Salin Artikel

Soal Bobotoh Boikot Pertandingan Persib, Ridwan Kamil: Itu Mah Tinggal Diobrolin Saja

Hal tersebut dipicu adanya gelombang protes dari bobotoh (sebutan suporter Persib). Salah satu keresahan bobotoh, yakni akses verifikasi yang sulit saat pembelian tiket daring.

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil angkat suara soal masalah tersebut. Ia meminta agar manajemen Persib segera membuka ruang diskusi dengan suporter.

"Itu mah tinggal diobrolin saja. Apakah harganya kemahalan atau cara membelinya rumit. Tapi apa pun itu, saran saya manajemen Persib komunikasi saja. Ini mah masalah komunikasi aja menurut saya. Jadi sering-sering aja ngobrol, ketemu, dan selesaikan," tutur Emil, sapaan akrabnya di Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (15/7/2023).

Emil mendukung penuh penerapan sistem pembelian tiket secara daring. Apalagi sistem daring meminimalisasi adanya calo tiket. Namun, Emil menduga ada sistem yang belum siap sehingga menyulitkan para suporter dalam membeli tiket.

"Sudah bener (pembelian tiket daring) ini sudah zaman online. Tinggal keberatannya apa. Pasti keberatannya bukan di online tapi biasanya sudah online tapi hese (susah) atau mahal. Dua itu aja keberatannya," jelasnya.

Seperti diketahui, gelombang protes bobotoh Persib masih bergulir hingga pekan kedua Liga 1 2023. Sistem pembelian tiket yang dirasa sulit serta harga yang kemahalan dianggap menjadi pemicu.

Sebagian elemen bobotoh pun menyerukan untuk menepi sejenak dari stadion. Mereka memilih mendukung Persib dari rumah atau membuat titik nonton bareng.

Direktur Operasional PT Persib Bandung Bermartabat, Muhammad Iskandar, menjelaskan bahwa pihak klub beberapa kali telah melakukan sosialisasi pertiketan kepada komunitas Bobotoh yang sudah memiliki kuota tiket.

Adapun komunitas yang dimaksud ialah Viking Persib Club (VPC), Bomber, dan Forum Komunikasi Bobotoh (FKB).

Dalam keterangan tertulisnya pada 3 Juli 2023 lalu, Persib telah memberlakukan 100 persen penjualan tiket online dari kompetisi Liga 1 sejak 2018 lalu hingga saat ini.

"Musim ini, sistem tersebut tetap kami lanjutkan. Pada pertandingan pertama melawan Madura United, tiket yang terjual mencapai 90 persen dari kuota tersedia sesuai regulasi," kata Iskandar dalam keterangan resmi klub yang didapat Kompas.com.

Iskandar pun menanggapi aksi dari VPC yang merasa kesulitan dalam mendapatkan tiket laga Persib kontra Madura United pada Minggu (2/7/2023) lalu. Menurutnya, pihak Persib tetap memberikan kemudhan untuk sejumlah komunitas suporter. 

"Apalagi, selama ini Persib tetap memberikan banyak kemudahan bagi komunitas, termasuk Viking Persib Club, dalam hal pertiketan," lanjut Iskandar.

Bentuk kemudahan yang dimaksud berupa adanya alokasi tiket yang jumlahnya tetap terjaga hingga H-1 pertandingan. Lalu adanya kesempatan bagi komunitas membeli tiket lebih awal (pre-sale) sebelum tiket diperjualbelikan untuk umum.

https://bandung.kompas.com/read/2023/07/15/115032978/soal-bobotoh-boikot-pertandingan-persib-ridwan-kamil-itu-mah-tinggal

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com