Salin Artikel

Terkendala Biaya, Guru di Karawang yang Buta Usai Disiram Air Keras Harap BPJS Kesehatan Beri Solusi

KARAWANG, KOMPAS.com - Eli Chuherli guru di Karawang, Jawa Barat (Jabar) yang alami kebuataan usai disiram air keras berharap ada solusi dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

"Saya berharap ada solusi untuk ke depan. Apakah harus menambah membayar iuran, misal BPJS Plus. Biar yang kecelakaan kaya saya bisa ditanggung," kata Eli di rumahnya di Kampung Kalipandan, RT 001, RW 001, Desa Sukaluyu, Kecamatan Telukjambe Timur, Karawang, Senin (10/7/2023).

Harapan itu, kata Eli, bukan hanya untuknya, tapi bagi orang - orang yang bernasib sepertinya. Sebab, kondisi ekonomi keluarganya sendiri juga masih kelimpungan.

Ia ingin ada penjelasan kepada masyarakat tentang penggunaan BPJS Kesehatan. Sehingga ada solusi dan alternatif jika ada masyarakat yang mengalami hal seperti dirinya. 

"Jadi alternatifnya apa sih BPJS kalo nanti ada hal yang seperti ini lagi gitu kan. Orang kan sudah berharap dengan adanya BPJS saat seperti ini ditanggung," katanya.

Eli bercerita, usai disiram air keras oleh rekannya AH, dirinya langsung dibawa ke RS Bayukarta.

Namun saat itu dirinya terpaksa pakai jalur pasien umum karena insiden yang dialami tak ditanggung BPJS Kesehatan. 

Lalu, pada minggu ketiga saat kontrol ke rumah sakit dirinya bisa menggunakan BPJS Kesehatan.

Namun, saat kontrol kedua kalinya, dokter menyebut Eli harus dirujuk ke RS Cicendo Bandung tidak bisa ditanggung BPJS karena kondisi matanya belum membaik. 

Lalu di RS Cicendo Bandung, Eli juga tak bisa ditanggung BPJS Kesehatan. Dirinya disarankan mengurus ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

"Katanya kalau kecelakaan gak bisa dicover BPJS Kesehatan. Saya dikasih link untuk mengurus laporan ke LPSK. Saya mengurus berkas - berkas yang diminta dan mengikuti daftar tunggu. Namun katanya prosesnya sekitar satu bulan," ujar Eli.

Eli terpaksa berobat ke RS Cicendo sebagai pasien umum. Setelah diperiksa, dokter mengatakan harus ada tindakan operasi. Lagi-lagi dokter menyebut biaya operasi tak ditanggung BPJS Kesehatan.

"Saya tanya biayanya sekitar Rp 25 juta, karenanya uangnya belum ada, pulang lagi," katanya.

Keluarganya pun bingung. Sebab jika harus menjual aset seperti rumah diprediksi membutuhkan waktu lama.

Eli lalu menceritakan, saat jalani rawat jalan dirinya sudah habis Rp 10 juta. Padahal ia harus cepat berobat. 

"Harus dibersihkan biar gak infeksi," ujarnya.

Hingga akhirnya, ada seorang kenalan yang menyarankan untuk meminta tolong Dedi Mulyadi. Mantan Bupati Purwakarta itu sempat menjenguk Eli di rumah.

"Alhamdulilah Pak Dedi bantu, termasuk yang untuk operasi," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, akibat disiram air keras kedua kornea matanya pecah dan harus segera ditangani.

https://bandung.kompas.com/read/2023/07/10/202958678/terkendala-biaya-guru-di-karawang-yang-buta-usai-disiram-air-keras-harap

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke