak luas. Kalau di mal itu aksesnya sulit, kita kan rata-rata laki-laki semua, jadi kaya mau sambil merokok itu sulit. Terus di mal kalau mau makan cukup jauh juga," ujarnya.

Seperti acara yang saat ini tengah dia selenggarakan, hadiah yang disiapkan panitia total Rp 7,5 juta.

Total hadiah tersebut dibagi menjadi beberapa kategori, seperti juara 1 mendapatkan Rp 2.350.000, juara 2 mendapatkan Rp 1.850.000, juara 3 mendapatkan Rp 1.350.000.

"Ada juga mobil tercepat kita kasih Rp 500.000, ada juara satu dan dua untuk mobil Tamiya tercepat," tambahnya.

Uang hadiah tersebut, kata dia, hasil dari panitia penyelenggara, kolaborasi dengan pemilik toko dan sponsor.

Khusus acara lokal, hadiah dengan angka tersebut cukup besar. Pada 2023, sambung Dea, acara balapan Mini 4WD dengan hadiah terbesar bisa mencapai Rp 10 juta.

Seharga sepeda motor bekas

Agar mampu mendapatkan podium pertama dalam setiap balapan, Dea membenarkan merakit mobil mainan itu bisa memakan anggaran yang tidak kecil.

Untuk kelas Bimex, kata Dea, para player bisa mempersiapkan mobil dengan harga Rp 1 juta hingga Rp 2 juta.

Harga itu belum termasuk kerusakan yang dialami mobil saat balapan berlangsung.

"Belum lagi setiap player itu pasti meyiapkan dua atau tiga mobil, kalikan saja. Kemudian nanti kalau sudah jalan bisa aja ganti sparepart mendadak, harganya juga lumayan tuh," ungkapnya.

Dea menjelaskan, harga suku cadang Mini 4WD paling menyedot perhatian dan uang saku adalah ban yang bisa mencapai Rp 600.000.

Dia berpendapat untuk mencapai juara satu, tidak bisa mengandalkan ban lokal dengan harga murah.

Selain itu ada pula empat tiang penyangga ring ketika mobil akan bermanuver.

Harga tiang-tiang itu bisa mencapai Rp 1,2 juta.

"Namanya tiang harasap, itu penting biar Tamiya enggak kebalik waktu belok," tuturnya.

Jika ditotalkan, untuk kelas Bimex yang maksimal satu unit Mini 4WD bisa mencapai harga Rp 3 juta.

"Kalau mau maksimal di kelas Bimex ya segitu harganya," bebernya.

Tidak hanya kelas Bimex saja, ada pula kelas STO. Untuk kelas STO, rata-rata mobil bisa sampai harga Rp 4 juta hingga Rp 5 juta.

"Karena di kelas ini modelnya dikustom lagi, jadi tiap mobil tiap kelas ada regulasinya sendiri," kata Dea.

Namun, kata dia, kecepatan tim terutama mekanik dalam pengoprasionalan mobil juga harus diperhitungkan.

Diagnosa penyakit mobil serta penanganannya harus diserahkan pada orang yang tepat.

Pasalnya, kata Dea, setiap acara memiliki lintasan yang berbeda dengan tingkat kesulitan yang berbeda pula.

"Jadi sebetulnya tiap event itu treknya pasti berbeda-beda, setiap mobil Tamiya itu dari rumah sudah di-setting tapi ketika liat trek ini kita bisa juga ubah setingannya. Jadi bisa aja yang sudah di-setting di rumah main jadi bagus dan ada juga yang di lintasan itu harus ubah karena faktor lain," terangnya.

Untuk bisa beradaptasi dengan setiap lintasan, setiap tim harus pintar-pintar mensiasati kondisi mobil agar sesuai dengan lintasan yang disediakan penyelenggara.

"Nah itu yang kita harus punya keterampilan bagaimana kita harus mesiasati mobil itu bisa laju tiga lap sampai finish," katanya.

Dea menambahkan, kendala para player saat berkompetensi yakni kondisi mobil saat melintasi jalur yang berkelok.

Selain itu, karakteristik mobil pun beragam. Ia menjelaskan satu mobil jarang sekali bisa menjuarai di dua lintasan yang berbeda.

"Ini dua lintasan yang beda juga, karakternya mobil satu bisa di track A sampai finish, tapi belum tentu kita pindah di lintasan selanjutnya walaupun mobil yang sama, dia enggak mungkin juga sama atau bisa menang, kadang di A bisa di B enggak, makanya kalau dari tim itu dibagi tugasnya," terangnya.

Rata-rata setiap satu tim terdiri dari enam orang, jika dalam satu acara balapan terdapat dua lintasan yang berbeda, maka satu tim akan dibagi dua.

"Hampir semua gitu, jadi di bagi dua tim, satu tim untuk lintasan A satu lagi untuk yang B," jelas dia.

Dea berharap baik tim atau komunitas penggemar Mini 4WD bisa terus berkembang.

Ia menginginkan bukan hanya membuat event balapan tingkat lokal saja, namun tingkat kota, kabupaten, provinsi atau nasional bisa terselenggara.

"Sejauh ini kalau sebagai tim ya caranya gini bikin event saja, jadi kita bikin event kita undang tim lainnya paling gitu saja caranya supaya pada kumpul lagi. Paling ada kalau balapan perorangan kita ajakin nanti di event yang lain," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/05/31/161037878/mengupas-seni-bermain-mini-4wd-harganya-yang-fantastis-sampai-kecepatan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke