Salin Artikel

2 Pekan Operasi Libas Lodaya, 901 Pelaku Kejahatan Ditangkap Polda Jabar

BANDUNG, KOMPAS.com - Dua Pekan pelaksanaan Operasi Libas Lodaya, Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jabar berhasil menangkap 901 pelaku tindakan kriminal di wilayah Jawa Barat.

Operasi yang dilakukan dari Tanggal 27 Mei sampai 7 Juni 2023 ini menyasar tindakan kriminal pencurian dengan kekerasan (curas), pencurian dengan pemberatan (curat), pencurian kendaraan bermotor (ranmor), premanisme, hingga gang motor.

"901 orang pelaku berhasil diamankan dari kasus sebanyak 611. Terdiri dari curas sebanyak 89 kasus, 23 kasus curat, 78 kasus curanmor, 405 premanisme, dan 14 geng motor," kata Direskrimum Polda Jabar, Kombes Yani Sudarto saat rilis di Mapolda Jabar, Selasa (13/6/2023).

Para pelaku ini kerap melakukan kejahatannya di pukul 24.00 WIB hingga Pukul 04.00 WIB.

Adapun barang bukti yang berhasil diamankan dan sita antara lain kendaraan roda dua sebanyak 121 unit, roda empat 19 unit, roda enam 1 unit.

Untuk ponsel yang disita ada 127 unit, uang sebesar Rp 467 ribu, kemudian barang bukti yang digunakan pelaku antara lain 3 kunci palsu, 42 anak kunci, 85 kunci hastag, 1 bor baterai, dan salam 65 buah, dan 1 pucuk airsofgun.

Sementara yang ditangani Polda Jabar ada 18 tersangka yang beberapa di antaranya merupakan residivis.

Yani mengimbau kepada masyarakat yang menjadi korban pencurian bermotor, dapat mengecek kendaraanya yang hilang di Mapolda Jabar dengan membawa surat bukt, surat kendaraan dan lainnya.

"Silakan bisa mengecek ke polda Jawa Barat, datanya juga sudah ada, jenis kendaraan, no rangka, no mesin, silakan anda membawa surat surat kendaraan bermotor anda dan nanti akan dicek di sini, diklarififikasi penyidik. Datang ke sini mengajukan permohonan tanpa dipungut biaya," ucapnya.

Berdasarkan pantauan di lapangan sejumlah tersangka diperlihatkan ke media. Di antara para pelaku kejahatan, ada residivis yang baru 8 bulan keluar penjara. Yani sempat menanyakan berapa kali pelaku itu keluar masuk penjara.

"Dua kali (penjara) pak," kata pelaku sambil tertunduk menjawab Yani.

Pelaku lainnya ada yang baru saja 3 bukan keluar penjara dan kini harus kembali mendekam usai ditangkap kembali polisi.

"Kejahatan apa," tanya Yani.

"Curanmor pak," jawab pelaku.

Yani juga mengajak para awak media untuk melihat pukuhan barang bukti kendaraan roda dua hingga roda empat hasil pencurian para pelaku. Menurut Yani, pelaku ini menjual protolan kendaraan atau bagian tertentu untuk dijual ke para penadah di wikayah Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jakarta.

"Jadi jaringan ini melibatkan jaringan Jateng, Jabar dan Jakarta," ucapnya.

Tak hanya itu, kendaraan curian itu pun biasanya di jual pelaku dengan harga pasaran Rp 2 juta sampai Rp 4 juta untuk kendaraan roda dua dan Rp 20 juta dan Rp 40 Juta untuk kendaran roda empat.

"Ini ada pemesannya, itu ada di Jateng," ujarnya.

Polisi juga mengamankan para pelaku geng motor hingga pepet rampas atau begal. Salahbsatu pelakunya bahkan melakukan kekerasan berupa pembacokan terhadap korbannya.

"Pembacokannya di Bandung pak, Baleendah, korbannya pria," kata salah satu pelaku berinisial D.

https://bandung.kompas.com/read/2023/06/13/122203078/2-pekan-operasi-libas-lodaya-901-pelaku-kejahatan-ditangkap-polda-jabar

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com