Salin Artikel

TNI Unjuk Kemampuan Hadapi Teroris di Pelabuhan Cirebon, Antisipasi Gangguan Saat Pemilu

Proses pembebasan berlangsung dramatis lantaran dilakukan oleh pasukan darat, udara, dan laut.

Pantauan Kompas.com di lokasi, proses pembebasan itu berlangsung di Pelabuhan Cirebon pada Jumat pagi (16/6/2023).

Sejumlah personel TNI Angkatan Udara melakukan aksi terjun payung dan mendarat di tepian dermaga beberapa jarak dengan gudang penyanderaan kepala negara.

Mereka langsung bergerak bersama beberapa TNI AD yang sudah berjarak dekat dengan titik pembebasan.

Desing peluru dari prajurit mulai terdengar beberapa kali, hingga sejumlah alutsista darat berhasil membawa sejumlah sandera dengan selamat.

Tak hanya di darat, proses penyelamatan sandera pejabat negara juga berlangsung di atas kapal laut milik para teroris.

Sejumlah prajurit melakukan penyelamatan dengan menggunakan beberapa perahu untuk menjangkau ke titik sandera.

Prajurit-prajurit Koopssus TNI ini melawan 18 penyusup yang menyamar sebagai pedagang dan pekerja di pelabuhan, dan menyandera pejabat negara yang sedang melakukan kunjungan kerja. Mereka meminta tebusan uang dan meminta pembebasan teroris yang telah ditangkap.

Kepala Staf Umum TNI, Letnan Jenderal TNI Bambang Ismawan, menerangkan aksi pembebasan dilakukan dengan serangan dari tiga penjuru, darat, udara, dan laut.

Koopssus TNI melakukan terjun bebas dari pesawat dan fastrooping menggunakan pesawat heli bell TNI AL, dan heli superpuma TNI AU.

Hanya dalam hitungan beberapa menit, tim gabungan Koopssus TNI melumpuhkan para teroris dan membebaskan kembali para sandera pejabat negara dengan selamat.

“Jadi latihan pagi ini, dilaksanakan oleh Koopssus TNI yang terdiri tiga matra, darat, laut dan udara. Skenarionya pembebasan sandera di tiga lokasi, satu di kapal, dua di darat. Rangkaaian kegiatan ini berjalan lancar,” kata Bambang saat ditemui Kompas.com di Pelabuhan, usai menghadiri latihan semester 1 tahun 2023, Jumat (16/6/2023).


Bambang menerangkan, latihan ini sangat penting untuk menyiagakan pasukan-pasukan khusus saat dibutuhkan.

Mereka sudah menjadi satu pasukan khusus, sehingga tidak mendadak dibentuk saat dibutuhkan kapanpun.

Gabungan tiga matra ini, TNI AD, TNI AU, dan TNI AL, membuat mereka menjadi pasukan solid yang siap diterjunkan pada medan apapun.

“Kita harus latihan, latihan, latihan, dengan semakin banyak latihan, kita akan memiliki kesiapan yang tinggi. Kalau nanti misalnya, seperti yang disampaikan dalam amanat, mau pesta demokrasi, mau pemilu, nah kalau ada gangguan yang memerlukan aksi khusus, pasukan khusus kita sudah siap, nah itu,” tambah Bambang.

Latihan ini, sambung Bambang, melibatkan, 650 personel yang diterjunkan berasal dari tiga matra, yakni angkatan darat, angkatan udara, dan angkatan laut. Beberapa di antaranya yang terlibat adalah: Kodiklat, Bais, Satkomlek, Puspen, Puskes, Kopassus TNI AD, Denjaka TNI AL, dan Satbravo 90 Kopasgat TNI AU.

Tak sekedar personel, proses penyelamatan juga membutuhkan alutsista, atau alat tempur, untuk proses penanganan antara lain: Heli Bell TNI AD, Heli Bell TNI AL, dan Heli Super Puma dan 1 Unit CN 295 TNI AU.

https://bandung.kompas.com/read/2023/06/16/113020578/tni-unjuk-kemampuan-hadapi-teroris-di-pelabuhan-cirebon-antisipasi-gangguan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke