Salin Artikel

Cerita Nasi Kuning Rp 3.000 di Cianjur, Buat Orang Rela Antre Panjang

Setiap hari ratusan warga rela mengantre panjang demi seporsi nasi kuning yang dijual Cincien sebelum memulai aktivitas.

Calon pembeli bahkan harus mengambil kupon terlebih dahulu agar bisa masuk dalam antrean.

Babah Cien, sapaan Cincien, berjualan nasi kuning yang dibanderol harga Rp 3.000 di depan tokonya, Jalan Manungsarkoro, Cianjur, Jawa Barat.

Dengan harga semurah itu, pembeli bisa mendapatkan seporsi komplit nasi kuning dengan pilihan menu yang diinginkan, mulai ayam serundeng, ayan bumbu kecap, ayam krispy, rendang, balado telur, tahu tempe, perkedelan dan lainnya.

Tidak hanya nasi kuning, khusus untuk akhir pekan, Babah Cien juga menjual bakso dan bubur ayam, harganya pun sama, cuma Rp 3.000.

"Ini kita tidak bikin sendiri, ya. Tapi beli dari pedagang sekitar dengan harga normal. Untuk nasi kuning misalnya, kita belinya Rp 10.000 seporsi, tapi dijualnya cuma Rp 3.000," kata babah Cien kepada Kompas.com, Selasa (18/7/2023).

"Dengan begitu gak matiin usaha warga. Tujuannya kita memang buat memberdayakan pelaku UMKM dan pedagang sekitar sini," sambung dia.

Karena itu, babah Cien menegaskan, upayanya ini bukan untuk mencari keuntungan, melainkan semangat berbagi antarsesama dengan cara menyediakan sarapan dengan harga yang bisa dijangkau semua kalangan.

"Jadi konsepnya kita menyubsidi. Dananya dari kita dan ada beberapa pihak yang turut berdonasi," ujar dia.

Babah Cien berharap, langkah yang diinisiasinya ini terus berkelanjutan dan bisa diterapkan di lokasi lain.

"Sejauh ini responnya sangat luar biasa. Sehari yang datang selalu ratusan, bahkan kalau akhir bekan bisa sampai 350 orang," ungkap babah Cien.


Awalnya nasi kuning Rp 3.000 ini dijual untuk memenuhi kebutuhan sarapan warga sekitar.

Namun seiring waktu, disampaikan Denny Fung, pembeli tak hanya warga lokal, melainkan juga dari luar kota, seperti dari Bandung dan Sukabumi.

"Mereka mengaku tahu dari medsos. Sengaja ke sini karena penasaran, tapi katanya memang enak dan murah meriah. Biasanya akhir pekan suka ada yang datang dari luar kota," tutur Fung.

Fung menjelaskan, kendati mengusung semangat bersedekah, namun pihaknya tidak menggratiskan.

Alasannya, tidak mendidik dan ingin memanusiakan.

"Kalau ini digratiskan, kesannya gimana, sekali dua kali orang datang malu. Tapi ini kan mereka ke sini untuk membeli, sebagai pembeli," kata dia.

Makna di balik harga Rp 3.000

Fung menuturkan, banderol harga Rp 3.000 untuk semua menu sarapan yang dijual memiliki makna filosofi merujuk ke sila ketiga Pancasila.

"Persatuan Indonesia. Indonesia bersatu tanpa memandang ras, etnis, suku dan agama. Sekira filosofisnya seperti itu," kata Fung.

Karena itu, Fung akan sangat senang jika konsep ini diadopsi pihak lain dan diterapkan di tempat lain.

"Semakin banyak kita saling berbagi, saling meringankan beban sesama, tentu kesatuan akan semakin erat terjalin," tandas Fung.

Enak dan mengenyangkan

Ipah (55), warga Kelurahan Solokpandan Cianjur ini mengaku nyaris tak absen sarapan nasi kuning Rp 3.000.

Selain murah, ia mengaku rasanya enak dan pilihan menu yang disajikan bervariatif.

"Murah pisan, porsinya juga pas kenyangnya. Sejak bulan puasa lalu suka ke sini, enggak apa-apa antre juga," kata Ipah.

Hari ini Ipah sengaja mengajak menantunya yang perempuan untuk sama-sama merasakan sensasi sarapan di tepian jalur pejalan kaki dengan ratusan warga yang lain.

"Seru aja, sambil ngobrol sana sini, jadinya nambah banyak kenalan juga," ujar dia.

Menurut Ipah, harga nasi kuning yang dijual di sini sangat murah jika dibandingkan harga yang dijual pada umumnya.

"Biasanya ya kisaran Rp 10.000 apalagi kalau yang pakai ayam-ayam seperti ini. Jadinya sangat membantu lah warga yang ingin sarapan enak, kenyang dan murah meriah," ujar Ipah.

https://bandung.kompas.com/read/2023/07/18/081721178/cerita-nasi-kuning-rp-3000-di-cianjur-buat-orang-rela-antre-panjang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke