Salin Artikel

Uang Tabungan Rp 5 M Tak Kembali, Orangtua Siswa SD Pangandaran Merugi

KOMPAS.com - Polemik macetnya pengembalian uang tabungan siswa sekolah dasar (SD) di Pangandaran, Jawa Barat mengakibatkan para orang tua siswa merugi.

Bahkan, uang tabungan yang totalnya mencapai Rp 5 miliar tersebut belum dikembalikan pihak sekolah setelah siswa lulus dan masuk ke sekolah menengah pertama (SMP).

Kasus macetnya pengembalian uang tabungan siswa sebanyak itu terjadi di dua kecamatan yakni Kecamatan Cijulang dan Kecamatan Parigi.

Pengakuan orangtua siswa

Salah satu orangtua siswa SDN 2 Kedongjajar, Nining mengatakan tabungan anaknya belum dikembalikan utuh oleh pihak sekolah.

Saat ini, anaknya sudah kelas 2 SMP dan uang tersebut akan digunakan untuk biaya pendidikan.

"Nominal tabungan anak saya awalnya dulu Rp 7.660.000. Kemudian, dibayar dicicil sebanyak tiga kali oleh pihak sekolah dan sekarang tinggal Rp 3.817.000," kata dia, Senin (19/6/2023).

Nasib serupa juga dialami orangtua siswa SDN 1 Cijulang, Asep Marpu.

Total uang yang ada di tabungan sekolah mencapai Rp 100 juta.

Hingga saat ini, dia tidak mendapat kejelasan dari pihak sekolah terkait pengembalian uang tabungan anaknya.

"Mohon kepada bapak-bapak dan Dinas terkait untuk membantu permasalahan ini. Karena, saya bingung kepada siapa saya harus menagih," jelas dia.

Dia mengaku sempat mendatangi sekolah, tapi pihak sekolah menyatakan tidak ada uang.

"Lalu saya bertanya lagi, di mana uang saya? Pihak sekolah menjawab bahwa uang tabungan bapak ada di koperasi," ungkap dia.

Uang dipinjam guru

Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata mengatakan pihak sekolah bersalah dalam kasus ini karena menyimpan uang tabungan tidak di rekening khusus.

Uang tersebut dipinjamkan ke sejumlah pihak termasuk guru dan pensiunan.

Menurut dia, ada beberapa alasan para guru meminjam uang tabungan para siswa SD.

"Yaitu, akibat pandemi Covid-19 tahun kemarin dan adanya sistem penggajian PNS guru dengan sistem digital," terang dia.

Selain dipinjamkan ke guru, uang tabungan siswa juga disimpan di koperasi.

"Tapi, di Kecamatan Parigi, sekitar 99 persen berada di koperasi." ungkap dia.

"Sementara saat berada di koperasi, itu disimpan-pinjamkan dan akhirnya macet. Yang meminjam, itu anggota koperasi yang kebanyakan guru yang sudah pensiun," imbuh dia.

Setelah dilakukan sejumlah pemeriksaan, pihak koperasi siap menjual asetnya untuk mengembalikan uang tabungan para siswa.

"Semua itu, kita akan selesaikan masalahnya. Tadi waktu rapat, tiga koperasi sudah siap menjual aset. Targetnya secepatnya," lanjutnya.

Jeje mengaku telah membentuk tim khusus untuk menyelesaikan permasalahan ini.

Tim khusus berada di bawah pimpinan Inspektur Inspektorat dan diwakili Kadis Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pangandaran.

Investigasi yang dilakukan tim khusus akan berkelanjutan sampai uang tabungan para siswa dapat kembali.

"Setiap dua minggu, kita akan adakan evaluasi dan berbicara langsung mengenai langkah-langkah selanjutnya. Saya akan mengontrol tim khusus ini per dua minggu," sambung dia.

Koperasi bangkrut

Sebelumnya, Kepala Bidang SD, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Pangandaran, Darso mengungkapkan pihak sekolah hingga saat ini belum dapat mengembalikan uang para siswa.

Pihak sekolah menyimpan uang ratusan juta tersebut di koperasi dan bukan di bank.

"Uang ada, tapi bukan di sekolah. Uang itu ada di koperasi. Karena itu, besok kita akan koordinasi dengan koperasi juga," beber dia.

Proses pengambilan uang terkendala kondisi koperasi yang sedang bangkrut.

"Jadi, pihak sekolah menitipkan uang ke koperasi daripada di simpan di sekolah," pungkas dia.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Uang Tabungan Siswa SD di Pangandaran Tak Dikembalikan Hampir 2 Tahun, Dipinjam Guru Pensiunan

https://bandung.kompas.com/read/2023/06/20/164050278/uang-tabungan-rp-5-m-tak-kembali-orangtua-siswa-sd-pangandaran-merugi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke