Salin Artikel

Bengkel yang Viral karena Getok Harga di Sentul Bogor Terbakar, Polisi Ungkap Kerugiannya

BOGOR, KOMPAS.com - Bengkel yang videonya sempat viral karena peras atau getok harga jasa servis motor warga di Sentul, Bogor, Jawa Barat, dikabarkan terbakar.

Kapolsek Babakan Madang AKP Susilo Tri Wibowo mengatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (19/7/2023) malam sekitar pukul 23.30 WIB.

Dari hasil penyelidikan, kebakaran tersebut diduga terjadi karena adanya korsleting.

"Penyebab terjadinya kebakaran tersebut berasal dari adanya korsleting arus listrik," kata Susilo saat dikonfirmasi melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (22/7/2023).

Susilo menjelaskan, kebakaran mulanya dilaporkan oleh warga yang berada di dekat lokasi kejadian. 

Menurut warga atau saksi mata, saat itu terdengar letupan yang disusul dengan suara ledakan dari dalam bengkel. 

Tak lama setelah itu, kobaran api beserta asap hitam keluar membumbung tinggi sehingga membuat warga sekitar panik.

"Saksi mata yang melihat itu adalah seorang penjaga warung di dekat bengkel itu. Saat itu, ada suara letupan dan disusul dengan suara ledakan dari dalam bengkel disertai keluarnya asap dan api," ungkapnya.

Mengetahui laporan kebakaran, petugas pemadam kebakaran (Damkar) Kabupaten Bogor kemudian bergegas menuju lokasi kejadian.

Sebanyak empat unit mobil Damkar diterjunkan untuk memadamkan kobaran api tersebut.

"Malam itu ada empat unit mobil beserta personelnya memadamkan api di lokasi," ujarnya.

Selama 45 menit, sambung Susilo, api akhirnya berhasil dilokalisir pada dini hari. 

Petugas akhirnya dapat memadamkan api yang menghanguskan bengkel tersebut.

Susilo memastikan, tidak ada korban jiwa dalam kebakaran tersebut. Namun, pemilik bengkel harus mengalami kerugian hingga Rp 500 juta.

Diketahui, sebuah video bengkel bernama Hens Motor viral karena memeras dengan menggetok harga Rp 2,7 juta kepada pengendara pasangan suami istri saat menyervis ganti oli.

Tak lama setelah kasus ini viral, Polres Bogor memanggil pemilik akun TikTok @echadama08, yang membagikan video getok harga servis.

Echa Damaya (31) datang bersama suaminya Rohadi Saputra (33) ke Mapolres Bogor, Cibinong, Bogor, pada Jumat (5/5/2023) sore pukul 15.45 WIB. 

Setelah berada di ruangan, polisi kemudian memfasilitasi pertemuan antara pengendara pasangan suami istri atau pengunggah video viral ini dengan tiga orang dari pihak bengkel Hens Motor.

Dalam pertemuan itu, kedua belah pihak berdamai setelah dimediasi oleh kepolisian. Perdamaian itu tertuang dalam perjanjian tertulis yang telah ditandatangani kedua belah pihak. 

Pengunggah video viral, Echa dan suaminya kemudian melanjutkan sesi foto bersama dengan pihak bengkel Hens Motor. 

Saat ditemui Kompas.com usai mediasi, Echa mengatakan dirinya dan pihak bengkel Hens Motor telah saling memaafkan. 

Dengan demikian, kasus video viral getok harga servis di bengkel tersebut telah selesai.

"(Hasil pertemuan tadi seperti apa?) Kita saling damai tidak memperpanjang masalahnya. Dia mengakui kesalahannya. Jadi kita saling minta maaf aja," ungkap Echa kepada Kompas.com, Jumat malam.

"Saya minta maaf sudah memviralkan dan dia minta maaf memberi harga mahal (getok harga servis)," imbuhnya.

Echa mengaku sudah menyelesaikan secara kekeluargaan dan berdamai saja. Ia pun tidak menuntut dan melanjutkan perkara tersebut ke ranah hukum.

"Saya berdua dan dipertemukan dengan pihak bengkelnya itu, ada kasirnya, mekaniknya dan pemilik (bos Hens Motor). Ya sudah tidak diproses. Dia mengakui itu salah sudah cukup karena ini bisa jadi pelajaran ke bengkel bengkel lain. Jadi sudah clear ya," jelasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/07/22/123804878/bengkel-yang-viral-karena-getok-harga-di-sentul-bogor-terbakar-polisi-ungkap

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com