Salin Artikel

Ketua PSSI Evaluasi Liga Indonesia, dari Wasit, Suporter, hingga Utang

BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir mengancam memberikan sanksi berat bagi wasit "Nakal". 

Seperti diketahui, para wasit ini diberikan kewenangan untuk memimpin pertandingan seluruh Liga di Indonesia, termasuk BRI Liga 1 yang kini telah memasuki pekan keempat. 

Saat ini, sambung Erick, ada beberapa wasit yang dipanggil Bareskrim Polri. Mereke terindikasi melakukan permainan pengaturan skor di beberapa laga yang sudah lewat.

Meski dipanggil Kepolisian, tentu para wasit tersebut bersalah. Hanya wasit yang terlibat pengaturan skor yang akan menerima sanksi.

"Ada tiga yang harus kita tingkatkan. Pertama perwasitan, bahwa kalau ada wasit yang nakal pasti saya gigit, dan buktinya kan sudah ada beberapa yang dipanggil Bareskrim Polri kemarin, tapi bukan berarti mereka ditangkap karena apa-apa kan belum terbukti. Jadi intinya kalau mereka ikut main pengaturan skor pasti ditangkap," katanya dijumpai di Soreang, Kabupaten Bandung, Senin (24/7/2023).

Selain hukuman dari kepolisian, sanksi larangan memimpin pertandingan seumur hidup menanti bagi wasit yang ikut terlibat permainan pengaturan skor. 

"Dan kalau ditangkap oleh kepolisian ya dari kami pasti hukuman seumur hidup. Tapi ini kan perlu bukti," ujarnya.

Kendati menyiapkan sanksi tegas, Erik mengungkapkan, penting pula mengedepankan dan mengukur kemampuan wasit.

Pasalnya, wasit pun mengalami tekanan di lapangan saat memimpin pertandingan.

"Tetapi ada juga yang wasit ya karena mereka meniup salah karena mereka mungkin kemampuan atau tekanan di lapangan, nah itu memang harus ada hukuman-hukuman  yang berbeda," terangnya.

Erik mengaku tak main-main soal hukuman yang akan di jeratkan bagi wasit "nakal".

Menurutnya, sanksi tersebut diusulkan untuk membangun integritas wasit di Indonesia.

Bahkan, untuk menunjang hak itu, bukan hanya sanksi yang disiapkan olehnya, sejumlah pelatihan yang menunjang kinerja wasit pun telah disiapkan.

"Satu, kita gigit kalau ada main-main pihak kepolisian sudah siap. kedua, kalau memang meniup salah kapabilitasnya kita didik, kita dorong. Kemarin ada pelatihan sudah dua kali. Yang ketiga teknologi, sehingga mengurangi kesalahan. Tetapi yang paling penting, bagaimana kita menuju  Februari 2024 supaya bisa menekan kekurangan-kekurangan ini," ujar Erik.

Selain itu, fasilitas penunjang yang lain seperti tunjangan BPJS untuk wasit, sudah disiapkan. Menurutnya, apa yang difasilitasi PSSI harus dimaknai lebih oleh para wasit. PSSI serius memikirkan kesejahteraan wasit tanah air.

"Kalau yang lainnya saya rasa perwasitan sudah kasih BPJS semua, lalu penggajian pun bahkan kalau setahun niup 17 sampai 15 kali itu sudah standardisasi, dan ini yang kita dorong," bebernya.

Evaluasi Suporter 

Selain menyoroti kinerja wasit, pihaknya mendorong perubahan di tubuh pemain ke 12 atau supporter.

Sejauh ini, baru ada opsi pengurangan poin bagi klub yang supporternya yang berulah.

Namun, aturan tersebut, tidak dijelaskan detail bahkan cenderung tak ada di dalam BRI Liga 1.

"Lalu yang kedua mengenai suporter, memang ada dorongan sudah pengurangan poin di klub biar kapok, ya tapi kan begini, ini kan transisi ya aturan liga tidak ada itu. Tentu harus diperbaiki aturannya dan itu perlu kesepakatan antara pssi dan liga," kata Erik.

Meski supporter merupakan ranah Independen, namun pihaknya terus berupaya melakukan perubahan.   

"Karena liga ini kan independen, PSSI cuman punya saham itu 1 persen, nah tapi kita dorong," ungkapnya.

Hingga kini, kata Erik, FIFA masih belum mencabut sanksi pada Indonesia terkait insiden yang melibatkan supporter.

FIFA, lanjut Erick, hanya memberikan waktu selama 2 tahun untuk Liga Indonesia bertransformasi.

"Apalagi sudah ada kesepakatan antara FIFA dengan pemerintah, pihak Kepolisian dengan liga diawasi oleh PSSI, tidak ada yang namanya suporter tandang. Karena ingat loh, peristiwa kerusuhan ini masih terjadi sekarang. Nah ini yang harus kita janga, jangan sampai kita disanksi FIFA, karena FIFA itu belum mencabut sanksi. Mereka itu kasih waktu kita 2 tahun untuk bertransformasi dan diawasi," tandasnya.

Melunasi Utang PSSI

Erik menambahkan, saat ini PSSI tengah membenahi keuangan PSSI. Di bawah kepemimpinannya, PSSI tengah mencicil hutang-hutang lama.

"Tapi kan tentu baru di awal tahun depan baru kita bisa umumukan," ungkapnya.

Soal hutang tersebut, Erik mengaku memiliki langkah sendiri yang saat ini tengah diciptakan, salah satunya adalah pembentukan Satuan Tugas (Satgas) pemberantasan mafia.

Satgas itu, nantinya bakal difungsikan untuk memeriksa keuangan di tubuh PSSI.

"Tapi ya kita kalau memang ini tidak ada kejelasan kita akan bikin satgas aja ya. Satgas pemberantasan daripada mafia versi saya dan juga buat satgas untuk pemeriksaan keuangan supaya kelihatan siapa yang korupsi," ujarnya.

Erik tak menyebut jumlah detail hutang PSSI, hanya saja pihaknya optimis persoalan tersebut bisa selesai di bawah kepemimpinannya.

"Kan udah di umumkan sampe seratus, puyeng ga, puyeng lah," jelanya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/07/24/210257878/ketua-pssi-evaluasi-liga-indonesia-dari-wasit-suporter-hingga-utang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke