Salin Artikel

Sejarah Patung Buddha Tidur di Vihara Buddha Dharma

KOMPAS.com - Vihara Buddha Darma & 8 Pho Sat yang berada di Jalan Raya Parung, Tajur Halang, adalah tempat ibadah yang menjadi salah satu destinasi wisata religi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Vihara ini terkenal karena keberadaan patung Buddha Tidur raksasa yang menyerupai patung Sleeping Buddha di Hatyai, Thailand.

Patung ini merupakan salah satu patung Buddha Tidur terbesar di Indonesia dan satu-satunya di Jawa Barat, dengan panjang 18 meter dan tinggi 5 meter.

Dilansir dari laman depok.tribunnews.com (12/1/2023), Andrean menjelaskan bahwa tempat ibadah ini didbangun oleh Andy Suwanto Dhanujaya.

Andy Suwanto Dhanujaya adalah pendiri sekaligus pembina Vihara Buddha Dharma & 8 Pho Sat.

"Pak Andy Suwanto yang memelopori berdirinya Vihara Buddha Darma & 8 Pho Sat ini pada 2006," kata Andrean, pengurus Vihara Buddha Darma & 8 Pho Sat pada Rabu (11/1/2023).

Namun pada awal pembangunannya, bentuk Vihara belum seperti ini dan patung Buddha Tidur pun belum ada.

Dilansir dari wartakota.tribunnews.com (16/5/2022), pembangunan patung Buddha Tidur yang menghabiskan batu kali sebanyak 15 truk dan 500 semen.

Patung Buddha tidur ini merupakan sosok Siddharta Gautama, sementara posisinya menggambarkan detik-detik wafatnya Buddha Gautama yang dalam ajaran Buddha disebut Buddha Mahaparinibbana.

Dilansir dari laman resmi Kecamatan Tajur Halang, patung Buddha Tidur dengan posisi menghadap ke kanan, dengan kepala yang ditadah dengan telapak tangan kanan diyakini memiliki arti religi yang sangat tinggi.

Diakui pengurus vihara, patung dengan mata yang terpejam dan senyum yang terpancar di wajahnya memiliki arti, ketenangan dan kedamaian.

Sedangkan posisi Buddha tertidur ini melambangkan meditasi sang Buddha saat mendapat pencerahan.

Dilansir dari laman depok.tribunnews.com, Vihara Buddha Darma juga memiliki 8 Pho Sat yang merupakan sebutan untuk para dewa yang telah mencapai tingkatan Bodhisatva sehingga akan menjadi calon seorang Buddha

Delapan Pho Sat di Vihara ini mencakup Kuan See Iem Pho Sat, Mie Lek Pho Sat, Hie Kong Cong Pho Sat, Pho Hian Pho Sat, Kim Kong Cing Pho Sat, Biau Kiat Siang Pho Sat, Tie Kai Ciang Pho Sat, Tee Cong Ong Pho Sat dan Taysuhu Sakyumuni Ji Lay Hud.

Terbuka untuk Wisatawan

Meski berfungsi sebagai tempat peribadatan umat Buddha, namun banyak juga wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Vihara ini.

Bagi pengunjung Vihara tidak dipungut biaya, baik tiket masuk maupun parkiran. Namun pengunjung masih dapat memberikan donasi seikhlasnya.

Selain bisa masuk gratis, pengelola juga telah menyiapkan hio dan lilin untuk sembahyang.

"Sebetulnya ini tempat ibadah, namun banyak juga wisatawan yang berkunjung sekadar foto-foto,” Andrean.

“Tidak ada masalah akan hal itu, kita sangat terbuka untuk siapa saja," imbuh Andrean.

Memang di antara jemaat Buddha yang melakukan sembahyang di Vihara Buddha Dharma ini, ada pula beberapa wisatawan yang datang karena penasaran akan patung Buddha ini.

Oleh karena itu, Andrean berpesan bagi para wisatawan yang berkunjung ke vihara ini menggunakan pakaian yang sopan serta menjaga kebersihan vihara.

Sumber:
kecamatantajurhalang.bogorkab.go.id, depok.tribunnews.com, dan wartakota.tribunnews.com  

https://bandung.kompas.com/read/2023/05/31/210644978/sejarah-patung-buddha-tidur-di-vihara-buddha-dharma

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke